Slow Lane 7 - Bincang pagi

131 6 0
                                    

Setelah auntie Olly pergi meninggalkan kami berdua di lantai dua, gue dan Papa yang masih saling memakai piyama tidur kami bertatap tatapan seolah seperti dua orang yang sedang kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah auntie Olly pergi meninggalkan kami berdua di lantai dua, gue dan Papa yang masih saling memakai piyama tidur kami bertatap tatapan seolah seperti dua orang yang sedang kebingungan. Terlebih lagi gue, karena gue nggak ngerti sama sekali apa yang baru aja diomongin sama auntie Olly terhadap Papa, meskipun gue tahu auntie Olly lagi ngomong tentang diri gue.

Namun secara spesifik nya, waktu itu sih, asli gue nggak ngerti sama sekali. Oleh karena itu, gue nanya ke Papa dan Papa menjelaskannya kembali kepada gue, dalam bahasa Indonesia nya. Sekedar hints, kalau elo lihat bule asli ngomong bahasa Inggris, itu akan amat sangat jauh berbeda dengan orang Indo yang pandai ngomong bahasa Inggris, sekalipun dia pinterrr banget.

Enggak akan pernah sama, apalagi kalau secara natural nya, tidak dibuat buat, perbedaan itu akan selalu jelas terasa amat sangat jelas, pokoknya bisa dibedain dehhh.

Dan sampai hari ini pun, kalau soal listening, telinga gue lebih dimanja jika mendengar orang Indonesia yang lancar ngomong bahasa Inggris, dibandingkan listening suara mereka - mereka yang native atau bule asli, ketika mereka ngomong bahasa Inggris aslinya, bahasa Ibu mereka.

* * * * *

Kemudian setelah itu, Papa mengajak gue untuk mandi, waktu itu, karena gue masih kelas dua SD, masih bocah banget lah yaa, rata rata segala keperluan gue sangat diperhatikan sama Papa, bukan di manja ya, tapi diperhatikan hahahahaha, bener bener anak si Papa.

Apalagi kalau Papa lagi liburan, ambil cuti dari pekerjaan dan dari jadwal terbang nya, dia lebih senang menghabiskan waktu berliburnya dengan gue dibanding hepi - hepi melehoy bareng sama sosialita atau kerabat kerabat high class lainnya pada maskapai dimana dia bekerja, dan yang kedua, Papa lebih sayang sama gue dibanding kalau dia disuruh ngabisin waktu sama Ibu, hahahahaha, bercanda, nggak lah, itu nggak bener hahahaha.

Oh ini, satu lagi yang gue inget, kalau di Indo kan kita biasanya suka denger suara ayam ya bro. Nah kalau di sana, pagi - pagi, kadang - kadang, yang ada malah suara gaung aneh begitu bro, kayak terompet alam gitu, awalnya, gue ketawa geli waktu ngedengernya, tapi nggak tau ya kalau di beberapa daerah di NZ ini nggak ada, tapi di Mangakakahi memang ada, dan itu tuh bener bener aneh.

Tapi kata Papa, jangan diketawain, Palma, karena, suara gaung itu tuh semacam suara penghormatan dari suku Maori kepada alam, suara pembuka fajar, pemberi berkah bagi pulau dan ladang ladang mereka, supaya ladang nya subur, dan memakmurkan hidup mereka.

Nah, hal ini akhirnya gue jelasin juga kan, kenapa gue tinggal di daerah yang namanya Mangakakahi, terus, ada tempat yang namanya Whakarewarewa, Tauranga, Taupo, dan papan selamat datang yang bertuliskan kia ora. Semua itu asalnya dari mereka bro, orang orang Maori, orang pribumi asli pulau Selandia Baru, yang memang udah ada semenjak jaman ancient dulu disana.

Mungkin kalau di kita di Indonesia, suku ini mirip dengan suku - suku yang ada di Papua, kultur dan way of living mereka sangat sangat sulit sekali dihilangkan dari peradaban modern, nah, hingga yang terjadi adalah, kultur mereka akhirnya blending in sama kultur milik orang orang modern yang hidup di masa kini.

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang