Tamara membuntuti Bu Lestari kemana pun setiap pemilik apartemen tersebut mengecek setiap sudut ruangan. Berharap ia tidak akan diusir karena kamarnya penuh bau rokok. Beberapa kaleng bir juga lupa ia buang.
Padahal dirinya adalah dosen muda di universitas yang tidak jauh dari apartemen ini. Apalagi si induk semang ini tipe nya suka ikut campur dan masuk begitu saja ke kamar penghuni, hal tersebut membuatnya risih. Padahal ia suka sekali tinggal di sini, karena lingkungannya yang nyaman.
"Kalau bisa sampah dipisahkan ya mbak mana yang bisa di daur ulang mana yang tidak, terutama..." Bu Lestari menunjuk ke tumpukan kaleng bir yang bergeletakan di meja tamu ,"Itu" Tamara hanya membalas dengan senyum datar lalu Bu Lestari keluar dari kamarnya.
"Gila sih itu Ibu, nyokap gua aja nggak pernah ngecek ampe kek gini," Tamara berjalan menuju kulkas dan mengambil satu kaleng bir untuk ia minum. Ia membuka penutupnya lalu menyesapnya dengan nikmat.
"Ah, seger gini nih... weekend harusnya nggak ada yang ganggu gua..." Tamara Lim. Wanita berumur 30 tahun ini adalah dosen muda di salah satu kampus ternama di daerah ini.
Ia menghabiskan masa kecilnya sampai universitas di Amerika Serikat dan berakhir kembali lagi ke Indonesia karena orang tua nya bangkrut saat membangun bisnis restoran cina di negeri paman sam tersebut. Ibu nya meninggal karena stress yang dialami, dan menyebabkan tumbuh tumor ganas di sekitar payudaranya.
Saat ini hanya ia, adik perempuannya dan Ayahnya. Karena ia tidak tega melihat Ayah nya yang susah payah membangun bisnis kembali, ia bertekad untuk membantu pengeluaran keluarga dengan menjadi seorang dosen universitas swasta yang ditawari oleh teman dekat nya di kampus dulu.
Karena gaji yang ditawarkan menggiurkan dan fasilitas tempat tinggal serta kendaraan yang ditawarkan oleh kampus yang ia ajar membuatnya mengambil pekerjaan ini dan kemungkinan tidak akan melepaskannya.
\Tidak ada yang tahu bahwa sifat asli Tamara sungguh berantakan.
Seperti sebuah Alter-ego jika melihatnya bersikap di kampus dan di kamar apartemennya. Di kampus ia terkenal dengan julukan Bu Tamara yang super cantik dan rapi. Karakternya di kampus dikenal sebagai seorang dosen muda lulusan Universitas di New York yang mempunyai GPA tinggi serta attitude yang patut dipuji, sungguh contoh tauladan yang sangat baik bagi seluruh mahasiswanya.
Sedangkan di kamar apartemennya ia hanyalah Tamara Lim, yang tidak bisa lepas dari rokoknya, birnya dan celana pendek berwarna pink kusam yang sudah ia punya sejak ia duduk di bangku SMP.
Ia tidak punya attitude yang baik dan patut dipuji disini, ia suka mengumpat dengan menyebut salah satu hewan kesayangannya, jarak memakai bra di kamar apartemennya, terkadang hanya memakai kaos singlet dan celana pendek berwarna pink kusam jika keluar hanya untuk membeli rokok dan bir di supermarket terdekat.
Ia mempunyai tato yang bertuliskan "Fuck you my life already ruined" di bawah perutnya yang sebelah kanan. Ia mengenal salah satu anak di kamar 102. Kemarin mereka tidak sengaja berpapasan saat Tamara pulang dari kampus. Karena seingatnya ia pernah melihat salah satu anak kembar itu di kelas nya.
Tamara mengajar kelas dasar-dasar filsafat, yang wajib diambil bagi sebagian besar mahasiswa di kampus tersebut. Kalau tidak salah ingat namanya Sandy. Lumayan tampan untuk seukuran mahasiswa baru, dedek-dedek brondong gemes pikirnya sambil tertawa-tawa sendiri.
Lalu ia menggeleng-geleng dan memukul wajahnya. Apa yang ia pikirkan? Ia seorang dosen yang berumur 30 tahun, dan mahasiswa itu adalah murid nya yang paling tidak jauh-jauh dari umur 20 atau 21 tahun. Ia menyesap bir nya lagi lalu menyalakan televisi dan menonton acara TV yang paling tidak jelas dan tidak menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Diversos21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...