Side Note - Pilot Onboard

59 2 0
                                    

Hello Mr. Donex. In commercial flight, yes, it's true, sir. In private flight, rarely.

2 pilot, also 2 second officer untuk long-haul flight, biasanya untuk commercial international dan transatlantic flight yang memakan durasi penerbangan hingga 15 hingga 20 jam keatas.

Biasanya pada penerbangan internasional berjarak panjang, maskapai komersial hampir pasti selalu menempatkan tiga atau empat orang pilot di dalam satu pesawat. Dimana 2 pilot utama bertugas, 2 pilot lainnya beristirahat, menunggu untuk dipanggil ke flight deck saat 2 pilot utama sudah merasa lelah.

Biasanya ditemukan pada maskapai yang memiliki penerbangan internasional seperti QA, UA, AF, SIA, Emirates. Yang memang sudah menerapkan regulasi seperti ini. Terlebih lagi pada First class & Business class flight. Sudah pasti ada back up officer.

►♀◄

Jadi inget cerita kawan dulu... karena pernah waktu itu pilot in command dia terkena mental breakdown saat sedang berada dalam penerbangan internasional yang berjarak lumayan jauh.

Biasanya dulu, ketika ada suatu emergensi terjadi, yang menjadi back up tidak harus melulu seorang pilot saja. Flight Attendant (biasanya wanita) atau passenger yang punya private pilot license pun boleh menjadi back up, maju ke flight deck dan menggantikan PIC atau Co-Pilot yang keluar dari kokpit dikarenakan sesuatu yang buruk terjadi kepada mereka—menemani first officer hingga pesawat landing dengan selamat di tempat tujuan.

Pada dasarnya penerbangan penerbangan berjarak jauh seperti dari Singapur ke Toronto. Dari JFK - TPE juga lumayan jauh dan diatas 12 jam. Biasanya ada satu stop, tergantung maskapai yang dipilih dan jenis pesawat yang dinaiki. Sudah pasti membawa pilot officer cadangan.

Mengingat Captain & Co-pilot biasanya hanya bertahan 8 hingga 12 jam berada di dalam cockpit, lebih daripada itu, pada commercial airline, ada regulasi yang mengharuskan terjadinya pergantian officer on deck. Karena pilot utama harus melakukan prosedur beristirahat mereka.

Poor them, the pilot. Biasanya kaki mereka sudah pada mati rasa, kedinginan dan merasakan cramp, apalagi kalau cockpit heater pesawat tidak berfungsi secara mulus (tetapi ini jarang terjadi) Mau nggak mau mereka jadi harus meng-endure sementara dengan kondisi tidak mengenakkan seperti ini.

Biasanya penerbangan seperti itu dilakukan dengan a380 jet atau Boeing 747. Jet seperti itu selain untuk long-haul flight, juga bisa bawa on board crew yang lumayan banyak, karena first class kannn, jadi long-haul cabin crew sudah pasti memiliki cabin & sleeping compartment khusus untuk para Pilot atau FA atau on board crew lainnya yang sudah lelah agar bisa beristirahat.

Kalau first class flight, passenger juga punya sleeping compartment nya sendiri. Rupanya bukan cuma pilot yang merasa capek, passenger yang nggak ngapa ngapain pun juga bisa lelah.

And not only on the long-haul flight, sir, on the short flight, though, they even bring a deadhead(ing) first officer. Jadi mereka suka bawa satu orang kapten cadangan lagi (ya sekalian deadhead atau numpang ke bandara tujuan) in case kapten utamanya sakit, atau kalau dalam kasus terparahnya, pingsan dan lain lain. — Tidak ada yang bisa prediksi akan situasi seperti ini.

►♀◄

Kalau private flight, misalkan dari CGK ke LHR, masih bisa pakai mid-sized biz jet seperti hawker atau citation karena air travel duration nya cuma up to 12 hours saja. Plus tidak ada stop untuk isi fuel.

Biasanya gue jarang membawa rekan pilot lainnya. Gue suruh saja si Diwangka yang stand-by on cockpit.

Kecuali mungkin kalau dari CGK menuju ke KEF, nah, ini sudah pasti angkut pilot & co-pilot tambahan. Jet yang digunakan pun biasanya GS 400 keatas atau dassault 7x. Ada 1x stop untuk refueling, biasanya suka isi di London Heathrow.

Banyak hal lain yang berbeda diantara private flight dan commercial flight, seperti tidak adanya flight delay yang lama, bisa mengubah tujuan airport saat masih berada di udara. ~

— Atau fleksibilitas lainnya dalam melakukan perjalanan selama penerbangan berlangsung.

Tapi ada satu orang yang hampir pasti selalu gue minta untuk selalu berada on board bersama dengan gue. Mechanic. Mekanis pesawat ini jauh lebih membuat hati gue tenang kalau sudah mengudara.

Tanpa mechanic on board, apalagi untuk long-haul flight, nyali pilot biasanya agak agak berkurang buat bawa pesawat mereka—coba tanya kenapa. Karena kadang gue rasa mechanic on duty itu fungsinya vital dan sangat berjasa bagi para crew yang sedang menaiki pesawat tersebut.

Orang banyak nggak tahu... tapi kalau ada kerusakan di bagian ekor pesawat, mekanis sudah pasti alert. Sedangkan kapten memantau dari kokpit. — Commercial flight jauhhh lebih kompleks daripada private flight, itulah makanya kenapa orang orang selalu mengucapkan "Have a safe flight." bagi orang orang terdekat mereka yang melakukan perjalanan bersama dengan maskapai komersial.

Hahaha ya gimana nggak kompleks, large-sized jet kayak Boeing 747, dibandingkan dengan bizjet, sudah pasti lebih besar Boeing. Kapasitas untuk angkut penumpangnya lebih banyak Boeing....

So, respect for commercial pilot & their crew. — Sekian...

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang