Te Amo Ata | takdir terindah

436 20 1
                                    

Senja, malam, kamu dan sejuta hal tentang kamu. Hal indah itu yang aku miliki terima kasih takdir telah membuat altha menjadi bagian terindah dalam hidup ku.










Darren duduk di samping altha, ia melihat altha yang terbaring dengan selang infus yang mengelilinginya. Ia sangat kecewa dengan dirinya sendiri, bagaimana ia tidak bisa menepati janjinya untuk selalu menjaga altha. Bagaimana altha bisa berada di sini.

Darren terdiam tanpa kata, walaupun seperti itu dalam batin Darren terus saja menyalahkan dirinya sendiri.

Daren pov.

"ata bangun, aren ada disini." Gue ngomong sendiri, tapi gue yakin ata pasti denger dan bakal bangun nantinya.

"kamu gak capek apa tidur mulu, aren udah pulang nih masa ata nya tidur." Gue udah gak bisa nahan lagi pengen nangis, gimana enggak gue gak tega lihat altha kayak gini. Apalagi semua ini salah gue.

"bangun dong ata, nanti aren balik nih." Ya gue Cuma bercanda, gimana bisa gue ninggalin ata. "ata kita liat langit sama sama yuk, emang senja udah pulang, tapi kan masih ada bintang dan bulang. Ata kan suka liat indahnya langit apa pun itu."

Gue gak tau apakah cara ini berhasil dan altha benar-benar mendengarnya atau merasakannya, gue Cuma pengen altha bangun dan sembuh nantinya. "ata cepet bangun ya." Dan akhirnya gue gak bisa nahan air mat ague, lebay gak sih tapi gue gak perduli gue bener-bener gak mau kehilangan altha, gue udah kehilangan davin sekarang gue gak mau kehilangan altha.

"ata aku gak akan ganggu kamu lagi, aku gak akan ingetin tentang hal yang buat kamu sakit nantinya. Aku Cuma mau kamu bangun ata." Gue mencium tangan altha, gue rindu sama tangan ini. Tangan yang selalu menggenggam tangan gue sampai gue gak mau lepasin karena takut kehilangan, tangan yang selalu meluk gue, ngacak-ngacak rambut gue dan semua hal tentang dia gue rindukan.

"kita harus ketemu nanti ata, kita harus liat senja sama-sama sebelum aku pergi."
Sempet gue berpikir apa ini takdir, gue sama altha memang tidak bisa bersatu.

Lalu apa selama ini, mungkin ini hanya kerikil kecil dalam hubungan ku dengan altha, tidak selamanya jalanan itu mulus pasti ada bebatuan. Tapi sampai kapan? Aku tidak tega melihat altha seperti ini
Tapi apa pun itu, terima kasih altha telah menjadi bagian cerita dalam hidup ku yang sangat indah.

Terima kasih untuk semuanya, untuk setiap harinya, kebahagiaan, senyum yang indah, mata teduh mu, dan juga senja yang selalu terasa begitu indah.

"mungkin devon jauh lebih baik buat kamu ata." Maaf ini bukan keinginan ku ata, tapi ini mungkin akan membahagiakan mu nantinya.

"te amo ata." Gue mengecup kening altha, lalu pergi. Ya seperti yang gue katakana ini bukan keinginan gue, tapi untuk kebahagiaan altha akan gue lakukan. Gue gak mau jika altha sadar nantiya dan mengingat gue dan setelah itu gue pergi karena suatu alasan itu membuat altha kembali lagi sakit.

Bukan sakit fisik.
Gue harapa altha gak inget gue lagi, gue takut itu semakin buat dia sakit.
Maaf ata maaf
Gue pergi meninggalkan ruang inap altha, dan bertemu vian di depan.

"loe mau kemana ren." Ucap vian.

"gue mau balik vi."

"loe gak jagain altha?" gue menggeleng. Gue tau vian bakal mencerca gue dengan berbagai pertanyaan. "loe gimana sih."

"sorry vi gue gak bisa tepatin janji gue vi, sorry gue gak bisa jagain altha." Ucap gue dengan penuh rasa bersalah. "maaf."

"apaan si loe ren."

"mungkin memang devon adalah yang terbaik buat altha."

"apa loe bilang, loe tau kan gimana devon."

"gue tau vi."

"nah kenapa loe bilang yang itu yang terbaik."

'tapi dia bisa berubah vi, gue yakin sifat asli dia juga bukan seperti itu."

"sok tau loe."

"gue tau, karena gue saudaranya."

"apa."

"gue mau Cuma nitip altha vi, jaga dia baik-baik."

"loe ngomong apa sih ren, dari pertama bilang kalau loe gak sanggup buat jagain altha. Dan begitu bodoh nya gue ngira loe yang terbaik buat altha, ternyata loe sama aja sama laki-laki lain yang Cuma bisa nyakitin altha."

"maaf."

"gue gak butuh maaf loe ren, gue harap altha gak inget lagi sama loe."

"gue sebenerenya gak pengen ini vi.'

"tapi loe lakuin." Ucap vian tersenyum miring.

"tapi ini untuk kebaikan altha vi."

"kebaikan kata loe."

"loe nanti pasti tau yang sebenarnya."

"kenapa gak sekarang aja."

"nanti loe bakal tau, gue pergi vi."

"pergi aja sono, dan jangan pernah loe temuin adek gue lagi."omongan vian seakan menusuk di hati gue, gue bakal tetep ketemu altha nantinya. Jika itu memang takdir kita.
























Eh ketemu lagi kita

Yok comment


Bentar lagi mau end nih😊

Mau tau kan ending nya gimana


Tungguin terus ya ceritanya (walaupun author sering banget gak update💩)

Hehehe..

Okay bye.










Eh vote dulu❤

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang