Te Amo Ata | buku ingatan

487 15 1
                                    

Aku hanya tidak ingin melihat mu sakit, jika menjauh adalah tindakan yang tepat untuk itu akan aku lakukan.-ata-






















Altha memasuki kamarnya,ia menghempaskan tubuhnya ke kasur. 

“hufftt… bang vian nih bener-bener.” Altha mengeruntu.

Tiba-tiba ia teringat ia tadi kan menemukan buku. Altha menempuk jidat nya, ia lupa buku itu ia taruh mana.

“agghhh..” geram altha.

Tok tok…
Cklekkk…

Pintu kamar altha terbuka, altha kembali duduk di tepian kasurnya. Ternyata vian yang datang.

“ngapain lagi loe bang.”

“elah loe pms ya.”

“menurut loe, dari tadi pagi loe bikin kesel aja bang. Pergi aja sono bang”

“elah dek, gue Cuma ngasih buku ini kale. Punya loe kan.”

Tangan vian mengayun-ayunkan buku itu ke atas. Ya buku yang ditemukan altha digudang tadi.

“kok bisa sama loe bang.”

“nemu abis dibawah siti palingan.”

“ah loe bahas tikus lagi.”

“hehe.. tadi gue nemu dilantai.”

“sini bang.”

“enak aja.”

“lah kok gitu.”

“tadi kan loe ngusir gue, ya udah gue pergi aja bye.”

“bang loe resek ih.”

“biarin.”

“bang sini ah gue males debat sama loe.”

“gue gak ngajakin debat loe.”

“bang.”

“iya iya tapi nih.” Vian pun memberikan buku yang ia pegang, belum juga ditangan altha vian menarik buku itu kembali. “eitz.”

“apaan lagi sih bang.”

“tapi loe harus janji.”

“janji paan lagi.”

“janji loe harus tepatin permintaan gue tadi.”

“elah loe khawatir amat sih bang.”

“iyalah loe kan bisa aja bo'ong.”

“iya iya gue janji, sekarang siniin bukunya.”

“nih..” vian memberikan buku itu lalu pergi. “awas aja loe gak tepatin.” Vian langsung pergi.

“yey kenapa sih lu bang.” Teriak altha dan tidak dihiraukan oleh vian.

🍁🍁

Altha menghempaskan tubuh nya ke kasur, ia menghembuskan napasnya bukunya di taruh di samping tempat altha berbaring.

Ia merasa hari-hari yang ia jalani terasa kosong, ia tidak tau penyebabnya  tapi ia merasakan begitu walaupun setiap harinya altha mencoba untuk selalu ceria.

Altha memilik keluarga yang bahagia, teman altha mika, vio, bagas yang selalu ada disaat altha sedih terus apa lagi ia juga memiliki devon tapi entah apa yang rasa kurang altha sendiri tidak tau.

Bukan karena devon menghilang semenjak altha dari rumah sakit tapi ini sudah lama, altha kira ini terjadi semenjak altha dari rumah sakit  dulu.

“hufftt..” altha mengehmbuskan napas beratnya lagi, ia harus tidak memkirkan ini yang ia pikirkan sekarang adalah harus membahagiakan orang tua.

Altha kembali duduk di kasur, ia melihat buku yang ia perebutkan tadi dengan vian. Tangannya mengambil buku itu.

Buku yang sudah lapuk dan berdebu tadinya tapi sudah dibersihkan altha, buku apa ini.  Altha membalik balik buku ini sampul depan dan belakang, seperti nya ini familiar bagi altha.

Altha baru menyadari jika di Di depannya tertulis nama ata
Altha semakin penasaran saja, kenapa ata bukan altha ini buku milik ku kan batin altha.

Dan bukannya yang memanggil aku ata dia saja? Tapi kenapa bisa?
Altha terus berpikir, ia kadang berpikir ini hanya kebetulan saja.

Hingga kepala altha terasa sakit memikirkan itu, altha mencoba untuk lebih kuat. Ia penasaran dengan buku ini, ia akan membacanya. Entah ia tak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, ia tak perduli ia akan segera tau tentang yang ia pikirkan tadi dari buku ini.

Atau ini semua berhubungan dengan kekosongan hari-hari altha selama ini. Altha harap bisa menemukan jawaban semua ini dari buku ini.































Noh double up

Vote


Comment

Comment dong kalau mau next

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang