68

711 77 24
                                    

Dorr,,,

Terdengar suara tembakkan yang menggema di dalam ruangan temaram tersebut.

Semua yang berada di sana terkesiap kaget dan menahan napas mereka, Tetapi di antara mereka semua ada seseorang yang berdiri dengan tangan yang bergetar.

Tubuh besar Jonh seketika ambruk ketika sebuah timah panas menembus dada kirinya.

Akan tetapi hal tersebut tidak di hiraukan oleh mereka karena saat ini perhatian mereka tertuju kepada seorang pemuda bermanik teduh yang tengah berdiri dengan pistol yang berada di tangannya.

"Zach?" ucap Jack tidak percaya.

Seketika pistol yang berada di tangannya jatuh bersamaan dengan tubuhnya yang meluruh kelantai seakan kakinya tiba-tiba berubah menjadi jelly.

"Apa yang sudah aku lakukan?" gumam Zach sembari menatap kedua telapak tangannya yang bergetar.

Jack berjongkok dan kemudian menepuk pundak Zach.

"It's okay bro, kau melakukan hal yang benar" ucap Jack berusaha menenangkan Zach yang masih syok akan apa yang baru saja di lakukannya.

Sementara Corbyn menghampiri Jonah yang berusaha bangkit masih dengan memegangi bahunya yang tidak berhenti mengeluarkan darah.

"Jou, bahumu,,,"

"Itu tidak penting sekarang, yang terpenting adalah aku harus menyelamatkan Letta" ucap Jonah dan menaiki satu persatu anak tangga.

"But Jou,,," ucapan Corbyn terpotong ketika mendengar keributan yang berasal dari arah belakangnya. Ternyata segerombolan anak buah Jonh datang dari arah belakang gedung.

Hal itu membuat Jack, Zach dan Daniel kewalahan, belum lagi Jocellin ysng berada di sana membuat fokus mereka terbagi antara melawan atau melindungi gadis itu.

Sementara Darren dan yang lainnya masih belum menampakkan tanda-tanda keberadaannya.

"Shit!" desis Corbyn. Ia menatap punggung Jonah yang telah berada di lantai atas sejenak sebelum ikut membantu ketiga sahabatnya.

"Wish you luck buddy" gumam Corbyn di tengah pertarungannya.

Sementara Jonah tengah menelusuri lorong yang terdapat di lantai dua dan sialnya terdapat banyak pintu di sana.

"Sshh,," Jonah merintih sembari memegangi bahu kanannya yang tidak berhenti mengeluarkan darah.

"Dimana kau Letta?" gumam jonah sembari membuka satu persatu pintu yang berada disana.

"Arghh,,," terdengar suara teriakan yang berasal dari pintu ysng terdapat di ujung lorong.

Jonah segera berlari dan kemudian menendang pintu tersebut, menyebabkan pintu yang tidak bersalah itu ambruk seketika.

"Letta!!" teriak Jonah begitu melihat gadisnya yang terikat pada sebuah tiang dengan keadaan yang sangat mengenaskan.

"Bertahanlah! Aku akan menyelamatkanmu" Jonah merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan pistol milik mendiang ayahnya yang sedari tadi berada di dalam kantong mantelnya.

"Ck,,ck,, tidak secepat itu bocah. Jatuhkan senjata itu atau pisau ini akan mengiris kulit halus ini" Sarah menggoreskan benda tajam itu pada leher Letta membuat Letta meringis sakit.

"Jangan!" panik Jonah. Ia segera melemparkan pistolnya jauh dari jangkauan dirinya.

"Sudah, sekarang lepaskan dia, urusanmu adalah denganku dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan semua ini" ucap Jonah.

Sarah tertawa terkekeh dan kemudian memperdalam pisau yang berada di leher Letta.

"Arghh,, sa-sakit" Letta semakin merintih kesakitan.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang