65 (let's the game begin)

719 77 14
                                    

Tak,,,

Tak,,,

Tak,,,

Suara hight heels yang beradu dengan lantai semen tersebut menggema di sepanjang lorong gelap tersebut.

Kedua kaki jenjang itu melangkah menuju sebuah ruangan yang di jaga oleh dua orang bertubuh besar dan berpakaian serba hitam.

Kedua orang yang sebelumnya berdiri tegap itu membungkukkan badannya kepada wanita tersebut.

"Tuan Jonh berada di dalam nyonya" ucap salah satunya.

Wanita itu hanya melirik sekilas dan kemudian melenggang masuk tanpa memperdulikan kedua orang tersebut.

Ckleek,,,

Hal pertama yang dapat di tangkap oleh indra penglihatannya adalah seorang pria bertubuh kekar dan dua orang gadis yang tidak sadarkan diri.

"Bagaimana sayang?" tanya-nya kepada pria yang ternyata adalah Jonh, salah satu orang yang berperan penting dalam kesuksesan setiap konser why don't we.

Siapa yang sangka jika salah satu orang kepercayaan Paul tersebut merupakan pengkhianat yang sesungguhnya.

Sungguh pintar sekali ia bermain peran sehingga tidak ada yang dapat menduga jika dialah musuh dalam selimut yang sesungguhnya, bahkan Jocellin dan Darren sekalipun tertipu.

"Masih belum sadarkan diri" jawab Jonh dan kemudian mengecup singkat bibir yang di lapisi lipstick semerah darah itu.

"Bagaimana kita mau bermain jika tikusnya saja masih tertidur seperti itu" Sarah mengedikkan dagunya kearah dua tubuh mungil yang tergeletak di atas lantai dengan kaki dan tangan yang terikat tali serta mulut yang tertutup lakban.

Byurr,,,

Dengan tidak berperasaan Jonh mengguyur keduanya dengan seember air yang telah di sediakan olehnya sebelumnya.

Sontak kedua pasang mata indah itu terbuka menampakkan manik hazel dan safir.

"Dimana ini?" Letta menyeringit ketika pandangannya sedikit buram karena kacamata yang bertengger di wajahnya retak sehingga mengganggu penglihatannya.

"Kalian sudah bangun?" suara seorang wanita menyapa gendang telinga keduanya.

Jocellin menggerakkan tangannya tetapi tidak bisa. Ia menatap nyalang kedua insan di hadapannya.

"Lepaskan kami!" ujarnya dengan marah.

Wohoo,, aku tidak tau kalau kau bisa segalak itu" Jonh jongkok dan kemudian mencengkram dagu Jocellin dengan kasar.

"Cih,, aku tidak menyangka kalau ternyata kau adalah monyet bermuka dua" Jocellin berdecih dan menatap sinis Jonh.

"Kenapa? Kau merasa tertipu hmm? Bukankah aku hebat sehingga kau maupun si cina itu tidak dapat melihat ke dalam isi kepalaku" Jonh tersenyum miring.

"Ya, kau sangat hebat menyimpan bau busukmu itu" sinis Jocellin dan kemudian melirik Sarah. "Tapi sayangnya dia tidak bisa menyimpan pikirannya sehebat dirimu" kemudian ia kembali menatap Jonh yang masih setia mencengkram dagunya.

"Apa kau mau tahu apa yang di pikirkannya tentang dirimu? Kau itu cuma salah satu alat balas dendamnya sama seperti Daniel" ucap Jocellin.

Sarah terperanjat kaget tetapi dengan cepat ia merubah ekpresinya menjadi datar kembali, hal itu membuat Jocellin menyeringai.

"Diam! Tutup mulut busukmu itu jika kau masih ingin keluar dalam keadaan utuh" gertak Jonh.

"Kau pikir aku takut dengan gertakanmu itu? Aku bahkan pernah mengalami hal yang lebih parah" ucap Jocellin.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang