Kamu segalanya bagi ku, pikiran ku memilih pergi tapi hati yakin untuk menetap. Biarkan kali ini hati yang mengalah, tapi suatu saat hati akan kembali. Disini di tempat nya untuk bahagia.
Author pov.
Darren sudah berada dalam mobil milik keluarganya, ia melamun menatap ke luar jendela.
Hari ini ia akan meninggalkan tempat tinggalnya ini. Mungkin lama atau bisa juga ia tidak kembali.
Ia akan meninggalkan semua ini, teman-temanya, saudara, dan juga kenangan.
Tapi hal yang berat untuk Darren tinggalkan adalah altha. Ya siapa lagi kalau bukan altha, mulut Darren mengatakan iklas untuk meninggalkan tapi nyata nya hati nya sekarang sedang beradu dengan pikirannya.
Tapi kali ini pikiran Darren lah yang menang, ia tau ini semua untuk kebaikan. Itu berarti hati Darren kali ini harus mengalah.
Pikiran Darren terus saja memikirkan kondisi altha, bagaimana bisa ia meninggalkan altha dengan kondisi seperti itu.
Walau jalan pikir Darren begitu rumit, tapi itu semua untuk kebaikan altha. Biarkan altha nanti mengira jika Darren hanya mementingkan egonya, tapi ini semua untuk altha.
Darren tidak perlu memperlihatkan cintanya,ia memang sangat tulus dengan altha. Altha sudah menjadi bagian dalam hidupnya.
🎶🎶
He wasn’t my everything ‘til we were nothing
And it’s taken me a lot to say.🎶🎶
Lagu my everything milik arinana grande dengan alunan musik akustik, tapi yang menyanyikan nya beda kali ini.
Suara itu adalah suara altha, tapi itu adalah nada dering dari ponsel Darren. Telepon dari seseorang, tapi Darren tidak menerima panggilan itu.
Ia masih melamun dengan menikmati suara altha, ya suara yang ia rindukan.
Mungkin ia akan menjadikan ini agu favorite nya.
“ren ada telpon tuh.” Hingga suara seseorang itu mebuyarkan lamunan Darren.
Ia yang sebenarnya masih ingin menikmati suara altha tapi sudah lah jika begini terus Darren akan kembali lagi dan semua rencana Darren akan gagal.
Darren menerima panggilan, yang selama tadi berbunyi.
Tertera nama DEVIAN, ya siapa lagi kalau bukan abang nya altha.
“hallo..” ucapan dari sana.
“hallo..” Darren perbikir kenapa vian menelpon nya, bukan kah vian benci dengan Darren sejak tadi. Tapi ada apa ini, entahlah Darren akan segera mengetahuinya. “ada apa vi..”
“altha udah sadar.” Ucapan vian berhasil membuat Darren lega, setidaknya rasa gelisah Darren dari tadi berkurang sedikit.
“loe ada dimana.”
“gue kan tadi udah bilang vi.” Ucap Darren dengan penuh penyesalan, sebenarnya ia ingin kembali saat ini juga hanya untuk memastikan kondisi altha. Tapi darren juga terlalu takut untuk tidak bisa pergi, hati nya nanti akan menyuruh Darren untuk menetap.
“gue kira loe akan berubah pikiran setelah gue kasih tau kalau altha udah sadar, tapi ternyata..”
“vi..” ucap Darren.
“ya udah pergi cari kebahagiaan loe. Jangan pernah loe temuin altha lagi, gue gak mau altha sakit gara-gara cowo kayak loe.”
Kebahagiaan gue disini vi, gue pergi untuk kembali. Gue gak bisa penggang janji gue buat jauhin altha, walaupun gue tau udah gak lama lagi gue disini.
Batin Darren.
“inget ren gue gak bakal biarin loe buat ketemu altha lagi.” Ucap vian.
Darren hanya bisa diam, sambungan telpon sudah di matikan vian.
Darren kembali melamun menatap jalanan, ia ingin tau kondisi altha. Bagaimana altha sekarang ia ingin tau.
“loe beneran mau ngelakuin ini.”
“hufttt.. iya von.” Darren ternyata semobil dengan devon.
“udah loe pertimbangin dengan matang kan.”
“ini untuk kebaikan altha.”
“apa loe yakin ini untuk kebaikan.”
Darren agak ragu, tapi ini untuk altha. “hmm..”
“loe yakin.”
“bentar lagi gue juga bakalan pergi von.” Ucap Darren dengan senyum .
“loe gak boleh ngomong gitu ren.”
“kalau gue gak ngomong juga itu bakal terjadi.”
“gue mau minta sesuatu sama loe.” Devon mengabaikan omongan Darren.
Hey guys author update lagi...😁 pada nungguin gak?
Udah lah vote aja, author tunggu ya comment nya.
Kasih saran buat author kek😣
Bye guys
Vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo ata (Seri 2)
Teen Fiction(COMPLETED) Sequel altha Alzalvan Darren LDR hanya sebuah kata bukan pemisah untuk kita. Hanya memisahkan jarak dan waktu bukan memisahkan hati. Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu. Dan sayang ini tidak akan pernah hilang sedikit pun kar...
