Fast lane 34 - A World Full of Passenger.

54 0 0
                                    

Ketika gue merasa lemah fisik, biasanya gue akan mencari sesuatu untuk diminum atau dimakan. Namun ketika gue merasa lemah mental, tidak berdaya mirip actor yang ada di televisi itu, biasanya yang gue cari ada beberapa kemungkinan, kalau nggak TTM TTM gue, Ibu, atau Papa. Tapi yang terakhir... Papa, bukan gue nggak mau bahas. Mungkin belum saatnya. Nanti.

Tapi gue serius, belakangan ini yang selalu gue ingat di otak gue adalah, kalau mau curhat... atau ngobrol nyantai ngalor ngidul... gue musti cari teman, cari keluarga, minus Axelo ya. Karena kalau curhat ke dia, alamat di brangus kayak ngasih macan sepotong daging segar. Pertama karena harusnya yang baper itu adalah yang curhat, ini malah kebalikannya, yang baper itu, adalah yang di curhatin.

Makanya, kalau curhat ke Axel, hati hati, kalau di curhatan lo itu elo sedang kesal sama seseorang, biasanya si Axel suka jadi ikut ikutan kesal, sampai bawa bawa nama rombongannya segala. Padahal cuma curhat, ditanggapin nya kok serius amat sihhh.

Dungu memang. And while i am feeling fragile like this, rapuh, gue sudah paham dari masa lalu gue, kalau gue harus main aman, main cantik, karena gue sudah pernah mengalami masa masa dimana gue jadi bodoh dan nggak terkendali ketika sedang merasa lemah seperti ini.

Dengan mengalaminya, gue belajar, untuk tidak jatuh ke lubang yang sama, artinya, untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang sebelumnya sudah gue lakukan di masa masa yang sudah berlalu di dalam hidup gue.

►♀◄

Kembali ke malam itu, gue melangkahkan kaki gue keluar dari ruangan konser menuju ke restoran yang terletak masih di gedung ini, gue memasuki lift, kemudian lift tertutup secara otomatis, dan banyak hening yang terjadi pada detik detik seperti ini, pernah nggak, you guys, mengalami momen meditasi mendadak seperti ini?

Hahaha, gue yakin, lo juga pasti pernah mengalami ini di lift kalau lagi sendirian doang... kayak mikirin sesuatu, apaaa gitu. Yang dalemmm banget kayaknya.

Gue hening, bukan masalah sedang memikirkan seseorang, tapi lebih tepatnya lagi, ini masalah pekerjaan, because in some next weeks, atau di beberapa hari atau minggu selanjutnya, gue akan membawa passenger gue ke Itali. Memang bukan yang pertama kali sebetulnya, gue bawa passenger.

Jam terbang gue bisa dibilang sudah lumayan ber saldo, sebelum sebelumnya gue sudah banyak mengantarkan passenger gue dari Indonesia untuk keluarrr dari Indonesia hahahaha. (Soalnya Soetta itu sumpek sekali.) Tapi kabarnya belakangan ini Sepinggan juga sudah mulai dipadati Indonesian airliners ya?

►♀◄

Di dunia dimana gue bekerja, ada banyak tipe passenger, kadang kalau sudah rumit, akhirnya kami (gue dan anak - anak maskapai gue) yang menamai mereka dengan sebutan - sebutan yang berasal dari kami sendiri. Di posisi pertama, ada passenger with holiday on their mind.

Passenger seperti ini relatif baik, nggak galak, sopan dan cenderung santai, malah wajahnya berseri seri, baik sebelum perjalanan dimulai dan sampai akhir perjalanan sekalipun. Karena destinasi mereka biasanya menuju ke pantai pantai eksotis di belahan dunia lainnya, seperti Bora - Bora, Miami, Honolulu.

"Mahalo!" — Itu, adalah salah satu kalimat yang gue ingat dari Honolulu. Dan nggak melulu beda negara, yang Cuma bertujuan ke Uluwatu atau Raja Ampat juga banyak... Cuma kalau menyebrang antar pulau jawa doang, kita jarang antar.

Karena order seperti ini sudah pasti kita lempar ke economy class nya Rajawali Indo. (Yang tahu nama asli maskapainya santai aja ya.) Karena mereka butuh order yang besar dan secara berulang ulang. Kalau order mereka kita ambil, ya alamat maskapai kita di shut down sama pemerintah Indo.

Dibawah ini bisa dilihat, ada tipe passenger yang saldo dan bonus kartu rajawalimiles (Lol) nya sudah besar besar. Lanjut.

Yang kedua, ada Passenger with business purpose. Passenger seperti ini face expression nya bikin deg deg-an, soalnya wajahnya tegas, agak agak otoriter gitu padahal gakjugasih hahahaha, tapi bisa jadi kelihatan ambisius juga dalam satu ketika, ah, ada adaa aja. Gue yakin, kalau mereka sendiri ini, sebetulnya malas buat ngurusin bisnis sampai keluar Indo.

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang