Te Amo Ata | Perpisahan

939 35 0
                                    

"nanti bakal kangen sama pipi kamu sini cubit lagi.” ...








Hari ini altha mengantarkan darren ke bandara. Altha seperti biasanya yang memakai kaos abu abu dan jaketnya dan celana jeans sederhana dan rambutnya dikucir kuda.

Altha selalu mengenggam tanga darren sangat erat seperti tidak mau melepaskannya.

“aren.” Panggil altha pada darren.

“iya ada apa ata.”

“kamu jadi pergi.”

“ata..” sekali lagi sifat manja altha pada darren terlihat. darren mengelus puncak rambut altha. “kalau disana ada waktu luang aku janji bakal kabarin kamu ”

“bener kamu gak bohong kan ren.”

“iya.” Darren mencubit pipi altha ia terlihat gemas.

“sakit aren mah.”

“hehehehe.. nanti bakal kangen sama pipi kamu sini cubit lagi.” Darren mencubit pipi altha lagi.

“udah ah sakit tau, biarin kamu kangen biar tau rasa.”

“loh kok ngomongnya gitu.” Ucap darren.

“biarin.” Ucap altha sambil menjulurkan lidahnya mengejek darren.

💦💦

Darren dan altha duduk di ruang tunggu. Sendari tadi altha terus saja memperlihatkan sifat manjanya pada darren aneh tidak seperti altha yang biasanya cuek.

“manja banget sih.” Ucap darren yang menggoda altha.

“biarin abis ini ditinggal pacarnya pergi.”

“heheheehe.. ya udah deh terserah.”

Penerbangan pesawat yang ditumpangi darren akan segera lepas landas sebenarnya darren tak mau berpisah dengan altha tapi bagaimana dia juga harus meneruskan cita cita davin.

“ata aku pergi dulu ya inget disini jangan nakal.”

“emang aku anak kecil aren.”

“hehehehe.. jaga hati ya jangan keluar sama cowok lain selain vian."

“gak mau aku bakal keluar sama cowok selain bang vian” Ucap altha.

“ata kok gitu sih.”ucap darren yang benar benar tak ingin pergi setelah mendengar ucapan altha.

“maksut aku selain bang vian itu papa, aren heheheh.” Ucap altha yang kini membuat hati darren tenang.

“kamu mah bikin aku parno.”

“hehehe... kamu juga ya  jaga hati disana jangan kecantol sama cewek lain, awas aja kalau kamu disana godain cewek aku bilangin sama mama sama bunda loh.”

“heheheh siap ata.” Darren memeluk altha cukup lama seperti tak ingin melepaskannya.

Ata aku akan merindukan semuanya dari mu mata yang selalu menjadi peneduh saat aku marah, senyum yang selalu membuat aku bahagia. Tawa mu yang membuat aku bisa tertawa. Sikap mu yang kadang cuek kadang suka ngambek kadang juga manja mungkin aku akan rindu semua itu dan itu yang akan membuat aku kembali. Batin darre.

“aren.”

“hmm.”darren masih belum melepaskan pelukkannya dengan altha.

“udah pelukkannya.”

“kenapa.”darren semakin mempererat pelukkannya.

“kamu ketinggalan pesawat loh nanti.” Ucap altha kini darren melepaskan pelukannya dengan sangat terpaksa.
Altha yang melihat darren tertawa ia tau bahwa darren tak rela meninggalkan altha.

“padahal masih pengen lama.” Ucap darren ya kini darren lah yang manja.

“hehehee.. nanti kalau liburan kita ketemu kan bisa.” Ucap altha yang kini rela darren pergi karena itu untuk kebaikannya juga.

“iya juga ya udah aku pergi.”

“iya nanti kalau udah sampek sana jangan lupa kabarin aku ya.”

“siap princes” Darren mengecup kening altha sebelum ia pergi meninggalkannya.

Kini darren benar benar pergi rasa sesak itu muncul seketika di tubuh altha melihat tubuh darren sudah menghilag di hadapannya. Sebentar lagi tetesan bening itu akan keluar dari mata indah altha. Sebelum keluar atha segera bergegas meninggalkan bandara dan pulang kerumah sebelum ia menangis di jalan.

💦💦

Altha kini berada di dalam taxi, memang darren dan altha tadi kebandara naik taxi karena kalau bawa mobil takut altha nanti pulang akan nyetir sendiri darren tidak mau itu. Sebenarnya darren juga melarang altha naik taxi sendirian. Darren tadi sebenarnya ingin menelpon vian tapi dilarang oleh altha. Altha bilang nanti ia sendiri yang akan telpon vian untuk menjemputnya. Darren percaya pada altha.

Di taxi altha tak bisa menahan lagi sesak di dadanya, kini semua itu keluar isakan tangis mulai pecah.

Supir taxi yang kebetulan juga sama saat mengantar darren dan altha memberi semangat untuk altha.

“neng jangan nangis dong kan pacar eneng juga ikutan sedih nantinya."

“mana tau dianya pak.” Ucap altha sesengukan.

“kadang kalau ikatan batin seseorang itu kuat pasti dia juga merasakannya sekarang dan saya percaya kalau cinta pacar eneng tadi begitu tulus.”
Ucapan pak supir taxi mengingatkan altha dengan perkataan darren bahwa dia tidak boleh menangis karena itu salah satu kelemahan darren dan juga rasa sakit darren. Altha tidak ingin darren merasakan itu sekarang. Altha menghapus air matanya dan tersenyum.
“iya pak bener juga.”

“nah gitu dong neng pasti pacar eneng disana senen juga walaupun tidak bisa melihatkan bisa juga merasakan.”ucap pak supir taxi itu.

Kini altha harus semangat menjalani hidupnya disini ada teman teman altha keluarga altha bahkan ayah bunda darren.







Vote and comment

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang