Te Amo Ata | keluarga darren

1.2K 48 2
                                    

Setiap saat rindu itu pasti akan muncul entah mengingatkan tentang kenangan indah atau malah membuka luka lama

Mobil darren

Setelah sarapan bersama aku dan darren sudah berada dalam mobil. Darren melajukan mobilnya dengan santai karena darren tadi menjemputku lebih awal.

“gak sabar ya ata pengen ketemu camer.” Ucap darren yang sendari tadi melihat raut bahagia dari wajah altha.

“apa sih aren, aku Cuma kangen sama bunda.”

“kangen sama bunda aja gak kangen sama anaknya.”

“kan tiap hari ketemu.”

“tapi kan aku ngangenin.” Ucap darren dengan pd nya

“iya.”

“duh pacar aku cuek banget dah.” Ucap darren

“jadi nyesel nih pacaran sama aku.”

“ya enggak lah mana mungkin aku nyesel punya pacar bidadari kayak kamu.”

“receh, udah sana fokus nyetir.”

“iya duh kebelet ketemu sama camer ya.”

“udah dibilangin kalau aku kangen sama bunda."

Hening beberapa saat karena memang menuruti perintah altha bahwa dia harus fokus nyetir. Tapi apalah darren dia tidak bisa diam walaupun itu hanya sebentar saja. Kini suara darren memecah keheningan lagi.

“ata..”

“hmm..”

“kalau nanti aku ke luar negri kamu ya yang antar aku ke bandara.”

“gak mau ah.”

“ya kenapa ?”

“ya abisnya kamu mau tinggalin aku sih, mana ada pacar rela nganter pacarnya yang mau ninggalin dia.”

“ata..” wajah darren jadi merasa bersalah.

“hahahahahahha..” tawa altha menggelegar

“loh kok ketawa.’

“aku Cuma bercanda ren, aku bakal anter kamu kok asal kamu janji gak akan ngelupain aku”

“iya aku janji.”

“dan..” altha mengantungkan kalimat terakhirnya

“dan apa?”

“jangan lupa bawa oleh oleh kalau pulang..heheheh” cengiran altha

“iya siap.” Sambil mengacak acak rambut altha.

“muka kamu lucu kalau melas kayak tadi..”

“udah jangan dibahas.”

“kenapa muka kamu lucu jadi pengen nyubit.”

“iya sini cubit.” Altha melihat heran darren.

“nggah jadi deh.”

BANDARA
Altha dan darren sedang duduk di ruang tunggu mereka sedang asik dengan obrolan mereka.
“darren.. eh ada altha.” Kata bunda darren yang kini sudah berada di depan darren dengan ayah darren yang disampingnya membawa koper.

“bunda..”  altha langsung memeluk dera-bunda darren, dera pun menerima pelukan altha.

“bunda kangen.” Kata altha sambil melepas pelukannya

“bunda juga kangen.”

“ayah gak ada yang kangen nih.”

“hehehe.. altha juga kangen kok sama ayah..”kata altha “tapi lebih kangenan sama bunda.” Lanjut altha.

“duh darren dilupain nih.” Ucap darren yang membuat alza-ayah darren, dera dan altha menoleh ke arahnya.

“tuh tha darren nya cemburu.” Kata dera yang menggoda altha.

“biarin bun masa cemburu sama bunda sendiri."

“dari kemarin altha seneng banget bun pas tau kalau bunda mau pulang.” Kata darren.

Dera melihat ke arah altha dan mengusap lembut pucuk rambutnya.dera memang sangat menyanyangi altha. Selain faktor altha adalah kekasih darren, dera juga ingin memiliki anak perempuan.

“udah yuk temu kangennya kita lanjutin dirumah aja." Ucap sang ayah membuat mereka menyudahi aktifitasnya.

“iya yah kalau darren disini kayak liat drakor.” Kata darren

Mobil darren

Mobil darren melaju membela jalanan yang sesak karena dipenuhi kendaraan. Tapi tak membuat darren yang mengemudi terasa begitu boring karena disampingnya ada altha dan di belakang ada orang tua darren. Sendari tadi darren altha dan juga ayah dan bunda darren yaitu alza dan dera asik dengan obrolan mereka. Mereka saling bercengkrama tak ada rasa canggung yang menyelimuti mereka bahkan altha yang bukan keluarga mereka terasa begitu akrab dengan dera dan alza.

“dek kita ke makam abang dulu ya.”ucap dera

“iya bun.”

Hening beberapa saat mungkin mereka sudah lelah karena candaan yang dibuat oleh alza dan juga anaknya darren.

Hingga mobil darren sudah sampai di tempat pemakaman umum. Sudah tidak asing lagi bagi darren karena ia sudah sering kesini untuk mengunjungi makam davin. Kadang kadang darren mengajak altha kesini.

Hening beberapa saat karena mereka sedang khusuk berdoa. Kemudian menaburkan bunga digundukan tanah itu. Air mata bunda darren keluar karena ia sudah tidak bisa menahan sesak di dadanya. Sudah lama sekali dera tidak berkunjung ke makam ini. Alza yang ada di samping dera mengelus pundak istrinya itu untuk menenangkannya. Altha juga ikut menenangkan dera. Sedangkan darren hanya bisa diam karena dia tidak tega melihat bundanya seperti itu. Tidak bisa dipungkiri darren juga rindu pada kakaknya itu.

“bun kita pulang yuk, bunda kayaknya udah capek.” Kata darren memecahkan keheningan.

“iya kita pulang aja ya bun.” Alza juga menyetujui perkataan anaknya itu

“iya bun altha pengen masak buat bunda.” Kata altha yang membujuk bunda.

"bunda kayak anak kecil aja pakek dibujuk segala." Ucap dera dengan senyum dibibirnya sambil mengusap air mata yang keluar dari matanya tadi.

Rumah darren
Altha dan keluarga darren sudah sampai rumah darren. Dera dan alza merebahkan tubuhnya di ruang keluarga sambil berssantai nontotn tv.

"bun altha buatin minuman ya.."

"jangan deh kamu kan baru juga sampek nanti kecapekan lagi."

"gapapa kok bun, sekalian altha juga mau minum boleh kan bun."

"ya boleh dong"

"bunda mau minum apa "

"terserah deh tapi bunda pengen yang seger seger."

"altha buatin jus aja ya bun."

"boleh deh."

"ayah mau minum apa." Tawar altha pada alza

"samain aja deh."

"siap yah..."

"aku gak ditawarin nih." Ucap darren.

Altha terkekeh sampai lupa dengan darren "hehehehe iya kamu mau minum apa."

"sama deh, aku bantuin buat minumnya ya."

"boleh." Altha tidak menolak. Darren berdiri dan melangkah menuju dapur begitu pun altha.









Maaf ya readers atas kesalahannya. Author lagi gak fokus nih(elahh mikir apa lu thor) sekali lagi maaf readers.

Hay hay readers..👋👋

Cuma mau nyapa doang kok😂 (si author kuker)

Vote and comment ya☺

Sorry for typo

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang