Kadang semua terlihat seperti biasa tapi apakah ada yang tau di dalam sini sangatlah rapuh.
Pagi ini altha sudah duduk manis di teras rumahnya, mengenkan hoodie yang membalut tubuhnya.
Di temani dengan sehelai roti altha memakannya dengan lahap sambil menunggu vian yang baru saja bangun.
Memang abang nya itu sungguh ajaib, altha masih kecewa dengan vian tapi bagaimana lagi vian adalah abangnya satu-satunya altha tidak bisa marah dengan vian.
Altha tau vian pasti melakukan itu ada alasannya dan ya altha akan mendengarkan penjelasan vian nantinya.
“udah dek.” Tanya vian yang duduk di samping altha sambil menggunakan sepatunya.
“udah dari tadi kali bang.” Sindir altha.
“heheh ya abisnya kamu gak bangunin.”
Altha mendengus kesal. “yeay sampek mulut gue berbusa juga bang lo gak akan bangun kalo gak gue guyur dulu.” Ucapan altha memang benar bahkan suara altha mengalahkan toak sekolahnya dulu dan ajaib nya vian belum juga bangun.
Sedangkan jailnya altha yang sebelas duabelas dengan abangnya itu melihat gelas berisikan air tergiur untuk menumpahkan air itu ke wajah polos watados abang nya itu.
“parah si dek lo, durhaka.”
“kalo sama abang ma gak bisa dialusin.”
“oh songong yaa..” ucap vian yang kini sudah selesai memakai sepatunya.
“kan altha ngikut abang.”
“yeay abang mana songong.”
“iya.” Altha menoleh ke vian. “songong, nyebelin, ngeselin, sok ganteng.” Tapi emang ganteng si. Batin altha. “pd tingkat tinggi, kebo, terus apa lagi yaaaa.” Altha menyebutkan satu-persatu aib abangnya.
“elah dek perasaan gak ada yang baik dah.”
“kan emang gitu.” Ujar altha. “aku tuh ngomong sesuai fakta bang."
“tap…” vian akan membalas perkataan altha tapi altha sudah menyela nya.
“buruan bang nanti temen-temen pada ngomel lagi nungguin kita.”
Altha berdiri sambil membenahkan baju yang ia kenakan. Altha berjalan menuju mobilnya, dari pada nanti terjebak debat dengan vian bisa panjang waktu yang ia luangkan untuk hal yang tidak penting itu. “gue tunggu di mobil.” Teriak altha.
Di mobil.
Hening yang melanda mobil vian saat perjalanan tidak ada debat kali ini karena altha malas meladeni vian.
Hanya sesekali altha bernyanyi mengikuti lagu di radio mobil vian. Jangan kaget vian juga ikut bernyanyi walau seusai vian bernyanyi Cuma sedikit saja paling 3 atau 5 kata dan itu diakhiri dengan omelan altha yang mendengar suara ajaib abang nya itu.
Altha sampai terheran biasanya abang nya ini jika menyanyi di kamar mandi seperti bukan suaranya. Altha sering mendengar saat akan kekamar abang nya itu. Tapi disini jauh berbeda, suara nya hampir membuat gedang telinga altha ingin membela diri dan mencari tempat perlindungan saking ajaib nya tuh suara.
“bang udah jangan nyanyi.”
Emang sih debat sama lo tuh gak bisa dihindari. Batin altha.
“kenapa? Lo aja tadi nyanyi dek masak abang gak dibolehin.”
“kalau altha gak disini abang boleh deh nyanyi sepuasnya.”
“emang kenapa sih, suara abang kan bagus.” Altha menahan ketawa, ingin sekali ia menjitak abang nya ini tapi takut durhaka.
“iya bagus.” Bohong altha. “tapi altha gak pengen aja denger.” Ucap altha dengan malas, sebenarnya ia hanya malas jika akan berdebat dengan vian. Pasti tidak akan ada ujungnya jika altha tidak mengalah.
“lagian suara abang kayak Louis thomlinson gini kamu gak mau denger.” Dan seketika tawa altha langsung pecah.
Ia tidak bisa menahan tawa nya dengan tingkat kepdan an abang nya ini. “kok ketawa dek?” Tanya vian heran, karena tidak ada yang salah dan lucu saat ia berucap. Sedangkan altha menggeleng dengan terus tertawa.
“ti ati tu rahang copot.” Ucap vian membuat altha membungkam mulutnya itu.
Dan kini giliran vian lah yang tertawa melihat adeknya itu terlalu polos. Altha hanya mendengus kesal dengan tingkah abang nya itu.
Holaaaaaaaa... Guys
Update update..
Hehehe udah liburan nih author bakalan sering update ...Bantu share cerita ini ke temen, sahabat, keluarga, doi, mantan😂 kalian ya guys..
Kasih comment authornya butuh pendapat kalian ni guys..
Vote jug jangan ketinggalan ya karena semakin banyak silent reader.Okay sampai jumpa di chapter selanjutnya guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo ata (Seri 2)
Teen Fiction(COMPLETED) Sequel altha Alzalvan Darren LDR hanya sebuah kata bukan pemisah untuk kita. Hanya memisahkan jarak dan waktu bukan memisahkan hati. Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu. Dan sayang ini tidak akan pernah hilang sedikit pun kar...