Bukan akhir, kemarin, hari ini, esok, dan seterusnya rasa ini tak akan berubah sedikit pun.
Flash back on.
Athor pov.
Satu minggu setelah kedatangan devon kerumah Darren dan menjelaskan semuanya. Dan altha masih sama membencinya, Darren sudah mengalah dengan egonya ia tidak mau membuat altha sakit dengan terus mengingatkan tentang masalalu nya.
Darren tidak mau melihat altha terus marah jika ia berada dekat dengannya.
Darren akan mengakhirinya walau Darren tau rasa ini tak akan pernah berakhir walau nantinya terbalas atau tidak Darren akan tetap bahagia jika melihat altha bahagia.
Hari ini Darren akan menemui altha di roftoop, Darren belum memberi tau altha ia akan menjelaskannya saat ia menjemputnya saja. Ia tau jika ia memberi tau altha sekarang pasti sudah ditolak.
Darren tidak mau menyiayiakan kesempatan untuk kali ini, untuk yang terkahir kalinya.
Darren bergegas mengambil kunci mobil, ia harus bergegas sebelum sore dan nantinya senja akan menjadi saksi bagaimana Darren bisa merelakan semua ini, rasa sakit yang nantinya akan tenggelam bersama indahnya senja.
Tapi langsung Darren tepis pikiran itu ia tidak mau membuat kenangan buruk tentang senja untuk altha.
Darren hanya ingin senja yang indah untuk altha setiap harinya, senja dimana dulu mencadi candu untuk menikmatinya bersama altha.
Darren melajukan mobilnya, di dalam mobil Darren sangat gelisa. Darren menahan rasa sakit ini, ia sudah membuat keputusan ini.
Rumah altha
Darren sudah sampai di rumah altha, ia memencet bel rumah altha. Lama Darren menunggu hingga pintu rumah altha terbuka. Kali ini bukan Chelsea yang membukakan pintu melainkan altha.
Saat altha tau Darren adalah tamunya mukanya terlihat begitu jutek, walaupun altha sadar ini salah tapi bagaimana altha sudah terlanjur membenci Darren.
Altha akan menutup pintunya kembali setelah tau yang didepannya ini adalah Darren.
“ta..” cegah Darren.
“apa lagi, kenapa loe datang kesini lagi sih.”
“maaf.”
“ckk..”
“ta dengerin dulu.”
“buat apa?”
“untuk terakhir kalinya.”
“dari kemaren-kemaren loe bilangnya itu mulu, dan apa sampai sekarang loe masih ganggu gue.”
“ini bener untuk yang terakhir.”
Deppp… entah kenapa saat mengatakan itu perasaan altha tidak enak, entah apa altha sendiri tidak tau padahal altha sangat membenci Darren.
Gue kenapa sih.. batin altha.
“ikut aku ke roftoop.”
“gak mau.”
“untuk hari ini ta.”
“ckk.. gak mau.”
“untuk terakhir.”
“ihhh gue gak mau.” Kesal altha.
“terkahir gue janji.”
“udah deh ya udah tau gue benci sama loe, masih aja loe sok baik sama gue.”
“gue gak perduli sebenci apapun kamu sama aku ta, aku masih sayang sama kamu.”
“oh.”
“ta.. terkahir gue janji.”
“oke terakhir dan gue gak akan mau nemuin loe setelah ini selamanya.”
Darren terlihat begitu pasrah.
“loe berangkat duluan gue mau pamitan dulu sama mama.”“kita berangkat bareng aja.”
“gak gue naik taxi aja.”
“kamu sama aku aja ata, kita ke roftoop bareng bareng.”
“gue gak mau, atau gue gak berangkat sekalian.”
“oke aku duluan, hati hati ata.”
“hmm..”
Darren pun meninggalkan rumah altha, sebelum itu Darren sudah memesankan taxi untuk altha. Ya Darren khawatir jika altha berangkat sendirian.
Altha pun juga demikian ia berpamitan pada mamanya Chelsea, tapi alasan altha bukan Darren. Ia tidak mau mama nya khawatir dengan nya.
Altha bergegas menuju roftoop dengan perasaan yang tidak karuan, entah kenapa altha memikirkan perkataan Darren ‘untuk terakhir kali, janji’ kata kata itu terus terngiang di kepala altha.
‘Oh c’mon ta itu kata kata gak penting’ ucap altha dalam hatinya.
Ku update lagi..
Yo yok yang baca vote ya
Comment guys. Kasih kritik, saran atau apa lah terserah kalian..
Bye ketemu lagi di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo ata (Seri 2)
Teen Fiction(COMPLETED) Sequel altha Alzalvan Darren LDR hanya sebuah kata bukan pemisah untuk kita. Hanya memisahkan jarak dan waktu bukan memisahkan hati. Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu. Dan sayang ini tidak akan pernah hilang sedikit pun kar...