55

785 85 7
                                    

Setelah delapan jam berlalu akhirnya dokter yang menangani operasi Jonah keluar. Serentak mereka menghampiri pria berpakaian serba biru yang tampak letih tersebut.

"Bagaimana keadaan Jonah dok?" tanya Corbyn.

Dokter itu mengulas senyuman tipis. "Operasi nya berjalan dengan lancar, saat ini dia akan di pindahkan ke ICU kembali dan kami akan memantau keadaannya secara intensive" terang sang dokter.

Mereka semua menghela napas lega dan mengucapkan syukur.
"Apakah kami boleh melihatnya?" tanya Letta tidak sabar.

"Sebaiknya pasien tidak di kunjungi terlebih dahulu karena keadaannya belum cukup stabil dan belum sadarkan diri" jawab sang dokter.

"Kapan dia akan sadar dokter?" tanya Jack.

Sang dokter menepuk pundak Jack. "Kalian berdoalah dan berikan dia semangat, aku yakin dia akan pulih secepatnya"

"Terimakasih dokter dan tolong berikan yang terbaik kepadanya, dia sangat berarti bagi kami" ucap Corbyn.

Dokter itu mengangguk dan tersenyum lebar. "Dia beruntung memiliki kalian semua" kemudian pria paruh baya itu berlalu meninggalkan mereka semua.

Corbyn menghela napas dan kemudian duduk di kursi tunggu, ia mengusap wajahnya.
"Kau baik-baik saja?" Hanna menghampiri Corbyn.

"Entahlah, aku hanya merasa telah gagal memenuhi janjiku" ucap Corbyn.

Hanna menatap prihatin tunangannya tersebut.

"Bukan salahmu, mulai saat ini kita bersama dalam hal ini, kita akan saling menjaga termasuk Daniel. Bagaimanapun caranya aku akan menyeretnya kembali" ujar Jack penuh tekat.

Corbyn mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar kepada Jack. "Kau benar, kita tidak bisa membiarkan Daniel melangkah semakin jauh kalau perlu kita akan merantainya untuk tetap bersama kita" ucap si pemuda blonde.

"Jadi mulai saat ini libatkan aku dalam hal apapun itu. Dan jika kau masih berani merahasiakan sesuatu dariku makan bersiaplah untuk rambutmu menjadi hitam" ucap Jack dengan senyum devilnya.

"Aye,aye captain!"

*****
Di sebuah kamar hotel tampak seorang pemuda yang sedang berbaring di atas kasur dengan penampilannya yang kusut.

Sudah dua hari dia tidak bisa memejamkan mata, sekarang kegiatan favoritnya itu tidak bisa ia lakukan sama sekali.

Pikirannya sangat kacau, begitu banyak hal yang terjadi belakangan ini.

"Apakah yang aku lakukan saat ini salah?" gumamnya sembari menatap walpaper handphone-nya yang berisikan gabungan beberapa foto dari lima orang pemuda yang sedang tersenyum lebar kepada kamera.

Dari pose cool sampai pose bodoh ada di sana, didalam sana mereka semua tampak sangat bahagia.

"Tentu saja bodoh, yang kalu lakukan ini sangat salah. Kau meninggalkan sahabat-sahabatmu" gumamnya kembali.

"Tapi, mereka sudah membohongimu" bantahnya kepada argumennya sebelumnya.

"Pasti Corbyn memiliki alasan, dia tidak pernah melakukan suatu hal tanpa berpikir panjang terlebih dahulu" gumamnya kembali.

"Tapi,,, arghh! Kepalaku jadi sakit memikirkan semuanya. Kupikir dengan melarikan diri dari istana dapat membuat hidupku lebih tenang" ia membenamkan wajahnya kebantal berwarna putih itu.

Kemudian kebersamaan mereka selama ini terlintas di benaknya, bagaimana mereka pertama kali berkumpul, pertama kali mereka menjadi sebuah band, tangis dan tawa mereka. Apakah dia rela kehilangan itu semua?

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang