Kalau ketemu berantem mulu, tapi dia yang paling gak tega liat gue nangis
~Devian shamus abraham~
Author pov.
Altha kini sudah berada di ruang UGD dengan selang yang mengalir membantunya untuk benapas. Mata altha masih terpejam, altha mengeluarkan banyak darah sehingga ia membutuhkan banyak darah. Untung saja mama dan papa altha segera datang, sehingga mama altha bisa mendonorkan darahnya.
Mama dan papa altha menunggu di depan UGD, juga vian yang sedih melihat adik perempuannya yang kini terbaring lemah. Vian tidak menyangka ini terjadi padahal sebelum altha berangkat mereka sempat bercanda.
Bahkan vian menyalahkan dirinya sendiri, kenapa ia tidak menemani altha atau melarangnya keluar saja.
Keluarga altha terdiam dengan pemikiranya sendir-sendiri tapi orang yang mereka pikirkan sekarang sama, yaitu altha.
Hingga terdengar pintu UGD terbuka chelsea mama altha dan argha papa altha bediri. Bang vian pun juga langsung menuju pintu. Tampak dokter keluar dengan pakaian operasinya.
Tanpa menunggu keluarga altha bertanya dokter sudah menjelaskan bagaimana kondisi altha saat ini.
“operasinya berjalan lancar.” Ucap dokter dengan pakaian operasinya.
“bagaimana kondisi anak saya dok.” Tanya mama altha.
“altha baik-baik aja kan dok.” Tanya vian.
“kita hanya perlu menunggu altha sadar.” Helaan napas terdengar dari ketiga orang yang sangat cemas dengan kondisi altha tadi. Ya walaupun altha belum sadar.
“altha akan dipindahkan keruang inap.”“terima kasih dok.” Ucap chelsea.
🐞🐞
Setelah altha dipindahkan ke ruang inap, akhirnya chelsea dan arga bisa melihat altha. Walaupun mata altha masih tertutup, chelsea agak lega karena operasinya berjalan lancar. Chelsea dan argha duduk di sofa yang berada di kamar inap altha. Sedangkan vian berada di samping altha.
Sedih melihat adiknya seperti, altha yang biasanya hyper dan selalu menjahili vian hingga ia marah. Sekarang terbaring lemas di samping vian. Vian lebih memilih di buat marah setiap harinya oleh altha dari pada harus melihat adiknya ini berada dalam rumah sakit.
“bangun dek gue kangen loe jailin.” Ucap vian tersenyum masam.
Tiba-tiba vian teringat sesuatu, ia lupa mengabari darren tentang kondisi altha saat ini. Tapi vian sempat berpikir apa jika ia memberitahukan tentang kondisi altha apakah itu tidak menganggu konsen darren kuliah.
Hingga vian memutuskan untuk memberitahukan darren tentang kondisi altha, lagi pula mungkin jika darren kesini altha bisa merasakan kehadiranya dan akan membuka matanya.
Vian pun bergegas keluar ruangan tak lupa vian pamit ke mamanya, papa altha masih keluar mengurus adminitrasi.
“ma vian keluar dulu ya.” Izin vian.
“kemana?.” Tanya chelsea.
“mau ke kantin ma, vian laper.”
“ya udah kalau selesai langsung balik ya.”
“ya ma.”
Sebelum vian melangkahkan kakinya, vian akan mengatakan sebenarnya pada mamanya.
“ma..”
“iya ada yang kelupaan vi.”
“enggak kok ma, sebenernya vian mau ngabari darren soal kondisi altha.” Ucap vian ragu.
“apa darren gak khawatir setelah tau kalau altha kecelakaan dan itu bisa aja ganggu konsen darren kuliah.”
“awalnya vian juga berpikir kayak gitu ma, tapi itu gak beperngaruh besar lagian kalau vian gak ngasih tau darren apa dia gak marah nantinya. Mungkin juga kalau darren dateng kesini altha bakalan buka matanya.” Ucap vian sedih.
Mama altha tersenyum. “ya udah kamu kasih tau aja darren.”
“makasih ma.”
“ngapain terima kasih sama mama.”
“udah ngijinin.”
“kamu tau yang terbaik buat adek kamu vian.” Ucap chelsea dengan tersenyum.
Akhirnya update lagi hehehe..
Udahlah yg udah baca vote ya..
Jangan jadi silent readers guys😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo ata (Seri 2)
Teen Fiction(COMPLETED) Sequel altha Alzalvan Darren LDR hanya sebuah kata bukan pemisah untuk kita. Hanya memisahkan jarak dan waktu bukan memisahkan hati. Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu. Dan sayang ini tidak akan pernah hilang sedikit pun kar...