52

747 79 3
                                    

Tidak lama setelah kepergian Jack dan Zach dokter keluar dari dalam ruangan yang sedari tadi tertutup rapat pintunya.

Letta bangkit dan menghampiri dokter yang sedang melepas masker birunya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Letta.

Dokter itu menggeleng. "Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin" seketika dunia tempat Letta berpijak runtuh dan kegelapan mulai menyergapnya.

"Letta!" Darren yang berada di dekat Letta segera menangkap tubuh yang akan menghantam lantai tersebut.

"Letta,,bangun hei, bangunlah Letta!" Hanna menepuk-nepuk pipi gadis berkacamata tersebut.

Namun gadis itu tetap tidak bergeming. Dokter tadi mendekati Letta dan memeriksa denyut nadi gadis itu.

"Dia sepertinya kelelahan dan banyak pikiran, sebaiknya kalian membawanya ke UGD untuk mendapat penanganan" tutur sang dokter. Darren mengangguk kemudian membopong tubuh kecil Letta menuju UGD di ikuti oleh Caitlyn.

Corbyn menghampiri sang dokter dan menanyakan keadaan Jonah.

"Luka yang di alaminya tidak terlalu parah kecuali tulang hidungnya yang retak" jelas sang dokter.

"Tapi, terdapat gumpalan darah di otaknya. Apakah pasien pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan kepalanya terbentur?" tanya sang dokter.

Corbyn menganggukkan kepalanya. "Dia pernah mengalami kecelakaan dan mengalami amnesia sampai sekarang" terang Corbyn.

Sang dokter mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sepertinya itu lah penyebab terjadinya penggumpalan darah tersebut. Saya sarankan untuk segera melakukan operasi untuk menanganinya jika di tunda lebih lama lagi saya khawatir hal tersebut dapat membahayakannya" terang sang dokter.

Corbyn mengusap wajahnya dengan kasar. "Lakukan yang terbaik dok" ucapnya.

"Pasti, kami akan mengusahakan yang terbaik. Kalau begitu saya permisi tuan" dokter itu melangkah meninggalkan kedua insan tersebut.

"Kenapa jadi kacau seperti ini?" Corbyn mengacak rambutnya kasar.

Hanna mendekap erat tubuh Corbyn yang di balas sama eratnya oleh Corbyn.

"Bersabarlah, karena Tuhan selalu memiliki rencana indah bagi mereka yang bersabar dan pantang menyerah" ucap Hanna.

Corbyn menghela napas panjang. "Aku hanya ingin memenuhi janjiku kepada Evelyn" gumam Corbyn.

Hanna mendongak dan kemudian menangkup wajah Corbyn yang terlihat kusut. "Kau sudah menjaganya dengan baik selama ini, mungkin sudah saatnya dia untuk menghadapai dunia yang selama ini dihindarinya, karena bagaimanapun dia mengelak bahaya akan tetap mengincarnya karena di dalam tubuhnya mengalir darah dari dua clan yang memiliki begitu banyak musuh" tutur Hanna.

Corbyn mendaratkan sebuah kecupan di dahi Hanna.

"Ya kau benar, mungkin memang ini saatnya dan tugasku selanjutnya adalah mendampinginya" mereka berdua saling melemparkan senyuman untuk saling menguatkan.

*****
Letta melenguh sembari memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, ia mengerjapkan matanya dan hal pertama yang di tangkap oleh indra penglihatannya adalah warna putih dari langit-langit di atasnya.

Di tolehkannya kepalanya ke kanan dan mendapati Caitlyn yang tertidur dengan menyandarkan kepalanya diatas bankar yang di tidurinya.

"Cait" ucapnya dengan suara parau. Tenggorokkannya terasa sangat kering.

Caitlyn menggeliat dari tidurnya dan kemudian mengucek matanya. "Letta!" serunya begitu mendapati gadis yang di tungguinya sedari tadi membuka matanya.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang