Fast Lane 17 - A gift, for me.

338 5 0
                                    

Perempuan yang super can...tik.

"Palma.... Baru selesai mandi nak?" — Ibu menyapa gue yang baru aja keluar dari ruang mandi.

"Iya, bu." — Jawab gue sangat singkat, masih mencoba menarik narik dan mengeringkan rambut gue yang basah dan agak bergelombang ini.

"Ya udah, ini, Ibu bawakan setelan buat kamu." — Ibu beranjak dari sofa nya, berjalan ke arah dekat pintu masuk kamar, lalu mengambil setelan pakaian yang ia gantungkan pada gantungan baju yang ada dekat pintu masuk itu.

Kemudian dia memberikan setelan nya ke arah gue yang masih bertelanjang dada, dan hanya memakai handuk katun berwarna putih dengan logo hotel ini.

"Hi, Hensey." — Another girl who called me Hensey. Di sela sela nyokap yang sedang memberikan setelan dan udah berhenti melakukannya, nyokap, berdiri di hadapan gue. Lalu perempuan cantik yang masih duduk si sofa itu, menyela, menyapa gue singkat, namun, penuh akan maksud yang tersirat.

"Hai." — Jawab gue dengan santainya. Auuuu! Bagai serigala yang melolong di siang hari. Keras namun tak nampak suaranya! Heheh, bego, ini cuma metafora aja sebetulnya. — Meskipun gue sedang senang, tetap, gue hanya tersenyum 'menyeringai' ketika membalas sapaan dari si perempuan itu.

* * * * *

"Tante, Hensey kok makin eksotis aja sih." — ucap perempuan itu kepada nyokap gue.

"Iya Tata, kayaknya, dia tanning, tuh." — Nyokap menoleh ke arah perempuan itu.

Gue yang berdiri tepat membelakangi jendela, sambil menerima setelan jas yang diberikan oleh nyokap. Perhatian nya ter alihkan karena gue lagi asyik berbalas balas senyuman dengan perempuan itu.

Jarak antara kami berdua hanya beberapa meter saja. Lalu, gue bertanya pada nyokap yang sedang menghadap gue, yang kini seolah olah sedang sibuk mengukur, mensimulasikan dan mem'pas'kan ukuran setelan jas itu di tubuh gue.

Karena merasa nyokap udah terlalu asyik memain mainkan tubuh gue, maka bertanyalah gue kepada nyokap, "Ini baru bu?" "Briony?" sambung gue lagi.

"Iya.... Welcome gift dari Ibu & Maretha." — Nyokap berbisik ke kuping gue, agak terdengar terlalu pelan bisikannya itu.

"Oh, gitu?" tanya gue kaget.

"Iya."

"Kesana nak, langsung berpakaian," jawab nyokap menyuruh gue untuk segera berpakaian.

"Okay bu." jawab gue singkat.

Kalau udah soal pilihan, gue nggak bisa complaint. Namanya juga dari orang tua, pastilah gue kurang kurangi untuk menolak pemberian mereka. Meskipun sebenernya gue lebih prefer setelan dari Savile Row daripada Briony.

"Ta, gue dressing dulu ya." jawab gue kepada perempuan itu.

"Yea? Sure, go dress yourself." setelah itu pun gue melehoy pergi ke arah dressing room.

"Tata, siapakah dia?"

Saksikan setelah pesan - pesan berikut ini, *ketawa lebar*

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang