Fast Lane 48 - A Blocky Smile

44 1 0
                                    

Setelah berdiam diri sejenak, yang rasanya kayak ditampar karena kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Dewinta, gue mencoba untuk tidak IRI lebih jauh lagi. Karena sekarang teman - teman gue sedang hang out bareng di Jakarta...

Sedangkan gue terdampar di Itali, baru saja menyelesaikan suatu pekerjaan, dan selanjutnya, hampir pasti, akan melakukan pekerjaan lagi (kalau ke workaholic an gue malah semakin menjadi jadi). At least, itulah yang gue ingat beberapa tahun lalu.

Tidak berlama - lama berada di atas ranjang ini. Gue bersegera menyeret tubuh gue untuk memasuki kamar mandi, melakukan yoga sejenak, dan kemudian berpakaian.

Setelah itu gue langsung mengetuk pintu kamarnya Debbie, biasalah, ngobrol pagi sama dia, sekalian mecocokkan info menyoal trip kami selanjutnya. Pas gue masuk ke dalam kamarnya. Ada Alody yang lagi sarapan, tapi posisinya sedang improperly dressed alias lagi bebe plus bro... Setengah telanjang maksudnya.

Oke... Heheh, ini maksudnya apa nih... *Genit* Kalau threesome pagi - pagi sudah pasti gue sedang dalam kuda - kuda terbaik gue. Hahahaha.

"Eh, sorry sorry." ucap Alody, ketika gue langsung begitu saja memasuki kamarnya. Dia merasa canggung saat gue memasuki kamar dia dan Debbie, sedangkan gue sih biasa aja... yang ada gue senang, malah.

"Nyantai nyantai. Dilanjut aja sarapannya," jawab gue sambil mendorong dorong tangan gue kepada Alody, mengisyaratkan dia untuk melanjutkan sarapannya saja, kemudian gue terduduk di ranjang pada kamarnya. — Barulah habis itu si Debbie keluar dari kamar mandi, masih dibalut handuk putih di badannya. Belahan boobs nya yang sungguh kental dan sungguh... dan ummm... milky itu.

Milky apaan, Palma bajingan?

Buset deh bro, gitu aja kok marah...

"Wih, udah rapih aja, mau kemana lo?" tanya Debbie kepada gue.

"Deb," alis sebelah kanan gue naik - naik dan jari telunjuk gue menarik narik, menginsyaratkan Debbie untuk ngobrol lebih private sama gue. Dari dekat pintu masuk, gue ngomong pelan pelan sama Debbie, "Deb, main yuk, bertiga."

"Hah? Sekarang?" tanyanya kaget.

"Ya sekarang, masa besok?" sambung gue iseng.

"Serius..." "Gue sih ayo aja..." tantangnya mantap.

"Tapi sih ya kan lody itu teman nya Vania..."

"Bercanda deb. Udah mupeng aja lo." jawab gue jahil.

"Ehhh Palma!" ucap Debbie kemudian memukul cepat lengan gue.

"Hahahah." Gue tertawa singkat.

"Ya kalau lo mau, lo flirting lah sama dia."

"Gampang urusan itu. Anyway, kapan mau cabut ke Bellagio?" tanya gue pada Debbie.

"Paling sekitar jam 2 an lah ya. Nunggu jetlag nya kendor dikit." jawab Debbie menjelaskan kepada gue.

"Ok." Jawab gue singkat.

"Lo gimana?" tanyanya balik.

"Ini gue mau diajak jalan – jalan sama keluarganya Mr. Eiffel, bentar lagi gue di telpon paling."

"Ok."

"Gue asumsiin elo sama anak - anak bakal beda tujuan ya. Nanti gue bakal kasih kabar lagi kalau gue udah selesai liburan nya." jawab gue berkoordinasi.

"Sure thing, Pal." Jawab Debbie kemudian membalas ucapan gue dengan gaya tomboy nya yang nggak jelas itu. Agak geli gue sebenarnya. — Setelah berbicara empat mata sama Debbie, gue melewati Alody dan berpamitan sama ranjang... Eh, sama Alody... dong....

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang