Fast Lane 76 - Paris Van Java, here we go!

38 1 0
                                    

Jadi.. hari itu adalah hari hari akhir gue di Rotorua, setelah menyewa pelacur dan mampir ke pesta teman kantornya jackie, akhirnya gue memboyong Olly dan Jefferson ke kota bandung. Namun sayangnya uncle Jackie tidak dapat ikut bersama kami seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya karena dia ternyata memiliki banyak sekali pekerjaan di sebuah institusi perbankan tempat dimana dia bekerja.

Well alright, akhirnya, kami menaiki jet kepunyaan nya jackie, bukan milik papa Neal ya! kami berangkat dari bandara Rotorua dengan lalu lintas udara pribadi dan kemudian mendarat dengan damai di bandara Husein sastranagara di kota Bandung.

Sedikit cerita tentang Bandung di tahun 2013... hmm, gimana ya... sudah mulai panas sih cuacanya. 

Sebagai seorang petualang tanpa lelah, gue sama Olly dan Jefferson segera memulai perjalanan kami. Bandung, sebuah kota nan indah di lembah pegunungan, memberikan vibe yang berbeda dengan Rotorua, tempat sebelumnya kami tinggal. Tempat ini memadukan tradisi kafe gaya Jawa dengan nuansa artistik kontemporer yang meriah.

Dalam waktu singkat, kami menemukan diri kami dicekoki oleh keindahan Gunung Tangkuban Perahu dan berendam di sumber air panas ciater. Kami tidak lupa berbelanja di distro-distro keren yang tersebar di Jalan Riau atau makan malam di Dago Pakar sambil menikmati pemandangan kota Bandung pada malam hari.

Sedikit tentang Jefferson, dia pandai beradaptasi, tidak peduli di mana dia berada. Kami bertiga, masing-masing dengan cara kami sendiri, mulai merasakan dan beradaptasi dengan kehidupan di Bandung, sebuah kota dengan jutaan cerita.

Uncle Jackie, meski tidak ada bersama kami, terus berkomunikasi dan memastikan kami sedang menikmati Bandung. Kami menceritakan petualangan kami melalui telepon, dan dia selalu menertawakan cerita-cerita lucu kami.

Satu minggu berlalu seperti itu. Mencari jati diri, mengeksplorasi kota, dan berbaur dengan penduduk setempat. Ketika hari terakhir tiba, kami memutuskan untuk membuat barbekyu di pinggir sebuah danau kecil di Lembang. Kami bersantai, bermain gitar, asap barbekyu membubung tinggi, dengan biru dan Gunung Tangkuban Perahu di belakang. Ah, hari-hari itu tidak ada yang bisa melupakannya.

Hari itu ditutup dengan ucapan terima kasih dan tawa yang hangat, kami merasakan Bandung dan keberadaan kami di sini terasa sangat berarti. Walaupun Jackie tidak bisa bersama, kami tahu dia ada di sini, dalam semangat pembicaraan kami, dan dalam kehangatan barbekyu kami.Setelah mendarat di Bandung, untuk sementara ini memang telah berakhir, namun petualangan kami, memori tentang perjalanan dan orang-orang yang kami temui, serta rasa rindu akan tetap terpatri di hati kami. bandung, kota yang tidak hanya indah dengan segala cerita dan petualangannya, namun juga penuh dengan kenangan dan tawa.

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang