7. well, hello nona pizza

1.4K 141 3
                                    

Hanna on mulmed

Revisi: 2 maret 2019

*****

Kita kembali bertemu dan kali ini bukanlah hal yang disengaja, apakah ini bisa dikatakan sebagai takdir?
~Jonah

*****

"Hai semuanya, namaku Jessie, and i'm one of your fans" ucap Jessie dengan antusias, sedari tadi gadis bersurai coklat itu tidak pernah melepaskan senyuman dari bibirnya, kedua mata hazelnya berbinar-binar menatap kelima pemuda yang masih memakai penutup wajah tersebut.

Mereka kini sedang duduk di sebuah meja persegi panjang dengan dua buah sofa yang menjadi tempat duduknya, Letta duduk dengan gelisah di sebelah pemuda berjaket army yang sedari tadi selalu menatapnya, dan entah mengapa ia juga merasa seseorang yang ada di hadapannya juga memperhatikannya.

Ayolah, apakah dia terlalu percaya diri? Mana mungkin penyanyi terkenal seperti mereka, memperhatikan gadis biasa seperti dirinya.

"Hei Daniel, kau membuatnya takut" ucap Corbyn sembari mengetuk kepala yang tertutup oleh hodiee yang juga berwarna army.

"Aww ..! that hurt, Corbyn" ucap pemuda itu sambil membuka penutup wajahnya, diikuti oleh kedua pemuda lainnya, sedangkan seorang pemuda yang berada di hadapan Letta tidak bergeming sama sekali, dia masih tetap menatap gadis dihadapannya, seperti enggan mengalihkan tatapannya barang sedetik pun.

"Haah ... akhirnya aku bisa bernafas" ucap Jack, setelah berhasil melepas masker bergambar bibir miliknya.

Jessie menatap dengan terkesima pemuda keriting yang berada di sebelahnya, demi apapun yang dimilikinya, kini dia sedang duduk di sebelah Jack avery idolanya.

"You okay?" Jack menyeringit, melihat gadis yang ada disebelahnya menatap dirinya tanpa berkedip, apa ada yang salah dengan wajahnya?

"Apakah dia selalu begitu?" tanya Jack kepada Hanna yang sedang asik berbicara dengan Corbyn.

Hanna memutar kedua matanya menatap Jessie, "dia mengidolakan dirimu, sangat" jawab Hanna dengan menekan kata sangat.

Jack mengangguk dan kembali menatap Jessie, membuat gadis itu menahan napasnya. "Eum .. hai" Jack melambaikan tangannya kepada Jessie disertai senyuman manisnya.

Seketika Jessie seperti lupa caranya untuk bernapas. "H-hai ... " jawabnya dengan suara bergetar. "Apakah aku boleh memelukmu?" tanya Jessie dengan sedikit berbisik.

Pemuda berambut keriting itu mengangguk, dan tanpa membuang waktu Jessie segera melemparkan tubuhnya kepelukkan Jack.

Letta menatap kelakuan sahabatnya itu dengan mulut ternganga, ternyata sebegitu senangnya Jessie karena bertemu dengan idolanya.

"Apakah kau ingin dipeluk juga, nona pizza?" bisik seseorang disebelahnya. Letta terperanjat kaget dan segera menoleh, tampak pemuda bermata biru yang sedang tersenyum jahil kearahnya.

"Well, hello nona pizza" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.

Letta menyeringit, apakah dia mengenal pemuda itu? Atau apakah mereka pernah bertemu? Ah, Letta selalu payah dalam hal mengingat seseorang. Tentu saja pengecualian untuk pemuda yang mengantarnya minggu lalu.

"Apakah kita pernah bertemu?" pertanyaan polos Letta, membuat tawa Zach pecah seketika, dia yang berada di sebelah kanan Letta tentu saja dapat mendengar percakapan keduanya, terlebih Letta baru saja bertanya dengan suara yang cukup besar.

"Playboy kita baru saja dilupakan oleh seorang gadis! Wow! Kau yang terbaik nona" pekik Zach sembari bertepuk tangan, semetara yang lainnya juga ikut tertawa, bahkan Jessie yang masih berada di pelukkan Jack ikut tertawa melihat kepolosan sahabatnya tersebut.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang