Te Amo Ata | Senja dan Kamu

791 33 0
                                    

Bahkan langit senja saja tidak akan indah jika aku tidak melihatnya bersama mu













Darren dan altha sekarang berada di roftoop, tempat favorit darren selain taman dekat apartemennt. Darren sering kesini kalau merasa bosan, entah sejak kapan darren senang berlama lama di roftoop.

Dulu darren malah lebih memilih menghabiskan waktunya di kamar. Mungkin semenjak kenal altha darren suka berlama lama jika sedang berada di roftoop.
Altha suka melihat pemandangan dari roftoop, menurutnya sangat indah. Jauh dari keramaian, bisa memandang langit yang indah, melihat sunset dengan warna orangenya yang menyala membuat mata berbinar binar Dan tentu saja bisa melihat bintang di malam hari hal ini yang paling disukai altha.

“ata sini.” Darren mengarah ke pinggiran roftoop yang sudah ada pagar pembatas.”indah bukan?” altha bisa mengangguk, mata altha berbinar. Bangunan bangunan moderen seperti gedung gedung, jalan jalan yang selalu ramai tampak dari sini. Begitu indah,langitnya  pun sangat mendukung sangat cerah. Bahkan beberapa burung terlihat mengepakkan sayapnya.
Tapi itu semua tak penting, memang sangat indah bagi altha tapi yang membuat altha bahagia saat ini adalah darren. Bahagianya adalah di samping darren seperti sekarang. Hari ini altha lebih sering tersenyum. Tangan altha tak luput dari darren.

“kita disini sampek senja datang ya ata.” Altha mengangguk.

“kok gak jawab sih.”

“kan udah ngangguk aren.”

“dari tadi ngangguk doang, aku kan pengen denger suara kamu ata.”

“hehehehe... iya iya.” Altha hanya tersenyum “aren sering kesini.”

“baru beberapa hari nemu tempat ini, jadi baru beberapa hari ini sering kesini ata.”

“o berarti ata orang pertama yang aren ajak kesini dong.”

“iya.”

Darren dan altha sama sama tenggelam menikmati keindahan senja dihadapannya sekarang. Mata altha dan darren terus memandang warna orange menyala yang hampir habis digantikan langit hitam dengan ribuan bintang nantinya.

“senjanya indah ya aren.” Ucap altha setelah hening beberapa lama.

“iya, indah karena ada kamu.”

“dasar gombal.”

“bukan memang seperti itu, biasanya senja biasa biasa saja tapi karena ada kamu menikmati senja kali ini jadi lebih indah. Itu menurutku.” Ucap darren dan altha hanya tersenyum menutupi blushingnya.

“ata.”

“iya.”

“lusa kamu balik ya.”

“hmm.”

“cepet banget sih, gak kangen apa sama aren.”

“kangen sih, tapi kan ata juga harus kulia aren.”

“hehehe iya sih, tapi  aren masih kangen sama ata.” Darren memeluk altha.

“ata juga.”

“sini peluk.” Ucap aren, altha tertawa melihat tingkah aren.

“kan dari tadi kamu udah peluk ata, aren.”

“hehehehehe...”

🍭🍭

Sore sudah berganti malam, altha dan darren masih ada di roftoop. Kali ini mereka menikmati cahaya bulan dengan ribuan titik titik bintang yang membuat orang terkesimah akan keindahannya.

Tangan altha memeluk dirinya, jari  jarinya mengusap tubuhnya yang kedinginan karena ditepa angin malam. Darren melepaskan jaketnya, tangannya terulur memakaikan jaketnya untuk altha.

Altha kaget namun saat tau altha mengembangkan senyumnya begitupun yang dipandang saat ini bibirnya membentuk lengkungan senyum.

“makasih aren.” Darren mengangguk.

“pulang yuk.” Ajak darren.

“kenapa pulang, ata masih pengen disini.”

“tapi udah malam ata, nanti kamu sakit lagi.”

“enggak kok aren, disini dulu ya ata masih pengen disini.”

“iya deh.” Darren mencubit gemas pipi altha.

“aren jangan nyubit sakit tau.”

“maaf.” Ucap darren, jari jari tangan darren mengelus lembut pipi altha yang tadi ia cubit. “cie blushing.”

“ih enggak.” Altha mengelak, padahal sebenarnya ia tak tahan dengan perlakuan manis darren.

Darren tertawa melihat kelakuan altha. Menurut  darren, altha sangat lucu.
“ata..”

“hmmm.”

Darren mulai bertanya agar suasana tidak hening. “ata kalau malam disana suka ngapain.”

“belajar.” Ucap altha jujur.
Sekarang tangan darren memeluk altha dari samping untuk menghangatkan altha karena angin malam sekarang cukup sejuk.

“o, masih suka tidur larut?”

“heemm.”

“kok gitu, lain kali jangan keseringan tidur larut malam ya.”

“iya aren.” Ucap altha. “hehehe jadi inget deh,  kalau aku belum tidur kamu biasanya nungguin aku di bawah sampek lampu kamar aku gak nyala lagi. Hehehehe..” ucap altha.
Darren juga mengingat itu, altha suka tidur larut mangkannya jika saat itu darren ada di rumah altha ia akan menunggu altha sampai tidur.

“nah sekarang gak ada yang ngingetin kan?” dengan polos altha mengangguk membuat darren tertawa kecil dan lagi lagi tangannya itu mendarat mulus dipipi altha ‘mencubit pipi altha’ kebiasaan darren jika sedang gemas dengan altha. “mangkannya jangan tidur terlalu larut ya.”

“siap bos.”

“hehehehe...”







Hollllaaa👋👋
Ketemu lagi sama author☺






Maaf ya lama gak update😁(timpukin author yokkk)

Makasih readers udah mau nungguin cerita ini☺

Vote ya😉

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang