WARNING! 21+++
This part maybe disturbing by some people who didn't like or not usually reading some same-sex (lesbian, gay or bisexual) sexual scene.
You can skip this part if you didn't like it.
Please be a responsible reader and enjoy reading.
Thank You.
Jantung Cinta berdebar dengan kencang ketika ia berdiri di depan kamar 201, kamar miliknya dan Gita. Cinta sengaja tidak ikut suaminya ke Medan karena ia beralasan ingin menemui temannya yang sakit dan menemaninya. Untung saja suaminya itu sangat pengertian dan membiarkan Cinta mengurusi masalahnya.
Satu bulan lagi Cinta dan Sebastian akan pergi ke Korea dan melangsungkan hidup disana.
Hari ini Cinta ingin mengungkapkan semuanya ke Gita dan berharap ia takkan mematahkan hati wanita itu terlalu dalam.
Jika Cinta disuruh memilih siapa yang ia cintai antara Gita dan Sebastian, Cinta tak tahu. Karena Cinta mencintai keduanya dengan cara yang berbeda. Sebastian sudah seperti separuh tubuh Cinta, jika tidak ada Sebastian di hidup Cinta maka Cinta takkan sanggup berdiri tegak menjalani hari-harinya, dia akan rapuh lalu mencari pelarian ke siapapun yang akan memberikannya kenyamanan.
Sedangkan Gita? Wanita itu memberikan apa yang Cinta sulit dapatkan dari Sebastian selama dua tahun belakangan ini. Gita memberikan kehangatan, kenyamanan, dan kasih sayang.
Jika Gita pergi dari hidup Cinta, Cinta rasa hatinya juga akan patah hingga suara retakannya itu terdengar ke seantero kota. Entah kenapa Cinta memencet bel apartemen Gita bukan menekan langsung kode apartemen mereka.
Suara kunci terbuka dan tampaklah wanita itu berdiri di hadapan Cinta dengan mata tajam setajam kucing, rahang lancip yang membuat Cinta menahan nafas setiap melihatnya, hidung mungil tetapi tegas yang selalu menyentuh kulit Cinta ketika mereka berciuman, bibir tebal yang terasa lembut di bibir Cinta.
Gita tersenyum melihat Cinta yang berdiri di hadapannya lalu menyambutnya dengan pelukan. Aroma mawar liar yang menyeruak dari tubuh Gita memberikan Cinta kenyamanan dan kehangatan.
"Welcome home sayang..." Gita menangkup wajah Cinta lalu menciumnya dengan lembut, intens dan manis.
"Maaf aku nggak ngabarin kamu sama sekali," Kata Cinta saat melepaskan bibirnya dari Gita.
"It's okay,aku memang sempet khawatir, I miss you so much sayang... yuk mau ku siapin air hangat buat mandi? Pasti kamu capek deh perjalanan jauh dari Bandung," Cinta merasa sangat bersalah telah berbohong dengan kekasihnya itu.
Selama satu minggu ini Cinta menghabiskan waktu bersama suaminya di tempat tidur mereka. Apakah Cinta sudah merasa seperti wanita jalang yang brengsek? Ya, dia merasa seperti itu sekarang.
Hanya beberapa jam yang lalu Cinta dan Sebastian bercinta di mobil mereka saat Cinta akan mengantarkan Sebastian menuju bandara untuk mengejar pesawat ke Medan.
Bahkan, Cinta masih merasakan panasnya sentuhan Sebastian di bagian intim Cinta dan Cinta merintih meminta Sebastian untuk tidak melepaskan milik Sebastian dari miliknya. Telinga Cinta juga masih mendengar suara Sebastian yang meirntih sambil memanggil namanya saat mereka mencapai puncak bersama.
"Kok bengong? Yuk sini, aku kangen berat..." Gita merengkuh Cinta saat mereka sudah sampai di dalam kamar apartemen.
Bibir Gita mencapai bibir Cinta dan hal tersebut membuat Cinta tersentak kaget. Lidah Gita bertemu dengan lidah Cinta dan merasakan sebuah adrenalin yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Random21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...