Semuanya berubah
Dengan perginya kamu
“bagas, rey juga ikut kok ta.” Ucap vian dengan excited “sama…” ucapan vian mengantung.“sama siapa bang?” Tanya altha.
“ihhh kepo yaaa..”
“tau a abang ngeselin.” Altha memanyunkan bibir nya, selalu saja vian tidak bisa serius jika dengannya.
“ecie altha kepo.” Vian lagi-lagi menggoda adeknya itu, bukan karena apa vian sudah merindukan moment seperti ini dengan altha.
Beberapa minggu kemarin ia seperti kehilangan altha dan saat ini lah vian harus mengembalikan altha.
“biarin, terserah abang lah kalau gak mau ngasih tau.” Altha segera melangkahkan kaki nya untuk pergi dari situ. “altha capek altha mau istirahat.”
“eh eh eh.” Vian mencekal tangan altha. “ngambekan amat sih adek abang ini.” Ucap vian.
“sini-sini duduk katanya tadi mau abang temenin.”
“ya abisnya abang ngeselin.”
“kangen gue dek sama lu.” Vian megacak-acak rambut altha lalu merangkulnya.
“bang vian lepasin altha gak bisa napas.” Ucap altha dengan teriak, tapi vian tidak melepaskan altha malah ia memeluk semakin erat.
“bang vian lepasin altha kehabisan napas.” Barulah vian melepaskan altha dan dengan muka-muka watadosnya vian hanya menyengir.
“ih bang vian ngeselin.” Altha memukul vian dengan bantal sofa dan terjadilah perang bantal antar mereka berdua.
Altha dan vian sama sama menikmati moment ini, sebisa mungkin vian harus membuat altha lupa dengan masalahnya walau rasa nya itu tidak mungkin tapi setidak nya untuk saat ini altha tidak memikirkannya sampai-sampai kesehatan nya kembali normal.
“hahaha udah –udah bang altha capek.” Sebelum mengakhiri permainan vian lebih dulu memukul altha dengan bantal membuat altha mengadu kesakitan.
“yey gak seru lo dek.”
“bodo bang altha capek tau.” Altha pun segera melajukan kaki nya menuju kamar dan membaring kan tubuh nya ke kasur yang teramat nyaman.
Sebelum altha benar-benar altha sampai di kamar altha teringat sesuatu, bukannya ia dan vian tadi membicarakan sesuatu lalu kenapa altha pergi kalau pembahasan itu belum tuntas.
Begini lah kalau ia dengan bang vian pasti akan lupa semua dan malah bercanda.
“bang..” panggil altha sambil teriak membuat vian langsung menoleh dan memberikan tatapan seperti berkata ‘apa’
“siapa aja yang ikut?” Tanya altha.
“kan tadi udah abang jawab ta ada mika,vio, bagas, rye.”
“iya tapi yang abang sebutin terakhir itu siapa.” ucap altha dengan kesal, bagaimana altha bisa mempunyai abang yang sifat nya jauh berbeda dengan altha.
“bang vian lah.” Ucap vian. “abang kamu yang ganteng ini juga gak boleh ketinggalan dek.” Ucap vian membuat altha melotot abang nya ini benar-benar pd sekali.
“tau bang.” Altha pun masuk ke dalam kamar nya dengan muka yang kesal.
🌺🌺
Altha menghempaskan tubunya begitu saja di kasur, kasur yang ia rindukan.
Di rumah sakit bisa dikatakan tidur altha tidak nyenyak. Untung saja altha terbiasa bangun malam, mungkin juga karena tidur nya lah yang tidak nyaman.
“huffftttt…” helaan napas berat terdengar dari mulut altha.
Tangan altha membentang menyapu selimut yang membungkus separuh kasur altha.
Mata nya menatap langit-langit kamarnya. Pikiran nya berputar-putar tentang semua hal.
“kenapa bang vian bohongin altha.” Altha bermonolog.
Sekali lagi altha kecewa dengan abang nya itu, ia sudah di bohongi oleh vian padahal vian tidak pernah bohong dengan altha.
Satu tetes air keluar dari pelupuk mata altha, ia merasa ia tidak ada di dunia nya.
Bagaimana tidak semua sudah berubah. Kebohongan saja yang ada dalam semua orang terdekat altha. Kebohongan yang hanya ditujukan pada altha, bahkan bang vian nya juga ikut.
"Ata capek aren."
Darren kemana sih? Altha kangen tau.....
Heheh😁 tau tuh si Darren ngilang aja..
Udah double update ni..
Maaf kalo per part nya sedikit karena author buat begitu emang.Kasih comment and vote ya
Buat silent reader kasih vote aja deh authornya udah seneng😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo ata (Seri 2)
Teen Fiction(COMPLETED) Sequel altha Alzalvan Darren LDR hanya sebuah kata bukan pemisah untuk kita. Hanya memisahkan jarak dan waktu bukan memisahkan hati. Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu. Dan sayang ini tidak akan pernah hilang sedikit pun kar...