"Sial! Mereka banyak sekali" Darren mengumpat di tengah pertarungannya saat musuh yang di hadapai olehnya bukannya berkurang justru bertambah banyak.
Sebenarnya berapa banyak orang yang di sewa oleh Jonh itu? Dan dari mana bajingan itu mendapatkan uang sebanyak itu untuk menyewa mereka semua? Batin Darren dengan kesal.
"Tuan Darren di belakangmu!" teriakkan salah satu pengawal Paul mengejutkannya. Ia menoleh dan mendapati sebuah balok kayu hampir mengenai kepalanya jika saja tidak ada seseorang yang menahannya.
"Kita berjumpa lagi anak muda" ucap seseorang yang menahan balok kayu tersebut.
"Kau?" Darren menyeringitkan dahinya, sepertinya ia pernah bertemu dengan orang yang baru saja menyelamatkan nyawanya tersebut.
"Tidak ada waktu untuk berkenalan, saat ini ada hal yang lebih penting yang harus di urus" ucap seseorang itu dan kemudian mendaratkan sebuah tendangan kepada lawannya.
"Dimana tuan muda Jonah?" tanya orang itu setelah berhasil menjatuhkan dua orang lawannya.
"Jonah dan yang lainnya berada di dalam" jawab Darren yang tengah menghadapi tiga orang sekaligus.
"Rekan-rekanku akan membantumu disini, aku harus menyusul tuan muda" seseorsng itu menepuk bahu Darren dan kemudian menyusul langkah seseorang yang tampak terlebih dahulu berlari kedalam.
"Dia?" Darren mengerutkan dahinya saat melihat sesosok pria paruh baya yang baru saja menghilang dari balik tembok.
"Apakah?"
*****
Sementara itu keempat pemuda yang tengah bertarung itu terkepung dan terdesak di tengah kerumunan orsng-orang bertubuh besar dan berawajah sangar."Cih, ini sungguh memalukan" Jack berdecih masih dengan memasang kuda-kuda untuk menyerang, meski kini wajahnya telah di banjiri oleh peluh dan tenaganya yang telah terkuras habis.
Hal yang tidak jauh berbeda juga di alami oleh yang lainnya. Bahkan Zach telah terbungkuk sembari mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
"Daniel, aku takut" lirih Jocellin yang berada di belakang punggung Daniel. Pemuda bermanik biru tersebut menoleh kepada Jocellin.
"Sshh,, tenanglah, semuanya akan baik-baik saja" ucap Daniel berusaha menenangkan gadis bermanik serupa dengan dirinya tersebut.
"Jika ini adalah saat terakhir kita maka setidaknya kita menepati salah satu janji kita" ucap Corbyn tiba-tiba. Kedua manik tajamnya menatap orang-orang yang mengepung mereka satu persatu mengeluarkan pistol dari balik kantung jaket mereka.
"Apa itu?" tanya Jack. Corbyn menoleh dan tersenyum kecil.
"Selalu bersama-sama hingga akhir" jawab Corbyn.
Jack terdiam seketika namun sedetik kemudian pemuda keriting tersebut tersenyum kecil.
"Yeah,, you right. We'll together till the end" ucapnya.
"Glad to know you in my life guys" ucap Zach dan kemudian merangkul bahu Jack yang berada di sebelahnya.
Daniel semakin menarik Jocellin hingga berada di dalam rangkulannya. "Aku tau ini mustahil tetapi jika kita berhasil selamat maka aku akan mengajakmu berkencan" bisik Daniel di telinga Jocellin.
Jocellin terkekeh dan menepuk dada Daniel pelan. "Bahkan di situasi seperti ini kau masih sempat melucu?"
Corbyn menatap satu-persatu dari mereka memejamkan matanya seakan telah pasrah akan hal yang terjadi selanjutnya.
"Berjuanglah Jou, aku berdoa atas keselamatanmu dan Letta. Semoga kalian dapat selamat dan hidup bahagia kemudian" gumam Corbyn dan memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanficSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...