Fast Lane 59 - Marco the cool kid

52 2 0
                                    

Semalam kamu aku hellohello nggak jawab - jawab, rupanya kamu ketiduran, aku pulang dulu ya. Kamu hati - hati kembali ke Bandung sama co-pilotmu itu. Nanti kalau sudah di Bandung, aku bakal masak buat kamu. Sekalian aku kenalin kamu ke gebetan baruku.

Kalimat di atas itu adalah short message yang gue terima dari Quinza Vie, gue bener bener ketiduran ya rupanya? lagi asyik ngobrolin soal zaman waktu SMA dulu rupanya gue melayang begitu cepat ke alam mimpi, and for the next thing, katanya dia mau ngenalin gue ke gebetan barunya, wih... boleh boleh.

Shit. Baru aja beberapa minggu yang lalu dia have fun sama gue. Sekarang dia sudah dapat gebetan baru lagi.

►♀◄

Terbangun di sekitar pagi hari membuat gue bisa melakukan banyak hal dulu, sebagai persiapan, seperti pagi itu, gue bisa beranjak dari ranjang, mandi, get dressed sesimpel mungkin, kemudian mencari minum, apapun itu selain soda, lalu kemudian sarapan di kafeteria hotel.

Sambil menikmati sarapan roti pagi itu di halaman kafe hotel Dei, gue memanggil salah seorang pramusaji pria untuk gue ajak duduk bersama dengan gue di meja makan gue, tujuannya untuk mengobrol, — gue mau cari informasi mengenai bagaimana nih caranya agar gue bisa balik ke Genova. Awalnya si pramusaji ini menolak karena aturannnya tidak boleh seperti itu, duduk dengan pengunjung kafe, tapi setelah gue paksa akhirnya dia menyanggupi permintaan gue.

Lagian santai aja kali, kayak zaman imperial aja. Setelah duduk dan ngobrol ngobrol sebentar, si pramusaji ini ngomong ke gue, "If you wanna go back to Genova, i could help you by calling the... Hotel dei Airport carter, but one of my...," kata si pramusaji itu sambil mikir ini dan itu.

Intinya ada dua layanan yang dia tawarkan kepada gue, layanan yang pertama adalah layanan yang bagus, yang biasanya banyak turis pakai kalau mereka berkunjung ke Portofino, mobilnya nggak jauh dari Lancia dan SUV lain pada umumnya. — Pelayanan yang kedua adalah milik temannya yang memang hobinya nganterin turis turis di Portofino, dia agak sungkan sama gue pas dia mau ngomong kalau mobil temannnya itu ternyata adalah sebuah FIAT. Kata gue, kenapa harus sungkan, lanjutkan aja, gue ingin dengar.

►♀◄

Gue suka heran sama orang Itali yang suka merasa kalau FIAT itu adalah mobil rendahan, hell, man, ini tuh salah satu manufaktur mobil tertua di Itali, show some respect lah please. Those Englishman i often see, juga banyak pakai mobil ini sebagai transportasi mereka disana, tapi jangan dibandingkan dengan Aston Martin ya. Beda jauh dong itu kelas nya. But yeah, i know right? the Italians loves Ferrari more than their FIAT.

Dan setelah berbincang cukup banyak, akhirnya gue deal sama si pramusaji ini untuk memilih layanan yang kedua, menaiki FIAT temannya, di bawah sinar matahari yang mulai terang ini, sekitar jam 10 pagi, gue meminta si pramusaji untuk membuat janji waktu pick up dengan temannya itu sekitar pukul 12 siang nanti.

Sebagai ucapan terima kasih dari gue, gue minta dia, si pramusaji ini, untuk antar Vespa coklat yang gue rental tempo hari itu kembali ke Piazza Vespa rent. Lengkap dengan beberapa lembar euro tambahan sebagai tip yang membuat dia langsung melompat dengan kegirangan.

►♀◄

Kembali ke kamar hotel, gue melihat ponsel gue dan menemukan pesan dari Mr. Eiffel yang mengucapkan terima kasih dan menunjukkan sebuah foto bahwa dia sedang menikmati liburannya bersama dengan Vee serta istrinya, entah kenapa gue jadi agak panik sendiri ketika melihat wajah Velyandra lagi, — bukan karena BDSM yang kami lakukan di malam hari itu, melainkan karena flashback sialan di moment yang hampir panas panasnya itu, harus tertunda karena you know, something complicated happens to my ass. (My brain, actually)

Kemudian update lain..., nggak terlalu penting sih. Jackie belum juga membalas pesan yang gue kirim satu hari yang lalu sama dia. Ada perasaan dongkol saat bokap kedua gue ini, tumben tumbennya nggak mau mengurus anak sekaligus ponakan tersayangnya ini, dulu sih memang saldo quality time kami hampir bisa dibilang, nggak terbantahkan, tapi sekarang, gue banyak sadar diri lah ya. To sum up, Papa memang irreplaceable.

Doyan Cewek, I Am A Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang