epilog

1.2K 81 14
                                    

"Ini" Paul menyodorkan  sebuah amplop berwarna coklat kearah the boys.

"Apa ini?" tanya Jonah sembari mengerutkan dahinya setelah menerima amplop tersebut.

"Oh, sekarang kita gajian dengan cara tradisional?" Zach mengamati amplop yang berada di tangan Jonah.

"Bukalah, itu dari Darren" jawab Paul dan kemudian duduk di kursi kebesarannya dan mulai mengerjakan berkas-berkas yang berserakkan di atas meja kerjanya.

"Darren?" dengan cepat Jonah membuka amplop tersebut dan ternyata di dalamnya terdapat beberapa surat.

"Untukmu" Jonah mengulurkan sebuah surat berwarna ungu kepada Jack, kemudian yang berwarna merah kepada Zach, hijau kepada Corbyn, biru kepada Daniel dan yang terakhir berwarna kuning adalah miliknya.

"Betapa manisnya dia sehingga menyempatkan diri untuk menulis surat untuk kita" cibir Daniel setelah selesai membaca surat dari Darren.

"Aku ikut senang kau sudah tidak tersesat lagi. Apa maksudnya ini? Apa kepalanya habis terbentur sesuatu saat menulisnya" Daniel melipat kembali kertas yang berada si genggaman nya.

"Apa dia tidak tahu benda yang di sebut dengan ponsel? Dan dia mengakan jika ia menunggu undangan pernikahanku, dude i'm 20 already, it's too young to me to get married" gerutu Corbyn.

Jonah hanya tersenyum kecil saat membaca surat miliknya. Di sana tertulis jika Darren bangga kepada Jonah yang telah berani menfhadapi ketakutan terbesarnya selama ini, dan Darren menitipkan mereka semua kepadanya.

Dasar bodoh! Tentu saja Jonah akan menjaga mereka semua dengan baik, dia tidak akan membiarkan cahaya di dalam kehidupannya di padamkan kembali. Ia akan memperjuangkannya hingga hembusan napas terakhirnya.

Sementara Jack dan Zach hanya dapat mengerutkan dahinya tidak mengerti sembari terus mengulang-ulang membaca kalimat yang terdapat di dalam surat milik mereka.

"Apa yang di maksudnya dengan 'berhenti bermain-main atau kau akan mendapatkan karma, karena takdir tidak akan mencabut keputusan yang telah di tetapkan oleh Tuhan?" ucap Jack sembari membacakan surat miliknya.

"Hei, suratku juga berbunyi seperti itu" seru Zach. "Shit! Darren dan bahasa planetnya! Adakah dari kalian yang dapat menerjemahkannya?" ucap Zach yang di sambut dengan kekehan mereka semua.

"Kalian akan mengetahui maksud dari kalimat Darren tersebut di saat semuanya telah terjadi. Dan feelingku mengatakan jika hal itu tidak akan lama lagi" Corbyn bersedekap dada sembari tersenyum miring.

"Oh great! Sekarang kau ikut-ikutan bahasa planetnya Darren? Good job Bean" sakartis Zach.

"Otakmu saja yang terlalu bodoh untuk mencerna itu semua" ejek Corbyn.

"Wow, okay mr.pintar" ucap Zach menekankan kata pintar membuat tawa mereka pecah seketika.

"Boys! Come here!" seru Paul setengah histeris menginstrupsi percakapan kelima pemuda tersebut. Kedua mata birunya terpaku kepada layar laptopnya dengan mulutnya yang telah ternganga.

"Ada apa Paul?" tanya Jonah dan beranjak mendekati meja Paul dan di ikuti oleh yang lainnya.

"Apa ini?" tanya Jonah sambil menatap tak percaya kearah monitor laptop Paul.

"Yes boys! Kita akan mengadakan  world tour!!" seru Paul membuat mereka semua terpaku di tempatnya.

"W-world tour?" ulang Jonah tak percaya.

"You ready guys?" tanya Paul membuat kelima pemuda itu saling tatap dan kemudian senyuman lebar menghiasi wajah tampan mereka.

"Why don't we?"

************TAMAT************

Oke buat yang kemarin bertanya-tanya cerita ini benaran udah habis, jawabannya adalah iya.

Kenapa endingnya gantung? Karena perjalanan mereka bakalan berlanjut di cerita selanjutnya.

Karena bagi saya tidak ada cerita yang benar-benar memiliki ending. Sama seperti kehidupan, akan terus berlanjut dan berlanjut.

So nantikan kisah mereka selanjutnya di Never Know, Zach dan Jack tengah menanti kalian di lapak sebelah oke?

See ya in the next story!

Salam sayang dari author..




why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang