61 (calm before storm)

837 84 14
                                    

Semakin hari Jonah semakin was-was mengenai apa yang sedang di rencanakan oleh kakeknya, seminggu semenjak kedatangannya, pria tua itu menghilang bak di telan bumi.

Tidak ada hal buruk apapun yang terjadi, semuanya berjalan dengan semestinya. Justru hal itulah yang membuatnya khawatir, bukankah memang selalu hening sebelum badai datang?

Ia sedang sibuk memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi, dirinya khawatir bukan hanya Letta tetapi sahabat-sahabatnya yang lain juga akan menjadi sasaran kekejaman pria tua itu.

Tidak, dia tidak akan bisa jika salah satu dari mereka semua celaka karena dirinya.

"Apa yang sedang kau pikirkan hmm?" suara lembut itu menyapa indra pendengarannya bersamaan tangan seseorang yang mdngusap dahinya yang berkerut karena terlalu keras berpikir.

Jonah mengerjab dan kemudian tersenyum kepada gadis berkacamata di hadapannya.

"Tidak ada" jawabnya dan kemudian mengecup jemari mungil tersebut. Hal itu membuat Letta merona seketika.

"Seharusnya kau senang bukan, hari ini kau di perbolehkan keluar dari rumah sakit" ucap Letta berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Jonah tersenyum tipis dan kemudian mengangguk.

"Oke love bird, ready to go home?" suara Darren menginstrupsi keduanya.

Pemuda asia itu tengah berkacak pinggang di ambang pintu melihat kelakuan pasangan di hadapannya. Oh. C'mon mata suci-nya telah ternodai oleh pemandangan di hadapannya.

Jonah hanya mendengus jengkel melihat Darren ysng merusak moment nya.

"Pengganggu" desis Jonah.

Darren mendelik dan kemudian meraih tas ransel ysng berisi keperluan Jonah selama di rawat.

"Aku ada di luar kapanpun kalian siap"

Blamm,,,

Suara pintu tertutup menjadi pengiring kepergian pemuda asia tersebut.

"Dia kenapa? Sepertinya mood-nya sangat buruk belakangan ini" ucap Letta yang hanya di balas gelengan kepala oleh Jonah.

"Ayo, sebaiknya kita bergegas sebelum si sipit itu kembali mengamuk" ujar Jonah membuat Letta terkekeh.

"Aku bantu kau berjalan, atau perlukah menggunakan kursi roda" tanya Letta.

Jonah mendengus geli. "Aku baik-baik saja, jangan memperlakukanku seolah-olah aku akan mati sebentar lagi" gurau Jonah.

Hal itu membuat tubuh Letta menegang dan membungkam bibirnya.

Jonah tidak menyadari hal tersebut, ia telah berada di ambang pintu dan kemudian menoleh ketika tidak mendapati gadis pujaannya berada di sebelahnya.

"Letta? Let's go, what wrong with you?" tanya Jonah sembari mengerutkan dahinya tidak mengerti melihat Letta ysng mematung di tempat nya.

Letta mengerjap dan kemudian menyusul Jonah keluar dari ruangan serba putih tersebut.

"You ready guys?" ucap Darren yang bersandar di dinding sebelah pintu.

Ia menatap keduanya dengan malas dan kemudian melangkah menjauhi keduanya.

"Ayo Letta" Jonah merangkul bahu Letta dan kemudian berjalan beriringan keluar dari rumah sakit melalui pintu yang khusus di sediakan oleh petugas rumah sakit agar mereka dapat keluar dengan aman.

Selama ini ketiadaan mereka semua dan pembatalan konser di beberapa tempat cukup membuat media hiburan gempar.

menghilangnya mereka berlima menjadi trending topic, bukan hanya di media amerika tetapi telah menyebar hampir keseluruh dunia.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang