64 (let's the game begin)

743 77 0
                                    

Corbyn kembali mengamati dokumen-dokumen yang baru saja Hanna serahkan kepadanya. Kedua alis tebalnya menyatu dan terdapat kerutan-kerutan kecil di dahinya.

"Ada yang aneh" gumamnya masih memperhatikan dengan seksama tumpukkan kertas-kertas tersebut.

"Mendapatkan sesuatu?" tanya Hanna. Corbyn memijit pangkal hidungnya dan menghela napas panjang.

"Semuanya menuju jalan buntu, semua data atas nama Sarah dawson di tutup dengan baik dan sangat rapi" Corbyn menghela napas panjang dan kemudian menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa.

"Bersabarlah, kita pasti menemukan jalan keluarnya" ucap Hanna sembari memperhatikan tumpukkan kertas tersebut.

Kemudian kedua alisnya berkerut ketika mendapati sesuatu.

"Beb, lihat ini. Bukankah aneh jika kebetulan pemesanan kamar hotel atas nama Sarah dawnson selalu ada di hari yang sama dengan hari kita menginap, hanya saja berbeda lantai" Hanna menunjukkan beberapa lembar kertas yang berisikan sederet huruf dan waktu pemesanan kamar tersebut.

"See? Bahkan di new york juga" jari lentik berwarna biru tersebut menunjuk sesuatu di kertas tersebut.

"Bisa jadi dia mengawasi Daniel, bukankah mereka bekerjasama dulunya?" analisis Hanna.

"Atau mungkin dia mengawasi kita semua" gumam Corbyn.

"Tetapi mengapa?" tanya Hanna tidak mengerti.

"Mungkin ia menyadari jika Daniel tidak akan bisa menyelesaikan misinya dan kita tidak akan diam saja tanpa mengambil tindakkan apapun" Corbyn dan Hanna saling pandang.

Tanpa mereka ketahui jika seseorang tengah mendengarkan semua percakapan mereka.

"Mereka mulai mengendus semuanya, tetapi terlambat. Sebelum mereka menangkap kami justru kalian yang telah hancur duluan" gumam pria bertatto tersebut dan kemudian sebuah seringaian menghiasi wajahnya.

*****
Mereka semua sedang berada dalam perjalanan meunuju hotel tempat mereka akan mengadakan jumpa pers untuk mengklarifikasi mengenai menghilangnya mereka selama beberapa minggu belakangan ini.

Sekaligus meluncurkan album baru mereka yang bertajuk 8 letter, album yang hanya berisikan 8 lagu tersebut terpaksa di percepat perilisannya untuk menjadi alibi atas menghilangnya mereka.

Bilz kamera menyambut kedatangan mini van yang membawa mereka semua, begitu mobil tersebut memasuki parkiran basement mereka berlima di giring menuju lift khusus yang langsung terhubung dengan lokasi balroom tempat acara akan di selenggarakan.

"I'm so nervous" Jack menghela napas dan menggoyang-goyangkan tubuhnya berusaha menghilangkan ketegangan yang meliputinya.

"Kami semua juga bro" Zach menepuk dada Jack dan tersenyum dengan di paksakan.

"Apakah menurutmu tidak apa-apa jika album itu di luncurkan sekarang? Maksudku album itu masih setengah jadi, lagi pula baru ada 8 lagu" ucap Daniel dengan gusar.

Darren tersenyum dan menepuk pundak Daniel. "Aku sudah mendengarkan lagu ciptaan kalian, and it was amazing! Sebuah karya bukan tergantung akan banyak isi atau sebagus apa rupanya. Tetapi karya yang luar biasa itu adalah saat kau membuatnya dengan hati" ia menepuk dada kiri Daniel dan tersenyum lebar.

Mau tidak mau senyum itu menular kepada mereka semua, memang benar album baru mereka ini berisi kumpulan lagu-lagu yang mereka tulis sendiri dan mengaransemen musiknya bersama-sama. Kedelapan lagu itu mewakili perasaan mereka masing-masing.

"You ready guys?" tanya Darren.

Mereka berlima saling pandang. "Why don't we?" ujar mereka dengan kompak.

why don't we? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang