Fast Lane 10 - My Lady Is Talking

597 8 0
                                    

Sedikit flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedikit flashback. Still on that day, only, i got to rewind it a little bit back to the previous hour. Thinking about some other thing that goes running on my mind...

* * * * *

"Hmmm, wangi parfum yang kamu pilih ini memang enak, Palma." pujinya kepada seorang gue.

"Makasih bu Dokter..." sahut gue lalu berterima kasih kepada dia.

"Gimana masakan buatan ku, enak?" tanyanya lagi kepada gue.

"Superb, milady." jawab gue singkat.

"Sweet. Thank you, Palma..."

"Nggak pernah... Se detik pun dalam hidup aku, aku nggak mensyukuri keberadaan kamu."

"Kamu tuh manis banget ya, aku juga heran. Kayak madu, bikin aku pengen sama kamu terus."

Dia masih mengoceh sendirian dalam suaranya yang lembut itu, memandang dan berbicara kepada gue yang memang bener bener sedang asyik mengunyah makanan gue sendiri. — "Palma... Hellooow...?" hahahah, akhirnya keluar juga ekspresi demikian.

"Hello... Who is this speaking?" jawab gue iseng sambil menaruh tangan gue di kuping gue, seolah olah sedang mengangkat telpon.

"Ish, palmaaaa, ngeselin dehh." sesalnya lucu.

"Hahahah, aku kan lagi makan, cantikku..." jawab gue santai...

"Ya tapi kan bisa... Sambil dengerin aku..." ucapnya lagi.

"Kamu inget nggak, waktu pertama kali kita, ...."

"Eh? Aku lagi makan loh... Jangan pancing pancing aku." warning gue kepada dia.

"Biarin aja, soalnya aku kan jaranggg banget ketemu kamu. Jadi aku mau godain kamu terus menerussss, sampai kamu bosyenn, Palma. — Seenggaknya, sampai kamu 'ngeh' dan mau ngobrol sama aku." tukas dia, berterus terang kepada gue.

Pagi itu, gue sedang menikmati kudapan pagi gue, betul, gue sedang sarapan. Menu sarapan pagi gue adalah semangkuk havermout (semacam bubur yang terbuat dari oat, if you wanted to know) dengan buah dan beri – beri yang terasa manis sebagai topping diatasnya. Ditambah dengan air putih yang dicampur pakai sedikit madu sebagai minumannya.

Jangan tanya kenapa gue nggak doyan bacon dan sausage atau makanan sejenisnya, bukan karena gue seorang vegetarian, tapi karena makanan nikmat - nikmat itu ada efek samping nya ke jantung gue. Masa jantung gue harus di ring, masih muda, Masa udah di ring lagi...

Well.. suasana pagi hari itu... cerah, itu, yang gue inget, dengan pemandangan pagi yang indah. Dan angin pagi khas zona Indonesia tengah yang sangat mendamaikan jiwa.

Gue duduk, berdua, berhadap - hadapan dengan dia. Di samping meja makan kami, dengan cahaya matahari pagi yang menyinari kami berdua, menembus dari ruangan yang hanya dihalangi oleh jendela kaca di villa miliknya ini.

Menyinari kami, yang sedang saling berpandangan wajah dan berbagi cerita. Sesekali gue lirik, jauh ke pantai Berawa, sapuan ombak nya terkadang mengingatkan gue akan sesuatu. — Tentang beberapa cerita lama diantara kami berdua, namun tidak pernah satu detik pun gue bosan mendengarnya.

Hanya kadang, gue bertingkah seolah olah tidak mau mendengarkannya. Sebetulnya, itu hanya salah satu bentuk kejahilan gue aja. Yang kadang masih harus gue urusi karena dia pernah kelewat ngambek, Cuma gara-gara hal begini doang...

"Kalau kamu kangen... Kenapa nggak ikutan aja..." undang gue kepada dia.

"Yah... Palma. Kan aku takut terbang... Lagian kan aku mau disini dulu sama temen temenkuuu."

"Hm... Hm..." gue pun cuma bisa menggumam singkat.

"Ih, kamu tuh gitu deh ah..."

"Palma, dengerin aku sebentar ya?" tanya dia kepada gue yang masih asyik makan.

"Iya... Apa milady..." ucap gue lalu menyahuti omongannya.

"Palma... Kalau aku bilang aku kangen sama kamu, aku serius Palma..."

"Belakangan ini... Babap (panggilan untuk bapak dalam bahasa Sunda yang cukup halus yaa katanya, atau setidaknya, itulah cara dia ketika memanggil bokapnya itu) lagi sibuk - sibuk nya ngurusin kasus, sidang dan segala macamnya kerjaan dia Palmaa... Dan aku ke sini tuh sengaja, aku mau break, tarik nafas dulu dari aktivitas perkuliahanku...."

"Aku kan mau ketemu kamu... Yah, meskipun disini ada teman temanku juga, dan aku bakalan ikut bantuin nge-arrange party mereka... Kan tetep... Aku maunya sama kamu..."

"Masa kamu mau aku minum obat tidur ku lagi biar aku bisa naik pesawat terus dibikin pusing lagi sama kamu... Ntar kalau aku overdosis gimana loh... Nanti kalau aku pingsan terus, kan nggak bagus...."

"Ya intinya... Aku lagi nggak pengen jauh dari kamu, itu aja deh... Aku mau kamu disini dulu..."

"Hmm..." gue bergumam lagi, dan ingin lanjut berbicara, namun, ucapan gue dipotong olehnya, "Tunggu sebentar, aku belum selesai ngomong, hihi." — "Anyway, untuk skejul kali ini, karena tante Elfa yang minta, aku lolosin kamu ya... Tapi enggak! Buat yang nanti nanti."

"Kamutuh harus libur dong Palma... Please... Jangan jadi workaholic... Kamu nggak kasian apa sama dirimu sendiri..."

"Hm... Ngomong - ngomong, party teman kamu ini diadakan dimana sih?" tanya gue menanggapi.

"Di Potato Head Beach Club Palma.... Kamu gitu ya... Ngalihin topik pembicaraan aku..."

"Hih, siapa juga yang ngalihin..." sanggah gue enggan disalahkan.

"Palma...." ucapnya, sambil memasang wajah sedihnya itu, dia memandang gue, dan apalah daya gue, kalau wajah sedihnya itu udah timbul untuk memohon.

"Iya... Iya... Maafin aku..." jawab gue memohon kepada dia agar dia tidak bersedih.

"Denger ya... Cantikku... Cintaku... Permata hatiku..."

"Hihih, gombal! bytheway, kamu mulai kedengeran kayak ibumu deh." sindirnya kepada gue.

"Eh ya... mau di lanjut nggak nih?" tanya gue singkat.

"Hihi, iya iya, lanjut dehh." sambungnya lagi.

"Listen up." sambung gue lagi.

Coba tebak, siapa sih cewek diatas itu?

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang