Te Amo Ata | Pecandu senja

486 22 0
                                    


Hanya tau kabar mu baik baik saja, sudah membuat ku tenang










Tiga hari sudah berlalu dan altha sudah kembali, kali ini altha terdiam menikmati alur novel yang ia baca. Karena altha memiliki waktu satu hari libur ia lebih memilih beristirahat saja dirumah.
Entah sudah berapa lembar altha membacanya tapi altha belum bosan untuk meninggalkan buku tebal yang ada digenggamannya. Bahkan altha sampai menikmati alur cerita dan pada akhirnya terbawa suasana atau ‘baper’.

Tung.... satu notifikasi dari ponsel altha tak membuat altha beranjak dari tempat duduknya, dan masih tetap fokus  dengan lebar tebal dihadapannya.

Hingga satu nada dering mengguma dikamar altha, membuat altha beranjak dan menyudahi aktifitas membacanya. Altha berjalana menuju laci dekat kasur kamar tidurnya. dilihat ponsel yang tergeletak mengenaskan karena tidak di jamak oleh altha sama sekali pagi ini.
Dilihat nama darren buru-buru altha mengangkatnya, tentunya dengan wajah yang ceria.

“hallo..” terdengar suara khas darren yang selalu membuatnya rindu.

“ya..”

“ata..”

“ya.”

“cuek banget sih.”

“biarin.”

“ya udah deh, aku matiin ya telponnya.”

“ihh darren kok dimatiin sih, baru juga telpon.”

“hehehe..”

“kok malah ketawa sih.”

“ya abisnya kamu cuek banget sih, aku kan rindu ata yang bawel.”

“biarin biar tau rasa.”

“kok gitu sih.”

“hehehehehe.. iya iya ini kan udah bawel aren.”

“kok gak dibales sih chatt dari aren.”

“emang kamu ngechatt.”

“tuh kan sampek gak tau.”

“hehehhe.. maaf tadi keasikan baca novel aren.”

“kamu sekarang di rumah kan.” Tanya darren.

“ya emang kenapa?”

“enggak kok. Kalau kamu ketawa kan manis banget takut ada yang ngeliat selain aku.” Ucap darren yang kali ini membuat altha bulshing.

Dan itu adalah percakapan terakhir darren dan altha, sudah dua hari berlalu darren sama sekali tidak menelphone altha hanya membalas pesan altha itu pun secara singkat. Altha tau dan memakhluminya, darren ingin cepat menyelesaikan kulianya dan segera pulang.

Altha juga menjalani hari seperti biasanya, setidaknya ketidakhadiran darren bisa terobati dengan berkumpul setiap harinya bersama vio dan mika. Mereka akan meluangkan waktu saat pulang dari kampus. Seperti sekarang mereka sudah berkumpul di kafe dekat fakultas mereka.

Hanya bebicara hal-hal ringan yang membuat mereka tertawa, tentu saja yang membuat tertawa adalah cerita vio. Bukan kenapa si vio kalau cerita heboh banget, sampek mika dan altha menahan perutnya karena sakit ketawa terus.

Tidak terasa mika, vio dan altha sudah lama duduk dan bercanda di cafe ini hingga hari sudah menjelang sore, senja akan datang. Altha berpikir akan menikmati senja diperjalanan pulangnya.

“guys udah sore nih gue balik dulu ya.”

“ya tha emang loe  gak kangen sama gue.” Ucap vio.

“tiap hari ketemu juga.”

“altha tuh malah enek kali vi.” Ucap mika.

“jahat banget loe mik, sono bergaul sama dora aja loe.”

“elah baperan amat lu kek mbak kunti.” Ucap  mika yang mampu membuat altha tertawa bahkan vio juga nahan ketawa.

“udah kalau lucu mah ketawa aja gak usah ditahan kale.”

“hahahaha...”

“tuh kan.”

“gue ketawa  bukan karena ucapan loe barusan, loe gak cocok jadi pelawak mik.”

“ehhh udah ah gue pulang dulu ya.” Ucap altha.

“ya rayuan gue gak mempan.”

“ya iyalah rayuan yang buat si bagas jangan dikasih ke altha lagi ya gak mempan lah.”

“gue mau liat senja juga.”

“iya tau yang pecandu senja.”

“heheheh.. ya udah gue pulang dulu ya.”

“iya hati-hati loe.” ucap vio.

“hati hati tha.” Ucap mika mengulang yang diucapkan vio.

“iya bye..” altha pun pergi melangkah keluar dari kafe, berjalan menelusuri jalan sambil bersenandung kecil.















Yuhuuuuu..
Hehehe.. Maaf ya si author lama banget gak update😂

Lagi gak mood banget nulis nih

Yang penting kali ini author dah update te amo ata😂

Vote guys☺

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang