Sudah hampir dua hari Freya menginap dan tidur di kamar Sammy. Malam ini Freya memutuskan untuk mengembalikan uang Sammy dan mengatakan pada Sammy bahwa tidak sepantasnya ia mendapatkan kebaikan ini dari laki-laki itu. Ibunya selama ini hanya tahu setiap malam Freya tidak tidur di rumah dan pulang pagi karena kerja lembur di café.
Padahal, selama ini Freya memberi kenyamana kepada laki-laki hidung belang yang mau merasakan dirinya.
Malam ini Freya mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur lalu keluar dari kamar Sammy. Sudah hampir dua hari pula Sammy tidur di kamar Sandy. Freya juga heran, sore tadi dia melihat Sandy masuk ke lingkungan apartemen ini namun tidak masuk ke kamar apartemennya melainkan masuk ke kamar 202, yang setahu Freya adalah seorang dosen di kampus Sandy dan Sammy. Apakah mereka terlibat sesuatu hubungan yang tidak seharusnya Freya ketahui? Entahalah, Freya juga tidak peduli.
Tampak tubuh menjulang Sammy yang memasuki kamar apartemennya lalu tersenyum lembut ke arah Freya.
"Eh, udah dateng ternyata dek..." Freya hanya bisa mengangguk dan tercengang melihat ketampanan Sammy.
Sebetulnya Freya juga penasaran, apakah Sammy punya pacar di luar sana? Di kampusnya mungkin? Tidak mungkin kan laki-laki setampan dia masih jomblo?
"Mau makan apa nih kita malem ini? Mau pesen gojek? Apa yah, Eatlah? Nasi padang? Mcd? KFC?" Freya masuk lagi ke kamar Sammy lalu keluar lagi sambil membawa amplop coklat yang berisikan uang tunai.
"Gue mau ngembaliin ini," Sammy mengambil amplop itu lalu membukanya dan menutupnya lagi.
"Gue udah ngasih ini ke Miss Tina kok bisa di tangan lo lagi?"
"Gue yang minta," Jawab Freya singkat. Sammy masuk ke dalam kamarnya dan Freya mengikutinya, tampak Sammy meletakkan lagi amplop tersebut k etas Freya.
"Balikin ke Miss Tina dan ambil separuhnya buat elo," Freya menggeleng.
"Freya..."
"Gue nggak akan nerima duit lo, gue nggak butuh dikasihani, gue juga nggak pantes di baikin kayak gini Kak, harga diri gue berasa diinjek-injek, apalagi di perlakuin kayak manusia dari lo, gue udah biasa diperlakuin kayak keset! Jadi, jangan mencoba untuk menjadikan gue manusia lagi," Mata Freya terasa memanas dan air matanya tumpah seketika. Sammy mendekati Freya lalu memeluknya dan menepuk punggungnya.
"Lo manusia Fre, bukan keset atau binatang, wajar aja gue perlakuin lo kayak manusia, because you are worth more than anything, sudah sewajarnya gadis cantik, manis kayak lo diperlakukan lebih baik dari ini," Freya dapat merasakan aroma tubuh Sammy yang begitu harum dan kehangatan tubuh Sammy yang begitu hangat. Sammy mengangkat wajah Freya dan menghapus air mata Freya menggunakan jempolnya.
"Jangan nangis ih, Freya yang galak jadi ilang kan?" Sammy tersenyum lebar lalu terkekeh.
Jantung Freya tiba-tiba berdegup dengan kencang. Apalagi posisi mereka saat ini sedang berpelukan. Freya panik dan grogi. Padahal dia biasa menangani klien yang skinship nya melebihi berpelukan.
Tetapi kenapa rasanya begitu intim dan intens bagi Freya, melebihi melakukan hubungan seksual yang biasa dia lakukan ketika melayanin kliennya.
Freya mendorong tubuh Sammy menjauh lalu wajah Sammy panik.
"Sorry, sorry gue kelewatan batas ya? Maaf Fre... maaf..." Wajah Sammy yang penuh penyesalan membuat heran Freya.
Untuk apa Sammy meminta maaf padanya karena memeluk dirinya? Tidak pernah ada lelaki yang meminta maaf padanya walaupun sudah hampir melakukan percobaan pencabulan padanya, karena ujung-ujungnya Freya yang disalahkan oleh pria yang bernafsu karena melihat tubuhnya, karena Freya mempunyai tubuh seperti wanita dewasa di usianya yang masih belia.
Wajah Sammy semakin memucat dan panik ketika Freya hanya terdiam. Padahal Freya terdiam karena terkejut dengan perlakuan sopan Sammy terhadap perempuan, apalagi perempuan kotor sepertinya. Tidak seharusnya Sammy memperlakukannya sesopan ini. Freya tidak terbiasa mendapatkan perlakuan sopan dari laki-laki.
Freya juga sedikit takjub dengan pertahanan kuat yang ditunjukkan oleh Sammy selama dua hari mereka di kamar apartemen yang sama. Sammy seperti tidak melihat dirinya dan memperlakukannya seperti anak kecil. Padahal setiap malam baju tidur yang dipakai Freya lumayan terbuka. Tapi tak sekalipun Sammy menyentuhnya, baru kali ini Sammy memeluk Freya karena ia menangis dan terluka akan harga dirinya.
Lagi-lagi di perut Freya seperti ada kupu-kupu yang terbang dan membuat geli perutnya serta jantungnya menari-nari dengan cepat hingga membuat suara detak jantungnya dapat terdengar di seluruh kamar ini.
Baru ini dia merasakan hal seperti ini, merasakan sesuatu yang sangat asing ia rasakan, sesuatu yang sulit ia jelaskan. Apakah ini yang Namanya jatuh cinta? Apakah seorang Freya Celestina bisa jatuh cinta? Oh, tidak dia jatuh cinta dengan laki-laki yang sangat baik hati yang ada di hadapannya ini, laki-laki yang tidak pantas ia cintai, laki-laki yang tidak pantas menyambut hatinya.
"Fre?" Tampak Sammy yang berusaha sebisa mungkin berdiri menjauhi Freya. Freya menatap wajah gelisah Sammy yang tampan lalu tersenyum ke arahnya.
"Thank you kak Sammy," Katanya pelan. Air mata Freya jatuh lagi.
"Thank you," Kata Freya lagi sambil terisak. Sammy menggeleng pelan lalu mendekat kea rah Freya dan menekan pundaknya.
"Udah, gue bilang kan you are worth more than anything, gue akan selalu ada buat lo kalo lo butuh gue oke? Kayak lagu Bruno mars deh pokoknya you can count on me like one two three I'll be there..." Kata Sammy sambil menyenandungkan nada lagu tersebut, hal itu membuat Freya tertawa.
"Tuh, cantik lagi kan kalo ketawa, yuk lah laper nih mau makan apa?"
Dunia Freya yang tadinya terasa abu-abu kini berubah menjadi mejikuhibiniu. Beban yang Freya rasakan semenjak Ayahnya bangkrut dan jatuh sakit tiba-tiba terasa ringan seperti ada yang membantunya mengangkat beban itu.
Freya menatap punggung Sammy yang berjalan menuju luar kamar lalu Freya tersenyum lebar. Sepertinya Tuhan masih menyayanginya karena Freya diberikan hadiah manusia yang berhati malaikat seperti Sammy.
Freya bertekad, dia akan membalas kebaikan Sammy suatu hari nanti, dan Freya akan mencari jalan keluar bagaimana caranya dia keluar dari jeratan Miss Tina. Karena dia ingin merasakan kehidupan normal yang selama ini ia idam-idamkan, kalau perlu bersama dengan laki-laki ini.
Tahun ini dia akan lulus SMA, Freya akan lulus dengan nilai bagus dan berusaha untuk masuk ke kampus terbaik dan menjadi orang yang pantas bersanding dengan Sammy.
"Kak hari ini ajarin gue Kimia ya," Sammy menoleh ke arahnya yang sedang memegang ponsel.
"Oke, ada PR apa lagi?"
"Biologi sama Matematika,"
"Terus apalagi?"
"Udah itu aja geu perlu itu aja,"
"Oke, gue pesenin ayam gepuk pak gembus aja ya? Gue lagi pengen pedes-pedes,"
"Iya Kak, gue ambil buku dulu ya,"
"Oke," Sammy tersenyum lalu mengacak rambut Freya.
Wajah Freya merona hanya karena sentuhan kecil yang dibuat Sammy. Jantungnya berdebar tak karuan lagi. Freya rasa dia telah jatuh cinta dengan laki-laki ini. Saat ia masuk ke dalam kamar Sammy ia merogoh tasnya dan mengambil buku pelajarannya sambil mengelus-elus dada.
"Tenanglah hati, tenanglah jantung, lo belom pantes ngerasain kayak gini ke Kak Sammy, sabar ya jantung dan hati, gue berusaha jadi gadis se-normal mungkin," katanya pada dirinya sendiri.
"Fre? Pedesnya mau level berapa?" Teriak Sammy dari luar kamar.
"Pedesnya level 3!" Jawab Freya dari dalam kamar.
"Oke! Mau kol goreng kagak?"
"Iya!"
Freya harus makan pedas-pedas hari ini agar pikiran aneh yang memenuhinya ini segera hilang dari otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Random21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...