Te Amo Ata | Melihat senyum itu lagi

609 30 1
                                    

Tidak mau melepaskan genggaman tanga itu lagi. Karena kehilangan mu adalah titik terlemah ku.






Darren sudah sampai di bandara, ramai banyak orang lalu lalang entah itu karena panik atau dengan berbagai macam hal. Orang orang yang panik sama seperti darren kali ini. Ia begitu panik sampai sampai tidak bisa berpikir jernih. Pikiran darren kalut terus saja terbayang wajah altha.

Darren berjalan kemana saja berharap altha menemukan altha, berharap altha tidak ada di pesawat itu, berharap altha ada disini, berharap bisa memeluk altha, melihat senyumnya dan mata indahnya. Darren sangat mengharapkan itu semua.

Tapi nyatanya darren tak melihat altha lagi, dada darren terasa sesak. Darren tidak bisa menahannya lagi, perlahan air mata itu mulai runtuh.

Darren terjatuh ke lubang rasa sakit, menyakitkan. Ia tidak mau kehilangan orang yang ia sayang lagi. Sudah cukup menyakitkan kehilangan davin sekarang ia harus menegarkan hatinya lagi.

Darren terjatuh, ia menjatuhkan lututnya ke lantai. Ia tidak kuat lagi menahan semua ini, bahkan tidak punya tenaga sama sekali untuk berdiri. Ia lemah mungkin sudah di bawah titik terendah seorang darren. Air mata tak henti hentinya keluar dari mata darren, mungkin sudah kering.
Pikirannya masih kalut tapi darren masih bisa melihat, ada tangan seseorang dihadapannya. Orang itu mungkin mau menyemangati darren, merasa kasihan melihat keadaan darren atau juga merasakan yang sama seperti yang dirasakan darren.

Tangan itu masih sama dengan posisinya tadi, darren enggan menerima uluran tanga itu. Bahkan melihatnya lagi saja tidak.  darren masih dengan pikirannya yang sama, masih dengan altha semua kenangan dengan si gadis cuek itu.

“aren kenapa?” suara itu, suara gadis yang darren khawatirkan tapi bagaimana mungkin dia ada disini. darren tidak percaya bahkan darren masih melamun saat ini, memikirkan apakah benar itu altha. Althanya atau Cuma halusinasi saja.
Darren mendongakkan wajahnya, matanya menangkap sepasang mata indah, ya mata indah itu lagi. Gadis yang ia khawatirkan sendari tadi takut jika kehilangan dia sekarang berada di hadapannya.

Setetes air mata itu jatuh lagi, tapi kali ini dengan perasaan lega bisa melihat mata indah itu lagi, bisa melihat senyum itu lagi, bisa menghabiskan waktu bersama dia.

“aren.” Ucap altha yang berada di hadapannya.
Bukannya menjawab darren langsung memeluk altha, sangat erat. Ia tak mau melepaskannya lagi ia takut kehilangan lagi.

Darren tak mau melepaskan pelukkannya, ya masih dengan alasan yang sama ia tidak mau kehilangan lagi. Altha yang tidak tau maksut darren apa, hanya bisa diam dalam pelukkan darren. Ya walaupun ia tidak mengerti tapi ia tau kalau darren sedang sedih saat ini, terlihat dari wajahnya. Dan altha melihat darren menangis, bahkan dalam pelukkannya darren menangis terisak. Untung saja altha membatalkan kepulangannya karena hatinya merasa tak tenang, memikirkan laki laki yang ada di pelukkannya ini. Dan benar saja, hati altha benar jika memaksa untuk tetap disini.

Jujur saja altha tak tega melihat darren seperti ini, ia juga merasakan yang sama seperti darren. Bagaimana tidak ia tak pernah melihat darren seperti ini, terakhir ia melihat darren seperti ini saat davin meninggal dan itu adalah titik terlemah seorang darren. Altha tak mau itu terulang lagi sudah cukup sakit waktu itu melihat darren yang terselimuti duka.

Darren masih tak mau melepaskan pelukkanya, altha yang mengerti ia berusaha mencoba meminimalisir yang dirasakan darren saat ini. Tangan altha mengelus punggung darren. Tangisannya tidak seperti tadi sekarang sudah meredah tapi darren masih belum melepaskan pelukkannya.

“ata darren takut.”

“takut?”

“takut kehilangan ata..” ucap darren.





















Yey akhirnya bisa update lagi☺

Terus tungguin kelanjutan cerita ini ya readres☺

Jangan lupa vote.

Vote


Vote




Vote.

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang