Fast Lane 9 - After Landing

615 7 1
                                    

"Diw, cover

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diw, cover..." kata gue dengan penuh kehati - hatian.

"Apaan sih pal... nggak ah, nggak lagi lagi." Diwangka menolak untuk meng cover gue. — Sejenak kemudian. Gue memaksa lagi, "Diw, please!"

"No way~" jawab dia sambil membencong lalu mengusir gue dari perlindungannya.

Diwangka dengan logat kemayu tahun lalu nya, menolak untuk meng-cover gue ketika kami berdua mulai memasuki Soekarno Hatta airport. Sambil berjalan di belakang Diwangka, gue berusaha untuk bersembunyi di balik punggungnya, dari suatu gerombolan yang memang Tuhan ciptakan khusus untuk merepotkan gue kalau gue udah memasuki Soetta International Airport.

Siapa lagi kalau bukan ex-client, Pilot, Senior Pilot dari International society of woman airline pilots & FA-FA yang aduh.... you know lah bro. Tentunya, mereka semua cewek, bro. Saat gue sedang asyik asyiknya melenggang di lini butik airport... Tiba tiba... "Palmaaa! Hey, Palmaaa!" teriak seseorang dari kejauhan, yang kayaknya sih dia memang sedang memanggil nama gue.

"Hey, Palma... how do you do?" rupanya seseorang itu udah menghampiri gue. Nih bro, suasananya udah mulai horror.

* * * * *

"Oh hi, mbak Lolita, surprising, as usual. How 'bout you, mbak?" gue menoleh, menjawab santai kepada orang ini, yang ternyata adalah seorang perempuan.

Inget dulu aunt Olly sering menambahkan, as usual, di belakang kalimatnya? Nah, akhirnya gue jadi suka mengikut ikuti dia. — "I'm good... I still haven't got your call." jawabnya lagi. — "Ah... You need to call me later, Palma. Kita hepihepi lagi yaa, hihihi,"

Mampus! nggak bakalan beres gue kalau hepihepi sama perempuan yang satu ini, karena ujung ujungnya gue cuma bisa mematung, mirip seperti robot yang sedang kehabisan baterai.

"Eh by the way, habis flight darimana nih, kalian berdua?" tanya mbak Lolita lagi, kepada gue dan Diwangka.

"Dari Bali mbak...." jawab Diwangka menjelaskan.

Kemudian dia membalas Diwangka, "Oh okay, i'll see you around yeah guys." sambung cewek ini yang seolah mau melenggang pergi, namun tahunya malah membalik badannya lagi.

"Palma." tambahnya lagi kali ini, namun dengan nada yang agak memaksa buat gue.

"Yes, Yes, mbak?" jawab gue yang memang suka kaget kagetan.

"Jangan lupa, telpon gue, okay?" perintahnya tegas.

"Sure, sure, i'll call you later, mbak." jawab gue, akhirnya, mencoba berdiplomasi dengan dia.

* * * * *

Mbak Lolita, adalah seorang senior dari salah satu maskapai di Jakarta. Yang namanya senior, pasti identik dengan casing nya yang juga udah senior dong, hihihi. — Tapi sayang, yang satu ini hasrat seniornya luar biasa meledak ledak. Bahkan dulu kalau gue inget waktu gue masih berurusan sama dia untuk mendapatkan rekomendasi pekerjaan, gue harus menjajal dia DELAPAN ronde berturut turut.

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang