Keringat dingin sudah membasahi tubuh Mira. Ia mengawasi mata elang bu Lestari yang sedang mengecek setiap sudut apartemennya.
"Hem... mbak Mira lain kali cek saluran wastafel, kadang bikin mampet saluran air..."
"Ah, iya bu saya kadang nggak sempet ngecek"
"Lain kali di cek ya mbak nanti ganggu saluran pembuangan di seluruh gedung," Bu Lestari berjalan menuju pintu lalu berhenti tiba-tiba dan menoleh kearah Mira.
"Jangan lupa bulan ini di bayar ya Mbak Mira, bilang pacar mbak juga ya..." Kedua mata Mira melebar lalu ia menggeleng dan mengibas-kibas kan kedua tangannya dengan cepat kearah Bu Lestari
"P-p-p-pacar? Mas Dimas sepupu saya bu... sepupu jauh..." Bu Lestari memandang nya dari balik kacamata dengan tatapan mengintimidasi yang membuat Mira berkecil hati dan jantung nya berdebar karena takut.
"Ya, pokoknya jangan kelewat bayar..." Bu Lestari melangkah keluar kamar apartemennya lalu Mira dapat bernafas dengan lega.
Mira Priscillia berumur 25 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan online shop terbesar se Asia Tenggara. Karena ia baru bekerja selama 2 tahun di perusahaan tersebut posisi yang ia punya di kantor masih belum menguntungkan, apalagi harus bersaing dengan anak-anak titipan direktur ini dan direktur itu di kantornya.
Gaji nya pun tidak seberapa, bahkan bisa dibilang kurang untuk membiayai tempat tinggal dan biaya hidupnya di Ibukota. Ia merantua susah payah dari daerah asalnya Surabaya, namun berakhir menyusahkan dirinya sendiri di Ibukota.
Ia tidak mau merepotkan Ibu tunggal nya yang tinggal bersama adik laki-laki nya disana. Ia harus menjadi wanita mandiri dan sukses kelak.
Karena ia harus menghemat biaya pengeluaran hidup terutama tenpat tinggal, ia sepakat untuk menyewa apartemen nyaman dengan harga terjangkau ini bersama pacarnya.
"Babe, I'm home," Dimas Evander laki-laki berumur 29 tahun ini adalah pacar Mira. Ia blasteran Indonesia-skotlandia yang di anugerahi wajah tampan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membuat setiap wanita klepek-klepek jika lewat di depannya, termasuk Mira.
Dimas mencium bibir Mira dengan mesra lalu menatap wajah kekasihnya yang pucat.
"Kamu sakit Babe?" Dimas meletakkan punggung tangannya ke kenng Mira namun tidak merasakan panas atau apapun di kening kekasihnya.
"Bu Lestari abis ngecek kamar, kamu tahu kan aku takut banget sama dia..." Dimas tertawa lirih lalu memeluk erat kekasihnya
"Kenapa kamu harus takut? Tenang aja, kita nggak bakalan diusir dari sini walaupun ketauan tinggal bareng," Mira menatap Dimas dengan cemberut
"Dim, kita belom nikah, kalo ketauan apa kata tetangga sama Bu Les?" Dimas pura-pura berpikir keras, padahal ia tidak berpikir apa-apa saat ini.
Ia tidak peduli sebenarnya anggapan orang terhadap dirinya dan Mira, yang penting ia bisa tinggal bersama dengan perempuan yang ia cintai.
"Bukannya kamu ngomong kalo kita sepupu jauh?" Mira melepaskan pelukan Dimas lalu menghela nafas panjang
"Bu Les hari ini bilang kamu sama aku pacaran, tahu darimana coba doi?"
"Emang kenyataanya kita pacaran Mir..."
"Dim..." Mira memelototi pacarnya dengan kesal lalu Dimas meminta maaf
"Oh my god!" Mira tiba-tiba berlari kearah cermin panjang yang berada di kamar mereka. Dimas mengikutinya di belakang karena heran apa yang dilakukan pacarnya saat ini.
Mira memandangi wajah bulatnya lalu memegang rambut panjang ikal coklat tua nya dan menelaah tiap garis wajahnya sendiri, dan menatap warna kulit sawo matangnya.
"Muka ku jawa banget sedangkan kamu bule banget, wajar aja Bu Les nggak percaya kalo kita sepupu Dim!" Pernyataan tiba-tiba pacarnya itu membuat Dimas tertawa terbahak-bahak. Dimas mencubit kedua pipi Mira dengan gemas, lalu melumat bibirnya.
Ia melepaskan bibirnya dari Mira lalu memandang wajah perempuan yang memiliki pipi chubby dan bertubuh gempal yang ia cintai.
"I don't care sayang," Dimas mengecup cepat bibir pacarnya tetapi Mira malah memukul lengannya dengan kesal.
"I care about this Dimas..." Dimas memandangi Mira yang berjalan menuju luar kamar lalu ia merebahkan dirinya di tempat tidur dan mengelus-elus lengannya yang sakit karena dipukul Mira.
Hai! Semuanya! gimana menurut kalian lanjut aatau nggak? Cerita ini bener-bener tipe baru buat aku, baru pertama kali aku buat genre dan tipe yang seperti ini. Jangan lupa Vote dan Comment ya mohon kritik dan sarannya juga! Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Random21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...