Slow Lane 20 - Long ago and far away

55 1 0
                                    

"Hensey...."

"What's wrong..?" tanya aunt Olly kepada gue

"Uh.. nothing, nothing." jawab gue ngebohong, biar nggak ribet urusannya, dan sebetulnya, gue juga nggak tau mau jawab apa sama bibi gue ini.

"Oh, come on.... i know when your dad is lying to me, it's similar just as when you lying..." terang Olly lagi mencoba membuat gue agar gue ngomong.

"I guess it's hard to let a good farewell to my hometown." pasrah gue akhirmya menjawab, jujur.

"Oh honey... come here." dan gue ditarik manja sama dia, diambilnya tas gue dari bangku gue, kemudian dia mengajak gue jalan, perlahan, keluar dari dalam kelas.

"Hensey..." tiba tiba dia mengusap rambut gue yang wavy ini.

"Listen.... in this life... there are a series of events..."

"Bla...Bla..." saat itu, auntie Olly mulai memberikan gue sermon yang super duper bijak, dan bahkan sampai hari ini pun gue masih ingat itu sermon bijak ala dirinya itu....

Intinya, disana, auntie Olly bilang kalau gue sedang mengalami culture shock, jadi gue sedang shock akan perbedaan kebiasaan dan budaya yang biasa gue temui di kota asal gue, Bandung, sedangkan kini semua itu enggak gue temukan disini.

Kata auntie Olly, orang orang yang lagi mengalami culture shock itu biasanya cenderung merasa sedih atau bisa juga cenderung merasa kebingungan, seperti hilang arah dan tujuan... sendu dan agak agak menjurus ke depresi. Kayak kehilangan semangat hidup gituu... (lebayyyy).

Tapi yaa kalau gue boleh jujur, itu memang benar kok gue rasakan, tapi bagaimanapun gue mencoba buat menutup nutupi hal itu, gue nggak berhasil juga... tetap aja culture shock itu tetap berasa di dalam diri gue. Gue rasa gue hanya harus menerima kenyataan bahwa kini gue sudah tidak di Bandung lagi.

Ah, inilah gue, manusia yang lemah dan nggak sempurna, baru disentil sama rasa kangen akan kota asal segini doang udah lesu nggak karuan... wah... untung gue punya bibi yang cantik, ramah dan penyayang kaya auntie Olly.... demi tuhan ini anugerah banget buat gue, kalau gue sadari lagi di hari ini yaa...

* * * * *

Anyway, kita sedikit out of topic dulu ya. Begini.... tinggal di Mangakakahi dan tinggal di Bandung, masing - masing punya kekurangan dan kelebihan nya, yang tidak sedikit kalau dihitung satu per satu. Singkat kata, tinggal di Mangakakahi, enaknya adalah, disana tingkat kriminalitas nya bisa dibilang rendah atau minim, bisa dipastikan gue nggak akan diculik kayak temen sekelas gue waktu di Bandung itu.

Kenapa tingkat kriminalitas nya minim? karena Mangakakahi punya pengaturan kedaerahan yang bagus, bahkan hinga ke negara nya, New Zealand. Saat gue tinggal disana.., mereka banyak berkembang, dan tentu saja ini adalah faktor kualitas sumber daya manusia yang bagus, ini sangat jauh kalau dibandingkan dengan di Bandung.. ibarat langit dan bumi kalo udah ngomongin soal sumber daya manusia diantara kedua tempat ini.

Serta cuaca di Rotorua, enak banget. Enggak lebay kayak di european country yang musim winter nya bisa drop sampai ke angka minus sekian, tentunya gue lebih beruntung kalau dibandingkannya dengan di Bandung yang mostly hanya dua musim aja. Di Rotorua juga nggak ada salju kok, kalaupun ada ya sedikit, cuma di dataran tinggi nya aja.

Beda jauh dengan di Christchurch, disana itu ada banyak sekali salju, dan juga di Queenstown, yang notabene nya memang dingin banget, maka daerah itu sudah pasti bersalju.

Ngomongin soal biaya hidup, segala macam living cost disini (di Mangkakahi dan Rotorua) itu waktu itu masih terbilang murah, dan kalau kita pintar, NABUNG dan beli sesuatu disana itu jatuhnya lebih baik daripada nyewa sana atau nyewa sini, di Mangakakahi itu... nggak enaknya cuma satu, sepi, sepi banget dulu tuh, mungkin kalau sekarang udah rame... tapi jaman gue waktu itu, tempat ini tuh sepi abisss.

Mangkakahi itu masih natural, jadi otomatis segala macam yang dipandang oleh mata gue, masih indah karena itulah wujud pemandangan aslinya, dann Mangkakahi punya administrasi yang nggak ribet, bikin bank account udah bisa dijadiin segala identitas.

Nggak enaknya tinggal di negeri common wealth seperti ini adalah, mereka selalu pasang mata terhadap orang berkulit coklat, ya intinya kalau kulit elo nggak putih, mereka bakal lebih banyak tanya tanya.... takut kenapa napa biasanya. Nggak apa apa, wajar, meskipun kita mungkin bisa tersinggung pada awalnya.

Kalau gue sih sering dikira orang Maori atau kalau nggak orang meksiko... padahal bukannnn hahahaha. Jadi ya aman... tapi kalau soal trust, orang orang ini ngeri bro, mereka sekalinya ngasih elo kepercayaan, ya mereka benar - benar kasih, jadi kalau bisa jangan kecewain dan menyalah gunakan kepercayaan mereka terhadap elo...

Beda urusan kalau di amrik alias Amerika, trust? you could buy it with a bucket of dollar.

Di Mangkakahi, orangnya rata rata baik semua.... meskipun kalau mereka rasis sedikit, ya wajarin aja... orang kita kan memang bukan penduduk asli sana... kalau rasis parah ya enggak, mereka juga punya sopan santun, dan mereka bukanlah ku klux clan yang suka bakar bakar orang beda kulit gitu... nggak... hahaha.

Sedangkan Bandung... whaaat, gue kangen berat sama kota ini, sekitar tiga minggu yang lalu gue baru dari sana. Di Bandung, ada tukang bandrek, tukang bajigur yang rasa nya enak enak, asli gila enak banget ini minuman buat menghangatkan badan.... di Lembang, serta dimana mana nya Rotorua nggak bisa nyaingin enaknya di Bandung kalau udah soal memori masa kecil.

Coba deh elo nonton ulang itu film nya Sherina, nah itu Bandung semua lokasi shooting nya. Gue lahir di Bandung, gimana gue mau lupa sama kota ini...

Bandung itu banyak enaknya man, itu dulu yaaaaa, nah kalau sekarang udah banyak GA ENAKNYAAAA hahahahha, makanya gue kabur dari Bandung. Dan jarang jarang juga gue mampir kerumah gue yang ada di Bandung, gimana nggak malesin, keluar rumah, mobil orang orang udah berderet semua didepan entry point dirumah gue, di tengah kota banget soalnya lokasi rumah gue itu.

Kalau udah soal sifat penduduk kota, ah gue nggak mau banyak bicara... gue yakin kita semua pada tau sifat sifat penduduk masing masing kota kita semua hahahaha.

Tapi meskipun enak nggak enak, gue tetap cinta sama kota asal gue. Dan... itu dulu aja yah out of topic nya.... nanti kita lanjut di lain waktu.

* * * * *

"Thanks auntie..." sahut gue menyeloroh, mencoba mengerti akan keadaan gue disaat itu, di saat sedang kangen sama kota asal gue itu.

"You are welcome honey... mmuach." tiba tiba pipi gue dicium sama dia.

"Why'd you kiss my cheeks?" tanya gue malu.

"Because you are gorgeous... and that eye... oh my god.... lovely."

"Hahaha." tawa gue ringan. Siang itu sampai sekitar jam 1 an, gue diajak jalan - jalan sama aunty Olly ngelilingin seisi Glenholme. Sambil tanya sana tanya sini, dia mengenalkan gue sama bagian bagian dari sekolah ini, ada beberapa guru disitu yang bantu kami juga...

Gue lihat ada kelas yang tanpa meja dan bangku... jadi ersila gitu belajarnya, danbisa sambil tidur tiduran, hahaha... kelas berapa ini gue nggak tau... kayanya ini sixth grade deh... di variasi aja kelas kelasnya itu.

Dan katanya, kalau di Glenholme itu ada aktivitas ini dan aktivitas itu... kayak outdoor school activities... kayak mengunjungi tempat tempat di New Zealand... terus... ada success stories... yang mendatangkan speakers gitu ke sekolah kita... terus ada sports class juga diluar jam pelajaran teoritis nya...

Yaa... itu school tour pertama kali gue di antah berantah sana... kalau di Taruna Bravo juga gue dikasih school tour kok, cuma ini kayaknya lebih life inspiring aja gitu... soalnya kalau di sekolah gue yang lama, bah, jarang banget ada aktivitas outbound kayak gitu di sana tuh, yang ada cuma belajar doang full day sampai semua siswanya mabok.

Paling jauh ya kami anak anak paling cuma mampir ke lapangan bisbol nya doang... udah, itu aja... kalaupun selain itu, ya jatuhnya jarang sih... soalnya takut diculik, hahahahaha. *Now Playing - Earl Klugh - Long ago and far away*.

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang