Ata merindukan aren disini
Sesampainya di rumah, altha langsung merebahkan tubuhnya di kasur ternyaman yang altha miliki. Ia rindu dengan guling dkk.Hufftt..
altha menghembuskan napas berat nya, diambil ponsel yang berada dalam saku celana nya. Ia membuka apk chatting.
Hanya beberapa chatting dari teman-teman nya seperti mika dan viola dan beberapa pesan dari group chatt.
Tidak Nampak nama Darren di apk chatting altha. Ini kenapa apa Darren marah dengannya.
Akhirnya altha mengakhiri aktifitasnya itu, tapi sebelum itu ia melihat tertera nama ‘devon’ di beranda chatting nya. Ia mengurungkan untuk meletak kan ponsel nya itu.
Ia membuka chatt dari devon itu, seperti familiar dengan nama itu.Devon
Aku tunggu di roftoop, sebelum senja datang.Altha membaca pesan singkat itu, siapa dia tapi nama itu seperti tidak asing bagi nya.
Altha ragu untuk membalas pesan itu, ia penasaran siapa devon. Ia berniat untuk menemuinya langsung saja.
Tapi gimana kalau dia orang jahat
Batin altha.Ia mengetik pesan di ponsel nya.
me
Siapa kamu ? ada perlu apa?Lalu altha menghapus nya kembali, ia ragu untuk mengirim pesan tersebut.
Ia menggigit bibir nya, ponsel nya ia gunakan untuk tompangan dagu, Altha berpikir sejenak.Apa aku benar benar tidak mengingat nya.
Tungg .......
Suara notifikasih dari ponsel altha membuat ia kaget saat sedang asik bermain dengan pikirannya. Altha pun melihat nya tertera nama ‘devon’ membuat mata altha mendelik seketika. Ternyata pesan itu dari devon.
Devon
Ku harap kamu datang, aku ingin kamu tau semua nya ata.Ata ?
Altha benar-benar memperhatikan tulisan huruf ‘ata’
Dia memanggil ku ata?
Siapa dia ?
Yang hanya memanggil ku ata hanya Darren.
Batin altha.
Altha semakin penasaran dengan orang ini, ia putuskan menemuinya nanti.
Huffttt…
Altha membaringkan tubuhnya kembali, setelah kaget dengan tragedi tersebut.
Kalau dia orang jahat bagaimana?
Pertanyaan itu muncul di kepala altha, membuat ia kembali duduk.
Arghhh..
Altha begitu frustasi dengan semua ini.
Baru juga pulang dari rumah sakit, udah dibuat frustasi aja sama kek beginian.
Batin altha.
Tingg….💡💡
Suatu ide muncul di pikiran altha, membuat ia tersenyum.
“Loe emang pinter ta.” Ucap altha.
Altha kembali dengan posisinya tadi, ia merebahkan tubuhnya kembali. Lama-kelamaan altha mengantuk, mata nya sudah sayup-sayup dan pada akhirnya altha tertidur dengan pulas.
Sore.
Altha menuruni anak tangga dengan hati-hati, karena jika vian tau altha pencilakan dengan kondisi nya yang baru sembuh bisa habis dia kena marah sang abang.
Altha sudah rapi dengan hoodie berwarna army dan juga celana hitam, rambutnya dikucir kuda rapi. Seperti altha biasa nya yang selalu simpel.
“mau kemana loe dek.”
Ucapan itu membuat altha terhenti seketika.Tuh kan pasti gak ngebolehin, pasti, pasti pasti pasti dah…
Kata kata itu terus bergemuru di pikiran altha.
“kepo.” Balas altha dengan songong nya.
Untung adek.
Batin vian“mau kemana loe.” Vian masih sabar, jika kesabarannya sudah habis maka perdebatan akan terjadi lagi.
“bang..”
“apa?”
“boleh ke roftoop ya.” Ucap altha dengan wajah sok imut nya. Wajah wajah memelas versi altha. “ya bang.”
“gak.”
Seketika hembusan angin eh gak deg hebusan napas altha terdengar. Wajah memelas nya seketika berubah menjadi wajah-wajah saat menghadapi musuh bebuyutan saja.
“tau gitu gue gak bilang bang sama loe.” Ucap altha.
“ya uda sih jangan bilang.” Ucap vian.
“ya udah gue pergi bye…” ucap altha.
Gimana kalau orang itu jahat.
Depp kata-kata itu muncul di kepala altha bagaikan quotes.
Altha menghentikan langkahnya, kemudian ia berbalik lalu duduk di sofa dekat abanngya dengan cengar cengir.
“ngapa loe balik.” Ucap vian.
“hehehe bang..” ucap altha dengan masih cengar cengir sendir.
Kok perasaan gue gak enak ya..
Batin vian.Hey hey guys
Comment and vote baru author lanjut😁.
Karena author mau ngebut buat tamatin ni cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo ata (Seri 2)
Teen Fiction(COMPLETED) Sequel altha Alzalvan Darren LDR hanya sebuah kata bukan pemisah untuk kita. Hanya memisahkan jarak dan waktu bukan memisahkan hati. Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu. Dan sayang ini tidak akan pernah hilang sedikit pun kar...