"Pokoknya bang lo tidur aja di rumah bunda oke? Selama seminggu, apa sebulan kek gitu," Sandy mengerenyitkan keningnya setelah mendengar permintaan aneh adik kembarnya.
"Boleh gue tanya kenapa?"
"Ya, kamar lo lagi di renov, terus kamar lo yang atepnya bocor, jadi anak buah Pak Bagas bolak-balik kamar, kan lo paling nggak nyaman kamar lo basah-basah becek jijik gitu," Sandy masih tidak mengerti kenapa adiknya Sammy mengusirnya dari apartemennya sendiri ketika permasalahannya hanya permasalahan sederhana.
"Gue bisa kali tidur bedua sama lo, kelonan mesra,"
"Hoeek bang jangan mulai deh, bayanginnya aja gua geli,"
"Lha terus apa masalahnya ampe gue nggak boleh pulang hari ini?" Sejenak hening, Sammy belum menjawab pertanyaan dari Sandy.
Sandy curiga ada sesuatu yang terjadi. Atau adiknya sudah punya pacar? Hingga ingin membawa pacarnya itu mesra-mesraan berdua di kamar apartemen mereka? Sedangkan Sandy harus kembali ke rumah bersama Ayah dan Bundanya lalu menyetir selama satu setengah jam perjalanan setiap hari menuju kampus, sedangkan adiknya bisa berduaan saja dengan perempuan dan ehem-eheman. Bukankah itu tak adil?
"Lo, punya cewek ya Sam?"
"C-c-cewek apaan sih? Kagak, yang ada elu kali yang cepet punya cewek," Karena mereka saudara kembar, sikap sekecil ini saja bisa ditebak. Bahkan hanya melalui telepon dan mendengar suara bergetar dari Sammy saja, Sandy dapat menebak apa itu.
"Iya, lo punya cewek terus mau maen rumah-rumahan di apart kan? Ngaku lo, gue yakin semalem waktu gue nemenin Bunda di rumah sakit jenguk Oma lo udah maen mamah papah-an sama tu cewek,"
"Anying, kagak anjer! Gua kagak sebejat itu ye, intinya plis jangan balik ke apart untuk sementara ini," Sandy masih belum yakin dengan permintaan adiknya maka Sandy mengajukan permintaan. Tidak ada yang gratis di dunia ini.
"Kalo gitu, lo beliin gue FIFA 19 di Origin, bukan di mamang-mamang bajakan,"
"Gila lu, Bunda cuman ngasih limit kartu kredit gua cuman satu juta ya bang, sedangkan duit gue udah abis buat keperluan kampus," Nah, itu yang ingin Sandy tanyakan ketika sms dari bank masuk ke kotak pesannya.
Di pesan tersebut tertera bahwa adiknya menarik uang senilai sepuluh juta rupiah. Keperluan kampus apa yang membutuhkan uang sebanyak itu? Kalau hanya untuk keperluan klub futsal yang Sammy ikuti di kampusnya tidak mmebutuhkan uang sebanyak itu. Buku kuliah? Sedangkan buku kuliah untuk jurusan Bisnis tidaklah semahal buku kuliah anak jurusan kedokteran.
Apakah Sammy mulai ikut-ikutan ke klub-klub malam seperti anak di kampus mereka? Sepertinya tidak, karena Sammy tipe anak yang lebih baik-baik disbanding dirinya. Sammy pasti lebih memilih malam mingguan di kamar sambil bermain game konsol dan game online dibandingkan nongkrong sampai pagi bersama teman-teman di kampusnya.
"Kalo lo nggak mau beliin gue FIFA 19 di Origin, gue lapor ke Bunda kalo lo ngewe ama cewek,"
"Kampret lu ya bang, bener-bener dah, oke oke deh gue bakalan cerita ke elu, intinya gue bantu temen gue yang lagi kesusahan dan lagi butuh banget tempat tinggal, tapi gue nggak mau dia nggak nyaman karena lo juga tinggal disini, seminggu deh lo di rumah Bunda sama Ayah, terus minggu depannya lo balik lagi kesini, abis itu gue certain detail ceritanya komplit plit plit plit, plis bang Sandy, pliiiiss..." Sandy memikirkan matang-matang tawaran adiknya dan memikirkan untung serta ruginya bagi dirinya. Bisa dibilang Sandy memang sangatlah perhitungan dibandingkan adiknya.
"Oke, deal tapi tetep beliin gua FIFA 19 di Origin, gue nggak mau tahu ya dek,"
"Kampret lu emang bang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Random21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...