"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan kepadaku Jou?"
Seketika kedua insan itu menoleh dan mendapati Daniel yang telah berdiri di hadapan mereka dengan tatapan bertanya.
Begitu juga yang lainnya. Mereka berhenti dari aktivitas masing-masing dan terfokus kepada kedua sejoli yang tengah berdebat dengan sengit sedari tadi.
"Tidak ad,,,"
"Jonah ingin membicarakan sesuatu kepadamu Niel" potong Letta cepat.
Jonah menatap perotes kepada Letta namun diacuhkan oleh gadis tersebut.
"Right, tapi bukan disini" ucap Jonah pada akhirnya.
Ia bangkit dan kemudian menggiring Daniel menuju kedalam.
"Apakah tidak apa-apa membiarkan mereka berdua? Tampaknya hal yang ingin di bicarakan sangat serius" bisik Hanna kepada Corbyn.
"Kita tidak perlu ikut campur, seperti katamu sudah saatnya Jonah menghadapi dunia yang di hindarinya selama ini" balas Corbyn.
Jocellin yang mengetahui apa yang akan di bicarakan oleh Jonah bangkit hendak menyusul tetapi tangannya langsung di cekal oleh Darren.
"Biarkan mereka menghadapi masalah mereka"
"Tapi,,,"
"Kujamin tidak akan terjadi apa-apa" ucap Darren menenangkan.
"Terkadang kita tidak boleh terlalu ikut campur meskipun ia adalah orang yang kau cintai sekalipun, sudah cukup bakat yang kita gunakan untuk masalah mereka. Ini saatnya mereka menyelesaikan masalahnya sendiri"
*****
Sementara di dalam base camp tepatnya di ruang bersantai terlihat dua anak adam yang tengah diliputi oleh suasana mencekam."Sekarang apa yang ingin kau bicarakan Jou?"
Jonah mengedarkan pandangannya kemana saja asal tidak bertemu dengan kedua safir milik Daniel.
"Jonah?" Daniel memiringkan kepalanya dan menatap kewajah pemuda berusia 20 tahun tersebut.
"Sebenarnya yang membunuh keluargamu adalah Sarah" ucap Jonah akhirnya.
Daniel tediam seketika, urat di wajahnya menegang. "Lelucoan apa ini?" desis Daniel datar. Kedua safirnya menatap kosong kedepan.
"Dia yang merencanakan pembunuhan keluargamu, dia juga mendidikmu dengan menanam kebencian kepada keluargaku" terang Jonah.
Daniel terdiam seketika dan kemudian bangkit dari duduknya.
"I need time" ucapnya sebelum berlalu kekamarnya.
Jonah menatap maklum kepada punggung Daniel, ia tau ini pasti berat bagi Daniel. Seseorang yang telah merawatnya sedari kecil ternyata pembunuh keluarganya sendiri.
Jonah mengusap wajahnya dengan kasar. Kenapa masalah silih berganti datang di kehidupannya, tidak bisakan semenit saja ia menjalani hidup dengan tenang?
"Hei, kau melakukan hal yang benar" sebuah elusan di pundaknya membuat bahu Jonah yang tadinya menegang jadi melemas.
"Entahlah, aku merasa lelah dengan hidupku" Jonah menarik Letta untuk masuk kedalam dekapannya.
Letta menepuk dada Jonah dengan pelan. "Sebentar lagi dan semuanya akan baik-baik saja" bisik Letta.
Jonah mengeratkan pelukkannya. "Kau tahu seberapa besar cintaku kepadamu?"
Letta mengangkat kepalanya dan menatap kedua safir Jonah. "Aku tahu bahwa cintamu sangat besar sehingga tidak akan bisa menolak permintaanku yang satu ini" Letta mengerling kepada Jonah.
KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanfictionSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...