Te Amo Ata | Lebih lama lagi

773 28 0
                                    

“kalau gitu biarin aku liat kamu lebih lama lagi.”







“wangi banget sih masakannya ata.” Puji darren, membuat altha tertawa padahal altha hanya memasak pasta ya karena hanya tersisah itu bahan masakan yang altha temukan.

“hahahah, aku kan Cuma buat pasta aren.”

“tapi beda sama pasta yang lainnya ata.”

“pasti lebih gak enak ya ren?”

“enggak malah tambah enak, kalah masakan cheff kalau dibandingin sama masakan kamu.” Ucap darren.

“tuh kan ngeledek.”

“siapa sih yang ngeledek, emang bener kok karena kamu buat nya pakek perasaan, pakek cinta.” Goda darren.

“apaan sih ren.”

“cie blushing.”

“apaan enggak kok.” Elak altha.

Altha sedang menuangkan pasta itu di piring, darren yang ada di sampingnya hanya memandanginya tanpa berpaling, entah apa yang membuat darren berlama lama terus memandangi altha.

“udah kali liatnya.”

“kenapa? risih?”

“enggak kok.”

“kalau gitu biarin aku liat kamu lebih lama lagi.”

Altha tersenyum “nanti aja dilanjut, sekarang kamu makan dulu.” Altha meninggalkan darren di dapur dan menuju ruang makan. Darren pun mengikuti altha dibelakangnya. Mereka berdua duduk menikmati pasta yang dibuat altha tadi.
Saat darren hendak makan, altha tidak makan juga malah memainkan ponselnya.

“kamu gak makan ata.”

“nanti aja aren, aku gak nafsu makan.”

“kode nih buat di suapin.” Ujar darren.

“mau sih, tapi hari ini aku bener bener gak mood buat makan.” Altha masih menatap layar ponselnya.

“lagi chattan sama siapa sih kok kalau ajak ngomong malah sibuk sama hp kamu.” Altha masih tidak merespon, ia malah asik dengan ponselnya sesekali ia tertawa.
Darren sampai selesai makan, tapi altha masih berkutat dengan ponselnya. Apa jangan jangan reyhand. Darren segera membuang pikiran negatif nya itu.
Darren merebut ponsel altha dan diletakkan di atas meja, altha terlihat kaget dan langsung diam. Sebenarnya darren tak enak dengan kelakuaannya ini, ia merasa bersalah jadinya.

“maaf.” Ucap altha terlebih dahulu, altha tak berani menatap mata darren.

“iya, emang lagi chattan sama siapa sih? cowok?” tanya darren sambil mendongakkan wajah altha dengan jari darren. Darren menatap wajah altha, seperti ada ketakutan di wajah altha darren tau itu dari mata altha.
“jangan takut ata, aren gak marah kok.” Darren mengelus puncak rambut altha. “cowok?” tanya darren sekali lagi dan dibalas anggukan oleh altha, darren berusaha mencoba tenang.

“siapa?”

“bang vian.” Ucap altha membuat darren lega.

“aku kirain siapa ata ata.” Darren terkekeh.

“maaf ya aren.”

“iya.” Darren mencubit pipi altha gemas “emang vian kenapa ata?”

“dia khawatir aren, bang vian tanya aku udah sampai apa belum.” Darren mendengarkan penjelasan ata.

“kamu udah bilang kalau udah nyampek?”

“udah.” Jawab altha singkat.

“emm aren kamu kira aku chattan sama siapa tadi?”

“reyhand." Jawab darren to the point.

“aren, aku gak ada hubungan lagi kok sama rey, aku udah nolak kok saat dia nawarin buat pulang bareng, aku gak bilang sama kamu karena aku takut kamu marah aren. di kedai ice cream itu aku Cuma kebetulan ketemu sama dia.” Penjelasan altha.

“iya ata kan kamu udah jelasin waktu itu. ya udah, makan ata?”

“kamu udah makan aren?” altha malah bertanya balik.

“udah abis ata..” darren mencubit pipi altha gemas.
“kamu sih terlalu asik chattan sama bang vian.”

“ya..” belum sempat altha melanjutkan perkataannya darren memotongnya.

“iya tau, kamu makan gih.”

“enggak ah.”

“loh kenapa.”

“gak mood makan aren, nanti aja makannya.”

“ata makan ya.”

“nanti aja ya ren makannya, sekarang keluar yuk.”

“enggak ah.”

“loh kenapa? Aren gak pengen jalan jalan sama ata?”

“ya gak gitu, aren gak mau jalan jalan kalau ata gak makan dulu.” Ancam darren.

“yahh.. selalu aja ngancem, ya udah deh ata makan.”

“nah gitu dong ata, aren suapin ya.”

“boleh.” Ucap altha sambil mengangguk.

Baru beberapa suap “udah ya ren.”

“dikit lagi udah mau abis ata.”

“baru beberapa suap aren, tuh masih banyak ata udah kenyang.”

“kenyang dari mana coba? Dari tadi kamu belum makan kan?.”

“tapi udah kenyang.”

“beberapa suap lagi deh.” Altha terlihat seperti anak kecil, tapi justru itu yang membuat darren gemas.

“dikit aja ya.”

“iya ata.” Darren mencubit hidung altha gemas.

“ihhh aren mah sakit tau.” Altha mengadu kesakitan, sedangkan darren hanya tertawa kecil melihat hidung altha yang memerah.

“hehehehe... maaf maaf.”

























VOTE☺

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang