Hati Freya kecewa setelah Sammy ingin menyewanya semalaman. Ia piker Sammy bukan lelaki seperti itu.
Hal itu mengingatkannya pada salah satu teman satu sekolahnya sekaligus sahabatnya Jaffa Pranogo saat mengetahui pekerjaan Freya yang sebenarnya. Bukannya Jaffa membocorkan hal ini ke pihak sekolah atau mengadu kepada Ibu nya, tidak. Jaffa malah menawari Freya untuk dipakainya semalaman. Freya dengan terpaksa menerima karena dia sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Ayahnya. Setelah Jaffa memakai Freya, Freya hanya bisa menangis dan menangis.
Sama seperti halnya sekarang, Freya dapat menutupi kekecewaannya dengan acting yang bagus. Freya bisa berakting di hadapan laki-laki hidung belang seperti ini. Freya seketika akan berubah menjadi Fairy. Seorang peri penggoda yang siap memberikan service apapun kepada Master yang telah membayar jasanya.
Saat Freya dan Sammy sudah sampai di depan kamar 102, Sammy membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan Freya masuk.
Selama 3 tahun Freya tinggal di Apartment 88 baru kali ini dia masuk ke salah satu kamar penghuni. Walaupun terkadang ia membantu Ibunya membersihkan pinggiran kamar penghuni tak sekalipun ia berani melongo dan menengok ke dalam kamar penghuni karena itu SOP yang diberikan Bu Lestari pada Housekeeping.
Freya meletakkan tas besarnya di sofa milik kakak beradik kembar ini. Bisa dilihat isi kamar milik mereka sangat menggambarkan kepribadian Sandy dan Sammy.
Game konsol yang hanya diletakkan sembarangan di meja depan TV, beberapa tumpuk majalah otomotif dan olahraga. Bahkan Freya dapat melihat sedikit tumpukan majalah pria dewasa yang menampilkan wanita yang hampir tidak menutupi apapun di tubuhnya. Tentu saja pasti ada hand sanitizer dan tissue di dekat majalah pria dewasa itu, Freya tahu apa yang di lakukan lelaki dengan hal tersebut.
Freya merebahkan tubuhnya lalu bersiap-siap untuk malam yang sangat Panjang ini yang pasti akan mematahkan hatinya. Freya menganggap Sammy sebagai sosok lelaki sempurna yang tidak akan menyewa perempuan kupu-kupu malam seperti dirinya.
Namun, ternyata semua lelaki sama saja, hidung belang, horny all the time, dan hanya menganggap wanita sebagai pemuas nafsu belaka.
Saat Freya akan membuka pakaiannya Sammy menahan lengan Freya dan menggeleng dengan cepat. Freya keheranan dengan sikap Sammy seperti itu.
"Duduk aja dulu jangan lepas apa-apa, jangan lepas baju lepas apapun deh duduk aja dulu, tunggu disini, gue buatin lo sesuatu," Freya mengernyit, namun mengikuti apapun kata Master yang akan menyewanya selama Master tersebut tidak melewati batas kontrak yang telah di janjikan.
Tak berselang lama kemudian, Sammy membawakan Freya sebuah mangkuk yang berisikan mie instan rebus dengan telur setengah matang dan beberapa potongan sayur. Lalu Sammy juga meletakkan di depan meja sebuah cangkir yang berisikan the hangat.
"Makan ini dulu sama minum dulu, muka lu pucet Fre," Freya heran, se-heran herannya dengan Sammy.
Bukankah dia ingin menggunakan Freya mala mini untuk memuaskan nafsunya? Kenapa dia malah ditawari mi instan rebus dan teh hangat? Tidak ada pelanggannya yang seperti ini. Apalagi khusus untuk Sammy, Freya tidak menuntut harus menginap di hotel, Freya bersedia melakukan hal tersebut di kamar apartemen ini.
"Ayo dimakan," Freya menatap Sammy dengan wajah keheranan. Sammy hanya tersenyum lembut ke arahnya seperti yang biasa laki-laki ini lakukan ketika bertemu Freya.
"Kakak nggak mau siap-siap dulu gitu? Mandi atau apa?" Sammy lagi-lagi hanya tersenyum.
"Makan dulu yuk, gue juga buat mi kok, kita makan bareng," Sammy berjalan kembali menuju dapur lalu muncul kembali membawa mangkuk yang sama. Sammy duduk di seberang Freya lalu menyeruput mi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Random21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...