Revisi: (26 april 2019)
*****
Di lain tempat tampak seorang gadis berambut pirang, terlihat begitu sibuk mengantarkan pesanan dari satu meja ke meja lainnya. Dihiraukannya keringat yang sudah bercucuran membasahi dahi dan bajunya, dia berusaha membawa makanan pelanggan sehati-hati mungkin."Ini pesanan anda, satu burger jumbo dengan extra keju dan soda ukuran premiumnya, selamat menikmati" ia mengulas senyum tipis kepada pemuda yang terlihat sibuk dengan laptopnya tersebut.
Pemuda itu tidak menyahut atau membalas senyuman Caitlyn, ia masih bergeming dengan tatapan yang terpaku kepada laptopnya.
Gadis pirang itu hanya menghela napas dan segera kembali untuk mengambil pesanan berikutnya.
"Cepat sedikit gerakmu itu Caitlyn! apa kau tidak lihat jika pelanggan kita sangat banyak saat ini?!" sentakan kasar itu membuat Caitlyn berusaha mempercepat gerakannya, padahal dia sudah merasa pegal karena sudah melakukan pekerjaannya lebih dari tiga jam yang lalu, sungguh melelahkan.
Caitlyn kembali menghela napas sejenak setelah mengantarkan pesanan sebuah keluarga yang lumayan banyak. Benar-benar hanya dia sendiri yang membawa pesanan untuk enam orang tersebut.
"Caitlyn! Aku menggajimu bukan hanya untuk bernapas! Cepat layani pembeli, aku tidak mau kau membuat ulah seperti sahabatmu itu!" kembali sentakan dari Scott-manager cafe- membuat Caitlyn terperanjat, gadis itu bergegas kembali melayani pembeli, tidak mau kena semprot oleh sang atasan.
Hingga akhirnya, kaki Caitlyn tidak sengaja menyenggol sebuah meja, ketika akan mengatarkan minuman untuk seseorang yang berada di meja paling sudut restoran.
Menyebabkan gadis itu terjerembab ke atas lantai, tetapi sebelum itu tangannya sempat berpegangan pada meja tersebut, menyebabkan meja beserta isinya terjatuh berhamburan kelantai.
"Laptopku!" teriak pemuda, si pemilik laptop dengan histeris, ketika mendapati laptopnya yang sudah berhamburan di atas lantai bersama dengan makanannya.
Sementara itu Caitlyn meringis ketika merasakan perih di kepalanya, ia meraba dahinya dan mendapati noda darah menempel di sana. Ah, rupanya dia terluka karena tertimpa meja yang berukuran cukup besar tersebut.
"Hei kau! Apa kau tidak punya mata?! Lihat laptopku jadi rusak!!" hardik pemuda itu, kepada Caitlyn yang masih terduduk sembari memegangi kepalanya.
"Ada apa ini?" Scott menghampiri keributan yang terjadi di tengah-tengah cafe.
"Kau pemilik cafe ini? Katakan kepada pelayan tak becusmu ini untuk berhati-hati. Lihat! Laptopku menjadi rusak karenanya" pemuda itu menunjuk-nunjuk wajah Caitlyn yang masih meringis kesakitan.
Wajah Scott memerah menahan marah. "Dasar tidak berguna! Apa yang kau lakukan hah?!" bentak Scott dengan suara menggelegar.
Orang-orang yang berada di sana hanya memperhatikan tanpa ada niatan melerai, mereka menatap keributan itu dengan penuh minat, ada juga yang memandang iba kepada gadis yang sedang terduduk di lantai tersebut.
"Wow, wow, take it easy bro, begitukah cara kalian memperlakukan perempuan? Apakah begitu kalian memperlakukan ibu kalian dirumah?" seseorang menghampiri keributan tersebut dan berjongkok di sebelah Caitlyn.
"Kau?" lirih Caitlyn, yang di balas senyuman manis oleh seseorang tersebut.
"Siapa kau? Aku tak ada urusan denganmu" ucap pemuda yang laptopnya rusak tadi.
"Shh ... kau tidak perlu mengetahui siapa aku, biarkan aku membawa nona ini jika kalian tidak ingin menolongnya, oke?" balasnya dan merengkuh bahu kecil Caitlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
why don't we? (COMPLETE)
FanfictionSiapa yang sangka kelima pemuda tampan yang selalu tampak bahagian dan sedikit konyol itu memiliki masalalu yang sangat berat. "Aku ingin melarikan diri dari dunia gelap yang seakan menjadi kutukan abadi bagi keluargaku"--Jonah " Aku ingin melarikan...