Te Amo Ata | Roftoop

1.7K 57 2
                                    

  Ata & aren





Roftoop

Darren dan altha sudah menginjakkan kakinya di roftoop sekarang. Mereka duduk di tempat biasanya darren dan altha duduk.

“cuaca nya bersahabat banget ya ren, langitnya cerah.”

“iya lah kan ada bidadari disini.”

“apa’an sih  ren..”

“jarang jarang loh aku gombalin cewek.”

“ya iya lah kan yang kamu gombalin Cuma aku, awas aja kamu gombalin cewek lain.”

“biarin.”

“ihh darren awas aja aku aduin kemama biar gagal jadi mantu.”

“duh ata kalau ngancem jangan serem serem.”

“biarin.” Altha menjulurkan lidahnya.

“tapi gapapa mama kamu lebih percaya aku.”

“ihh.. darren nyebelin..”

“hehehehe...”

“kok malah ketawa.” Altha semakin kesal.

“abisnya kamu kalau ngambek tuh lucu, gemes jadi pengen nyubit.” Tangan darren sudah siap mendarat mulus di pipi altha dan melancarkan aksinya. Tapi altha sudah berdiri dan menghindar.

“wekkk.. gak kena.”

“wahh kali ini pasti kena.” Darren berdiri

“coba aja kalau bisa.”
darren mengejar altha dan terjadilah kejar kejaran antara altha dan darren

“udah ah capek.” Sampai akhirnya altha berhenti dan pada saat itu juga darren memeluk altha.
Lama darren tidak melepaskan pelukannya “ren enggap tau.” Hingga darren tersadar dan melepaskan pelukan altha.

“hehehe.. maaf.”
Baru saja selesai dengan adegan kejar kejaran dan berpelukan seperti teletubis sekarang mata mereka saling menatap. Entah kenapa keduanya tidak bisa melepaskan padangan itu yang pasti ada rasa nyaman dan tak ingin melepaskan.

“kamu bawa ikat rambut.”

“hmmm..”

“pinjam”

“buat apa”

“uda nurut aja.” Kemudian altha pun mengambil ikat rambutnya di tas.

“kamu mau buat apa ren.”
Tangan darren mengarah ke belakang altha, mata itu saling bertatapan lagi. Ternyata darren mengikat rambut altha yang tergerai.
Hingga darren sudah selesai mengikat rambut altha tapi tetap saja mata itu tak berhenti memandang.

“mau sampek kapan liat liatanya, aku tau aku ganteng.”ucap darren dengan pd nya.

Tapi tangan altha mencegah wajah darren yang akan berpaling
“ren biarin aku liat mata kamu sebelum kamu ke luar negeri mungkin nantinya aku akan kangen dengan tatapan itu.” Ucap altha yang mampu meluluhkan hati darren. Entah kenapa hati darren begitu hancur melihat altha memohon seperti itu.

“ata..”

“please..” darren mengangguk dan menatap mata altha kembali.

Saat altha tertunduk sudah tidak terjadi lagi adegan saling pandang. Tapi darren mendengar isakan. Altha menangis, darren pun mengangkat dagu altha dengan jemari jemarinya. Ya altha menangis buliran buliran air yang ada di mata altha yang selama ini darren jaga agar tidak keluar, tapi saat ini buliran buliran air mata itu keluar dan itu semua karena darren.

Darren langsung memeluk altha, tapi semakin darren seperti itu tangis altha semakin pecah. Dada darren juga sesak sekarang bagaimana tidak dihadapannya sekarang perempuanyang ia sayangi setelah bundanya menangis dan itu karna darren dirinya sendiri.

Darren pun melepaskan pelukannya dan menatap altha lekat lekat.

“hey udah jangan nangis.” Darren mengusap air mata altha

“ren apa aku bisa.” Tanya altha

“hey.. kamu percaya kan kalau aku bisa jaga hati aku buat kamu.”

Altha menganggu “ tapi aku takut.”

“kalahin rasa taku kamu dengan rasa percaya kamu, buat rasa percaya kamu lebih besar daripada rasa takut kamu.”

“aku percaya sama kamu, tapi aku takut dengan keadaan yang berubah nantinya.”

“keadaan akan berubah tapi yang buat keadaan itu lebih baik atau buruk itu diri kamu sendiri, kamu percaya ya.”

Setelah mendengar penjelasan dari darren altha sedikit lebih tenang dan mereka berdua sedang duduk kembali. Hening karena darren dan altha sama sama bicara hanya memandang langit dengan tatapan kosong dengan pikiran mereka masing masing. Kepala altha yang disandarkan ke bahu darren. Hingga keheningan itu terhenti saat altha berbicara.

“ren..’

“apa ta.”

“aku boleh tanya.”

“tanya apa ata.”

“kenapa panggil aku kok ata nama aku kan altha.”

“panggilan sayang.” Jawab darren singkat namun mampu membuat altha tersenyum.

“kalau kamu punya panggilan ke aku, aku juga harus punya panggilan ke kamu.”

“apa..”

“apa ya yang cocok buat kamu.”

“ganteng.” Jawab darren

“pd amat.”

“iya lah kalau gak ganteng kamu mana suka.”

“emang aku suka karena kamu ganteng.”

“iya juga tapi aku ganteng.”

“iyain aja deh.”

“ata..”

“apa”

“apa panggilan sayangnya.”

“pengen banget punya panggilan khusus,”
Darren mengangguk

“apa ya”

“apa aja.”
Satu ide muncul di kepala altha secara tiba tiba “aren.”

“ha.”

“iya aren.”

“kok gitu.”

“biarin kalau gak mau ya udah.”

“ihh gitu aja kok ngambek, aku suka kok aren lucu ih..”

“hahaha... aku pinter ya buat nama.”

“iya.. aren dan ata..”














Hay hay readers gimana darren sama altha pada baper gak? (Kagak thor..)

Jangan lupa guys setelah membaca votte ya😊

See you guys

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang