Doyan Cewek, I Am A Boy!

Slow Lane 11 - Terbenam

Satu hal lainnya tentang Rotorua di tahun itu, suasananya sepi sekali, populasi penduduk nya benar benar bisa dihitung. Jadi kota itu yang memang bukan kota yang lifestyle orang orangnya heboh heboh gitu, kan bukan capital city... Rotorua itu lebih ke tempat yang bertema natural begitu soalnya... jadi nggak metropolitan banget.

Major commodities disana sebetulnya mostly peternakan dan perkebunan, termasuk dairy farm itu kan, mereka banyak ekspor hasil buatan dalam negeri mereka keluar negeri lain. Meskipun demikian, kota ini bukanlah kota hantu, yang macam ghost town begitu bro? enggak, disini aman aman aja kok, kan banyak lapangan pekerjaan, apalagi di bidang agrikultur, banyak sekali.

Ada lumayan banyak lowongan pekerjaan yang terbuka untuk orang yang ingin bekerja di ladang peternakan, kadang ada yang tetap, kadang hanya seasonal.

Nah.... kalau weekend, orang orang pada ngumpul di kota, bakar town hall. Eh, salah, bakar kentang dong hahaha, pergi ke pub, main biliar, ya ngumpul ngumpul aja, biar sepinya nggak berasa... disini juga lumayan asyik, ada pub pub kecil gitu, mungkin kalau sekarang udah makin banyak kayaknya. — Disini, ada restoran, ada fasilitas publik seperti pada normalnya sebuah kota, dan juga beberapa tempat wisata dan lain - lain nya.

Kayak Rainbow Spring, Agrodome, sebagai beberapa contohnya. Waktu pertama kali gue kesana... ke Agrodome, gue sempat menonton atraksi domba yang dilatih oleh manusia untuk menghibur pengunjung tempat tersebut... lucu, hahaha, gemes aja gitu liatnya.

Terkesan country banget yaa? Iya, emang, hahahaha. Rotorua memang distrik dengan gaya khas nya yang country dan tradisional banget kalau dibandingin sama distrik distrik yang lainnya di Selandia Baru. Seperti yang gue katakan diatas barusan... Rotorua itu benar - benar natural.

Dengan kental nya budaya Maori disini, bisa dibilang, ini salah satunya tempat di NZ yang betul betul masih banyak orang Maori nya. Dan mungkin kalau sekarang.... ini semua jauh lebih berkembang, turis turis asing sudah mulai berdatangan, meskipun mungkin secara statistik tempat tempat lainnya di NZ kayak Christchurch, Hamilton, Lake Wanaka, yang lebih sering dikunjungi oleh para turis asing itu.

Ya wajar saja, karena tempat tempat itu dipersiapkan untuk menjamu para turis lebih bagus lagi, dengan keindahan dan ketersediaan dari sarana rekreasi yang lebih variatif bila dibandingkan dengan Rotorua.

* * * * *

Setelah sekitar dua puluh menitan putar putar di daerah pusat kota, puas banget lah, ngobrol ini dan ngobrol itu bareng sama Papa sambil naik mobil, akhirnya sampai juga gue dan Papa di Ranolf street, didepan Glenholme primary school. Wah... sekolah nya kayak gimana nih...? tanya gue dalam hati. — Mobil Papa berhenti secara perlahan, kami parkir tepat didepan gerbang sekolah ini. Hari itu kalau nggak salah hari bersekolah, soalnya seperti normalnya, ada banyak anak anak bersekolah di hari itu. Glenholme primary school, sekolah tingkat dasar untuk anak anak yang tinggal di Rotorua dan sekitarnya.

Salah satu sekolah yang katakanlah, cukup okay buat gue untuk mulai beradaptasi di sini, kembali ke dunia persekolahan. Setelah gue lihat sekolahnya di hari itu... gimana ya, ya berkesan aja, salah satu hal yang unforgettable juga bagi gue, ini gue jujur banget loh... hahaha.

Dan unforgettable terus – terusan, udah kaya lagunya Nat King Cole aja jadinya hahahaha. — Waktu itu gue masih kelas 2 SD, berada di semester kedua, jadi udah mau naik ke kelas 3, gue SD nya telat banget, kelas 1 SD aja umur gue udah 10 tahun, hal ini terjadi karena gue lebih duluan pegang kemudi pesawat dibandingkan mengeja alfabet, dan kedua orang tua gue kayaknya lebih berambisi kalau gue jadi Pilot dibandingkan langsung dijebloskan ke pendidikan di Sekolah Dasar.

Nah, perihal dari kenapa Papa percayain gue buat masuk ke Glenholme, dan bukan sekolah lain, karena memang dia ada beberapa kenalan disini, dan dia dapet rekomendasi dari teman lamanya yang orang NZ juga, kata teman nya itu, masukin gue ke Glenholme aja.