Te Amo Ata | Teringat Dia

501 21 0
                                    

Saat aku melihat dia lagi, seperti lorong waktu menghampiri ku dan kembali lagi dimana hari itu air mata ku terus saja keluar.










Altha memarkirkan motornya setelah turun dari motor dan melepas helmya altha mengambil topi hitam yang ia letakkan di dalam tas kecilnya. Altha berjalan melangkah. Altha menggeruntu dalam hati kenapa tokoh bukunya jauh banget, sebenarnya altha tidak suka keramaian tapi ia juga tidak suka dengan kesendirian.

Setelah perjalanan jauh dan cukup jauh itu sih bagi altha akhirnya sampai juga ditempat yang dituju altha. Altha memasuki ruangan penuh buku itu, dari awal altha masuk saja sudah tercium aroma khas novel novel yang ada di situ.

Altha bergegas menuju rak novel dengan berbagai genre fantasy, humor, action, romance, horor, science fiction, mistery dan tentunya altha akan memilih-milih novel teeenfiction. Setelah altha pikir-pikir altha juga akan membeli novel mistery/ horor, mungkin ia ingin mencoba hal baru.

Altha melihat-lihat satu demi satu deskripsi novel-novel, tentunya altha tidak ingin salah dalam memilih novel. Lebih baik disini berjam-jam untuk memilih novel mana yang cocok dari pada kecewa nantinya saat membacanya.
Setelah lama altha sudah mendapatkan satu novel teenfiction, altha mengambilnya dari rak. 

Setelah itu altha melangkahkan kakinya menuju rak novel mistery/horor, altha belum pernah membeli novel genre ini. Sebenarnya altha ragu takut tidak suka dan pada akhirnya tidak dibaca, tapi altha ingin mencoba hal yang baru.
Biasanya altha membaca novel teenfiction yang lekat dengan kisah cinta remaja, cogan, bad boy, altha tidak bisa membayangkan saat ia membaca novel horor yang ia  temui adalah hantu, kunti, sundel,wewe gombel dan komunitasnya. Altha tertawa sendiri membayangkan hal itu.

Tak seserius saat membaca deskripsi novel teenfiction, altha hanya melihat cover dan judulnya saja jika covernya bagus dan seram altha akan membelinya, bukan karena apa altha memang tidak tau mana yang bagus.

Tak butuh waktu lama altha sudah mendapatkan novel yang mana yang ia akan beli. Altha mengambil novel itu dari rak buku.

Saat altha sudah mengambil novel tersebut, altha melihat seseorang disebrang karena memang rak yang ada di hadapan altha sedang kosong hanya ada dua buku. Altha dapat melihat dengan jelas seseorang tersebut karena memang dekat, mata altha terus menatap lurus orang tersebut. Mulut altha tertutup rapat tidak bisa berkata apa-apa, kakinya kaku tidak bisa melangkah untuk berjalan menemui orang tersebut. Mata altha kini mulai berkaca kaca, buku yang altha terjatuh dan itu membuat altha tersadar dari lamunannya. Saat itu juga air mata altha terjatuh dan altha tidak sadar jika ia menangis. Altha segera menghapus air matanya dan mengambil novelnya yang jatuh tadi.

Setelah mengambil novel yang jatuh altha kembali bangkit, namun yang altha lihat tadi sudah menghilang. Altha segera menuju tempat orang yang altha lihat tadi tapi altha tidak menemukan siapa pun. Altha mengelilingi tokoh buku tersebut tapi tidak  ada orang itu, altha pun memutuskan untuk ke kasir dan membayar buku yang ia beli tadi. Altha berpikir akan bertemu orang itu di luar nantinya.

Kemudian altha keluar dari tokoh buku tersebut, altha seperti orang kebingungan mencari orang hilang. Cepat sekali orang itu menghilang, altha hanya bisa menyalahkan dirinya.
'Kalau gue gak nangis tadi pasti gak akan kayak gini jadinya.' Geruntu altha.

Altha terus berjalan, pikiran altha sedang kalut sehingga membuat altha tidak fokus.

Brruuukkk....

Altha menabrak seseorang, tapi malah altha yang terjatuh begitu pun buku yang ia bawa tadi juga ikut terjatuh.

















Hay hay hay readers akhirnya author update juga (timpukin yok authornya) hehehe✌

Jangan lupa vote ya readers😊

Comment juga ya..

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang