Te Amo Ata | perjanjian tak tertulis

381 15 0
                                    

Bahagia saat aku tau kamu baik-baik saja ata.







Tiga hari setelah altha bangun dari koma nya ia sekarang sudah boleh pulang dari rumah sakit.

Argha, chlesea dan vian lega karena sudah melewati masa-masa sulit itu.

Bagaimana dengan altha ?
Altha juga lega melihat keluarganya bahagia dengan kesembuhannya, altha juga senang bisa pulang karena disini altha hanya berada di kamar rumah sakit saja.

Chelsea, argha dan vian melarang altha untuk keluar sementara waktu. Mereka terlalu khawatir dengan altha, setiap saat mereka bergantian untuk menjaga altha.

Terutama vian, ia hanya pulang untuk mandi dang ganti baju saja, setelah itu ia akan langsung ke rumah sakit. Ya walaupun setiap altha beretemu dengan vian  seperti  kucing dengan tikus tidak pernah akur tapi rasa sayang, khawatir melebihi dirinya sendiri.

“pulang juga loe dek.” Ucap vian sambil mendorong kursi roda altha untuk menuju mobil.

“yey emang loe gak pengen adek loe ini pulang bang.” Ucap altha kesal, baru saja mereka diam akibat perdebatan altha tidak ingin memakai kursi roda karena ia masih bisa berjalan tapi vian memaksa altha untuk menggunakan kursi roda dengan alasan jika altha berdiri lama-lama ia akan pusing nantinya.

Mereka sama-sama  kekeh dengan pendiriannya tidak ada mau yang mengalah.

Hingga altha dengan vian membuat perjanjian tak tertulis.  Vian menerima nya sebagai balasan agar altha mau duduk di kursi roda.
Itu beberapa menit yang lalu dan sekarang mereka berdebat lagi.

“nanti makanan di rumah abis lagi.” Ucap vian sambil teru mendorong kursi roda altha.

“yey emang gue doang yang abisin kan loe juga bang malah lebih parah loe.” Bantah altha.

“sama mah kita kan keturunan papa.” Ucap vian berhasil membuat altha tertawa.

“bbbhahahaha.. parah loe bang, kalo papa denger tamat riwayat loe.”

“tamat gimana nih ? palingan juga nyegir karena bener kan.”

“hahaha emang sih loe tuh sama banget kayak papa.”

“kan anak nya.” Altha hanya nyengir dengan watadosnya.

“eh bang.” Panggil altha ke vian, entah kenapa mereka berdua jalan dari tadi belum nyampek juga.

jauh amat ya parkiran batin vian.

“apaan.”

“idih pms loe bang, ngeggas amat.”

“kalo sama elo mana bisa santai.” Ucap vian.

“yey..”

“apaan.”

“Cuma mau ngingetin permintaan gue tadi.”

“loe kan gak minta apa-apa.”

“yey enak aja loe, gue turun nih dari kursi roda.”

“turu aja, kalo lu turun yang jatoh juga loe dek.” Ucap vian yang memang akan dilakukan oleh altha “eh eh dek.” Vian mencekal bahu altha. “apa-apaan si loe, iya gue turutin, lagian gue Cuma bercanda kali.”

Khawatir vian yang sebenarnya altha juga  bercanda, mana mungkin altha menyakiti diri sendiri kan.

“beneran loh bang.”

“iya iya lagian loe tadi kan gak  ngomong mau minta apaan.”

“nanti aja bang semua tuh butuh proses.”

“widih sok bijak.”

“emang iya.”

“iyain aja deh, lama lama-lama berbusa gue debat sama loe.” Sekali lagi altha nyengir dengan watados nya.  “lagian apa sih yang loe minta sampek segitu nya.”

“kepo.”

“ya udah gak gue turutin.” Kesal vian.

“ya udah gue turun.”

“ya..”  vian mendengar itu langsung melotot. “jangan dong.”

“mangkanya turutin bang.”

“iya iya dah…” ucap vian.
Dorongan kursi roda altha berhenti tepat di samping mobil altha, terdengar napas lega dari vian.

“huftt akhirnya sampek juga.”
Jeng..  jeng.. apakah akan terjadi perdebatan ?..

“segitu berat nya kah bang gue sampek loe lega pas  udah gak dorong gue.”

Dan…. Ya… pedebatan dimulai kembali.

“kalo di bilang enteng banget angkat loe dek, sama aja gue boong dong.” Ucap vian sambil tertawa kecil.

“bilang aja loe yang gak kuat bang.”

“buktinya sampek sini.” Ucap viaan.

“ihhh bang loe ngeselin.”
Vian membuka pintu mobil, ia memopong altha masuk ke dalam mobil. Mobil yang ditumpanngi vian dan altha melaju dengan kecepatan rata-rata, papa mama vian sedang mengurus sesuatu yang berhubungan dengan altha di rumah sakit. Chelsea dan argha menyuruh untuk vian membawa altha pulang terlebih dahulu karena khawatir dengan kondisi altha.

Dari tadi altha hanya diam, ya ngambek dengan vian yang sudah meledek nya.

Vian menoleh kearah altha lalu kembali lagi fokus ke jalan. “elah dek ngambekan.” Altha masih diam. “gue bercanda kali.”

Altha masih diam. “ nanti kalo loe udah sembuh gue traktir ice cream deh.”

Altha menoleh dengan senyum lebar nya. “oke gue  maafin.” Ucap altha seketika membuat vian melongo.

“giliran ice cream aja.”

















Heyooooo

Ku baru update😁

Comment sebelum aku next
Karena author mau double update.


And vote ya guys.

Maaf update malam malah eh gak deg udah pagi😂😂

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang