Te Amo Ata | mawar hitam perpisahan

694 11 0
                                    

Aku tidak suka mawar walaupun cantik merah mereka nanti nya akan mengering dan menghitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak suka mawar walaupun cantik merah mereka nanti nya akan mengering dan menghitam.






















Altha membongkar lagi isi kotak pemberian darren, terdapat sebuah buku berukuran kecil ya bisa dibiliang diary.

(Anggep aja ada tulisannya te Amo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggep aja ada tulisannya te Amo)

Bersampul hitam dengan mawar di sampingnya, mawar merah sepertinya tapi terlihat seperti mawar hitam karena sudah mengering.
Apakah ini tanda yang dikasih darren untuk dia, yaitu perpisahan.

Buku yang ada dalam kotak kini sudah berada di tangan altha, altha membersihkan sedikit debu yang menempel di buku tersebut.

Sampulnya sangat cantik walaupun berwarna hitam pekat tapi membuat tulisan yang menonjol itu semakin indah karena mencolok dengan warna emasnya.

Bertuliskan 'te amo' kata-kata yang sering diucapkan darren kepadanya, altha tersenyum saat membaca tulisan tersebut. Seketika bayang-bayang darren masih disini , terasa begitu nyata.

Altha membuka halaman pertama dari buku itu indah gambaran tangan darren ya walaupun hanya sekedar tulisan biasa tapi makna nya yang mengingatkan tentang kenangan indah bersama darren.

bertuliskan 'te amo ata' dalam buku itu, seketika setetes air mata jatuh membasahi buku tersebut membuat altha langsung mengelapnya takut tulisan yang ditulis dengan spidol itu luntur atau rusak.

Tapi justru tindakan altha memperparah kerusakan pada tulisan terssebut,warna spidol di kertas itu sudah menyebar kemana-mana dan hampir saja robek.

"ya.. ya.. maaf arena ta rusakin diary aren." Ucap altha yang kesal melihat kebodohanya itu.

Devon mengusap lembut air mata yang akan kembali jatuh menetes, seketika altha langsung diam dengan perlakuan devon tersebut.

"nah tuh jadi basah kan, jangan nangis dong." Ucap devon yang menyudahi aktivitasnya.

"maaf..." ucap altha dengan lirih.

"udah gakpapa lagian darren pasti bakalan maafin kamu ta." Ucap devon.

"udah lanjutin tuh bacanya."
Altha pun kembali fokus pada bacaan di buku diary tersebut, ia membuka kembali lembar selanjutnya.

Terdapat tulisan tangan darren, huruf-huruf tersebut tersusun rapih membentuk sebuah kalimat.

hal pertama yang gue tulis dari diary pemberian saudara yang sangat gue sayangi Yup alzavan devon.

Seseorang yang kita berdua cintai, bukan hanya gue aja tapi abang gue juga. Hal ini yang membuat perempuan itu begitu istimewa. Dia yang buat hari-hari gue berubah, mencoba mengiklaskan kepergian davin, dia seperti obat dari rasa kehilangan ku.

ALTHA DEANDA ATALANTA

Mungkin dia akan tersenyum jika mengetahui tulisan ini, ku harap dia tidak tau. Aku tidak membayangkan jika dia melihat cowoknya ini menulis ataupun menuangkan perasaan di buku diary.

Aku suka semua hal tentang dia, senyum nya, mata indahya, dekapannya, genggaman tangannya, suaranya yang toak itu hehe, apapun itu yang berhubungan denga ata ku.

Altha tersenyum membaca tulisan darren itu, apa yang ditulis darren benar ia tersenyum ketika membaca tulisan nya yang memang isi dari perasaannya.

Altha juga jadi tau bahwa ini adalah diary pemberian dari davin dan bangga nya altha ke darren, darren memakai pemberian dari davin walau ia tau ini sama sekali bukan sifat cowok yang menulis di buku diary.

Altha melihat tidak ada kata yang puitis ataupun dengan kata kiasan, semua ditulisan dibuat apa ada nya oleh darren.

mungkin darren tidak memikirkan kata-kata yang tepat, ia langsung saja menulis apa yang ia rasakan da nada dalam kepalanya.

"gue iri tau sama darren." ucap devon membuat altha menatap kearahnya dengan ekspresi yang heran. "masak darren dikasih diary gue enggak." Ucapan devon berhasil dicerna oleh altha.

"kan waktu itu loe gak disini von."

"kan bisa dititipin siapa gitu." Elak devon dengan ekspresinya yang ngambek.

Devon hanya menggoda altha saja agar altha tidak terlarut dalam bacaanya dan membuat ia menangis lagi.

"emang mau banget ya?" Tanya altha dan dijawab dengan anggukan devon.

"emm gue ada barang pemberian dari devon, kalau loe mau gue bakalan kasih." Ucap altha ragu. "bukannya gue gak mau nerima, buktinya aja barang itu masih sama gue dan gak gue tolak dulu." Jelas altha sebelum devon salah paham.

"mungkin davin jauh lebih seneng jika barang itu gue kasih ke loe."

"tapi loe?" Tanya devon. "itukan kenangan terakhir devon buat loe ta."

"gue masih ada kok tenang aja." Ucap altha dan memang benar perkataanya.

"gakpapa nih." Tanya devon untuk meyakinkan keputusan altha.

"iya devon, eh tapi bukan diary." Ucap altha.

"gakpapa deh yang penting gue bisa ngeluapin rasa rindu gue ke davin." Ucap devon dengan senyummanya, karena ia memang sangat merindukan sosok kembaranya itu.























Yok comment guys author butuh pendapat kalian.
Vote juga ya..
Jangan jadi silent reader kesayangan author yaa 😘

Ig : @bunganovella

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang