Sandy ingat sekali dia terbangun dengan hati yang sangat hampa. Sandy mencari ke seluruh sudut ruangan tidak ditemukannya satu pun jejak Tamara. Walaupun sudah hampir satu bulan berlalu, Sandy masih merasakan kehangatan tubuh Tamara di malam dia merasakan sebuah hubungan paling intim yang pernah ia rasakan. Keintiman itu tidak hanya hubungan fisik semata, namun keintiman yang ia rasakan saat itu juga termasuk sebuah perasaan mendalam yang ia rasakan malam itu.
Sandy sudah pernah tidur dengan banyak wanita, namun hanya di malam itu dia merasakan kulit mereka yang saling menggesek mengakibatkan sebuah percikan mendalam bagi hatinya. Hatinya, batinnya dan segala hal yang tak tampak ada di dalam dirinya ikut menyala saat itu.
Malam itu Sandy siap memberikan segala dunianya untuk Tamara. Segala miliknya untuk Tamara. Tamara wanita pertama yang sudah menyentuh hati terdalam Sandy. Walaupun usianya maish terbilang sangat muda untuk mengakui perasaan terdalam tersebut, Sandy yakin Tamara-lah, adalah wanita-nya, Sandy sangat yakin akan hal itu.
Perasaan yang ia rasakan kini begitu menyiksa, sesak dan membuatnya terkadang sulit bernafas. Ingatan pada malam itu membuatnya lumpuh, membuat segalanya tak terkendali. Tamara meninggalkannya sendirian di tempat tidur yang terasa sangat dingin tanpa kehadiran wanita itu.
Sandy masih dapat merasakan aroma khas Tamara yang tertinggal di di setiap ujung kulitnya. Setiap sentuhan Tamara meninggalkan jejak yang tak tampak seperti seorang penjahat yang meninggalkan sidik jari di setiap kulit Sandy.
Astaga, kemana perginya wanita itu? Kemana perginya dia? Kenapa dia tak kunjung kembali dari cuti panjangnya? Kini liburan semester sudah dimulai. Sandy kira pada saat ujian akhir semester di mulai dia akan bertemu dengan Tamara, namun dosennya itu tidak muncul di setiap kelas yang ia ikuti. Hatinya sakit dan dadanya perih.
Kunci kamar Tamara masih Sandy bawa hingga sekarang. Setiap hari Sandy akan duduk di kamar yang masih meninggalkan jejak aroma Tamara dan menghirup aromanya dalam-dalam. Aroma Tamara maish ada di seprai yang mereka gunakan malam itu, masih ada di selimut yang menutupi tubuh mereka malam itu, sungguh segala aroma dan jejak Tamara tidak Sandy hapuskan dari situ.
Setahu Sandy dari bagian kemahasiswaan Tamara hanya mengambil cuti selama dua minggu, namun kenapa sampai sekarang wanita itu tak kunjung kembali? Ada apa sebenarnya? Kenapa wanita yang ia cintai itu tak kunjung kembali?
Sandy berada di pernikahan salah satu karyawan Ayahnya. Pernikahan itu berlangsung sedikit kacau karena sang pengantin pingsan di tengah acara. Kini kedua orang tuanya dan Sammy kembali ke mobil untuk pulang ke rumah.
"Pak Male, bisa nggak nurunin saya di Apartment 88?" Tanya Sandy. Ayah dan Ibunya menoleh ke arahnya dengan tatapan heran.
"Ngapain? Kan kamu udah libur," Tanya ibunya dengan nada heran.
"Mau ambil barang sesuatu sama besok ada ketemuan sama temen kampus Bun,"
"Gue ikut ya Bang..." Sahut Sammy. Sandy menoleh ke arah Sammy dengan tatapan curiga. Sandy tahu rahasia adiknya kini. Dia terlibat dengan salah satu bisnis prostitusi terbesar dan sedang berusaha mengungkapkan bisnis tersebut ke media dan kepolisian serta bekerja sama dengan salah satu pengusaha besar termuda di Indonesia Gideon Rupasha.
"Nggak usah gue aja,"
"Pak Male saya juga turun," Sahut Sammy seperti tidak perduli dengan peringatan Sandy. Sandy memicingkan matanya ke arah Sammy.
"Ikutan ae lu ah... Bund, Sammy pulang ke rumah,"
"Dih! Apa urusan lo dah ngelarang gue Bang... Bund, dia mau ke—" Sandy segera memukul punggung adiknya, karena Sammy akan mengatakan hal yang sebenarnya. Sammy kinit ahu rahasia Sandy, mereka saling tahu kartu masing-masing kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Aléatoire21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...