22.tawaran lainnya (2)

982 98 0
                                    

Revisi: (26 april 2019)

******
Daniel bersiul sepanjang disepanjang perjalanan, dia sedang berjalan-jalan santai di sekitar arena tempat konser mereka akan di gelar. Dia menatap sekelilingnya yang tampak begitu ramai, orang-orang sibuk berlalu-lalang mempersiapkan segala keperluan konser mereka malam ini.

Belum lagi suara teriakan para penggemar yang begitu menggelegar dari luar arena, membuat jantung Daniel semakin berdetak dengan kencang, merasakan euforia yang selama ini diinginkannya.

Sekian tahun hidup dalam kesendirian dan keterpurukan, membuatnya selalu ingin dikenali dan diperhatikan oleh semua orang.

Karena itulah dia nekat mengikuti sebuah ajang pencarian bakat, dan kemudian menerima tawaran untuk bergabung kedalam grup ini, tidak disangka-sangka justru dia malah mendapatkan sebuah keluarga yang sangat menyenangkan di sini, lengkap dengan ribuan penggemar yang selalu memperhatikan dan mencintai dirinya.

Daniel menghela napas dan mengulas senyuman bangga. Perjuangannya berbuah manis sekarang ini, meski pun dia masih belum bisa melepaskan masa-masa kelamnya, dan masih terus menghantuinya setiap kali hujan turun.

Seperti beberapa hari yang lalu, pada malam dimana dia hampir menabrak seorang gadis bertongkat. Oh, astaga! Dia belum mengganti tongkat itu, padahal dia sudah berjanji akan menggantinya. Daniel menepuk dahinya dan menggerutu, merutuki kebodohannya.

Bagaimana mungkin dia bisa melupakan hal tersebut?

Akibat terlalu sibuk dengan keperluan konser dan tour panjang mereka, membuat dirinya melupakan hal tersebut. Sungguh merepotkan mempersiapkan segala keperluannya sendirian, meskipun dia sudah terbiasa sendirian, tetap saja rasanya sungguh merepotkan.

Daniel berjalan menuju mobilnya terparkir sembari memutar-mutarkan kunci pada jari telunjuknya, dan bibir tipisnya bersenandung kecil.

"Yo bro! Kau mau kemana?" suara seseorang menghentikan langkah Daniel. Ia menoleh ke belakang, dan mendapati Jack bersama seorang gadis yang kalau tidak salah bernama Jessie, sedang berjalan ke arahnya.

"Oh, hai bro" ucap Daniel. "Dan hai Jessie, right?" Jessie mengangguk dan tersenyum kecil.

"Kau akan pergi kemana?" tanya Jack.

Daniel menggumam dan memutar matanya mencari alasan. "Aku akan membeli beberapa keperluan sebelum tour" jawab Daniel sebagai alibi.

Jack mengerutkan dahinya bingung. "Kau belum siap berkemas, bro?"

"Mmh ... belum, tinggal sedikit lagi. Kau tahu, sangat melelahkan dengan seluruh jadwal kita beberapa hari ini, jadi aku sampai melupakan beberapa barang" jawab Daniel.

Jack mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. ",bagaimana jika kau mencari asisten saja? Seperti aku" Jack merangkul bahu Jessie, membuat gadis itu selalu merona.

Daniel mengerutkan dahinya memikirkan perkataan Jack. Apakah dia harus mencari asisten saja? Tapi sangat sulit mencari seseorang yang sesuai dengan dirinya, meski pun Daniel kelihatan ramah dan hangat kepada siapa saja, tapi sangat sulit menerima orang asing didalam kehidupannya, yang berusaha ditutupinya serapat mungkin.

"Mungkin akan kupikirkan, kalau begitu aku pergi dulu. Bye~" Daniel melambai, yang dibalas lambaian tangan oleh keduanya.

Ia melajukan mobilnya menuju toko yang menjual alat-alat kesehatan. Setelah mendapatkan tongkat yang sama dengan milik Joce, dia bergegas menuju panti yang cukup jauh tersebut, karena terletak di pinggiran kota.

Daniel memarkirkan mobilnya di seberang panti, karena tidak memungkinkan dirinya untuk memarkirkan mobilnya di halaman panti, yang dipenuhi oleh anak-anak yang sedang bermain.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang