11. Zach & Caitlyn moment

1.3K 123 5
                                    

Revisi: (7 maret 2019)

*****

Dasar gadis aneh dan menyebalkan. Berani-beraninya dia memperlakukanmu seperti itu. Apa dia tidak tau siapa aku?
~Zach

"Apa-apaan mereka itu, meninggalkan aku sendirian seperti ini" gerutu Zach sembari menendangi kerikil di atas trotoar dengan kesal, dia baru saja ditinggal oleh teman-temannya, ketika tidak sengaja menabrak seorang ibu-ibu ketika sedang berjalan kaki bersama sahabat-sahabatnya.

Ibu-ibu tersebut memarahinya habis-habisan, padahal dia sudah meminta maaf. Akhirnya setelah meminta maaf untuk yang kesekian kalinya, Zach dapat menyingkir dari hadapan ibu-ibu pemarah tersebut.

Namun naas dia rupanya sudah ditinggalkan oleh yang lainnya, dan jadilah dia di sini, berjalan kaki seorang diri menuju restoran pizza langganan mereka.

Kedua mata teduhnya menangkap sebuah botol plastik yang tergeletak begitu saja di hadapannya, dengan kesal dia menendang botol plastik yang tidak bersalah tersebut.

"Aargh ... " keluh seseorang saat botol tersebut mengenai dahinya.

Zach membulatkan kedua matanya, dia tidak menyangka jika botol tersebut akan mengenai seseorang. Ia segera membalikkan badannya, berniat untuk melarikan diri.

"Hei! Jangan lari kau pengecut" hardik seseorang sembari menahan bahunya. "Ingin kabur setelah melempar kepalaku hah?" dan satu detik kemudian Zach merasakan sesuatu menghantam kepala belakangnya.

"Arghh ... what the hell, man?!" Zach membalikkan badannya melihat pelaku yang sudah melempar kepalanya.

Dihadapannya kini berdiri seorang gadis berambut pirang yang sedang berkacak pinggang seakan menantang dirinya.

"Beraninya kau!" Zach mengarahkan jari telunjuknya pada wajah mungil gadis di hadapannya. Bukannya takut, gadis itu malah semakin mengangkat dagunya seakan menantang Zach.

"Apa kau tidak tahu siapa aku?"

"Memangnya kau siapa? Anak presiden? Atau anak raja?" keduanya saling melemparkan tatapan sengit, sebelum akhirnya Zach menghela napas dan memilih mengalah dengan meninggalkan gadis tersebut.

"Dasar gadis sialan" gumam Zach.

Dugg ...

"Arghh ...!" Zach merasakan sesuatu kembali mendarat di kepala belakangnya.

"Dasar kau pengecut! Aku bisa mendengar umpatanmu itu bodoh" seru gadis di belakangnya. Rupanya gadis tadi melemparnya dengan sebuah sepatu kets yang sudah lusuh. Apa-apaan gadis ini.

"Dengar pirang! Aku tidak tau apa masalahmu, jadi kumohon jangan menggangguku lagi. Hari ini sudah cukup berat bagiku jadi aku sangat memohon padamu!" Zach menyatukan kedua telapak tangannya di bawah dagu, dan kemudian meraih sepatu yang digunakan untuk menimpuk kepalanya tadi.

"Dan ini sebagai jaminan" ucapnya kemudian segera berlari meninggalkan gadis itu, yang terus meneriaki dan memakinya.

Zach menghentikan larinya setelah dirasa gadis itu tidak lagi mengejarnya. Ia berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal, kemudian dia terkekeh sendiri seperti orang gila sambil menatap sepatu di genggamannya.

"Kenapa aku seperti orang bodoh begini?" Seakan baru tersadar, ia mengerutkan dahinya bingung. Kenapa dia jadi membawa sepatu lusuh ini? Astaga, mengotori tangannya saja.

Ketika dia berniat untuk membuang sepatu tersebut, sesuatu seperti menahannya, entah kenapa dia yakin akan bertemu kembali dengan si pirang menyebalkan itu. Bagaimana jika gadis itu meminta kembali sepatunya?

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang