Kamar 201 ( Cinta dan Gita) 00

19.5K 376 4
                                    

Gita Jelita hanya bisa gigit jari saat Bu Lestari memprotes mengenai tunggakan sewa kamar apartemennya. Ia sudah menunggak selama dua bulan.

 Ia masih belum bisa membayar sewa kamar ini karena masih banyak keperluan yang ia butuhkan, terutama biaya rumah sakit yang harus ia bayar untuk pengobatan Ibu nya yang terkena kanker serviks. 

Cinta Rizkia membawa nampan berisikan teh hangat dan camilan kecil yang ia suguhkan untuk Bu Lestari. Cinta dengan tenangnya menanggapi protes yang dilontarkan dari mulut Bu Lestari.

"Saya punya uang cash nya sekarang kalau Ibu berkenan," Gita melebarkan mata nya lalu mengikuti Cinta yang masuk kedalam kamar nya.

"Cin, nggak usah biar aku aja..."

"Git, apartemen ini juga apartemen ku, kita sepakat untuk nanggung bersama kan?" Gita menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menghentikan Cinta untuk melangkah keluar ruangan

"Aku nggak mau ngebebanin kamu," Cinta menggeleng pelan

"Kamu yang malah buat aku ngerasa terbebani, kenapa kamu nggak bilang kalo kita nunggak?" Gita menghela nafas panjang

"Kamu lagi sepi pelanggan sayang, pendapatan kamu lagi nggak bagus, nggak mungkin aku minta kamu bayar sewa di bulan lalu dan bulan ini," Saat ini wajah Cinta kesal memandang wajah pacarnya. 

Gita dan Cinta pasangan lesbian yang sudah tinggal bersama selama 2 tahun. Gita berumur 30 tahun ia seorang manajer band yang tidak begitu terkenal, bahkan hanya beberapa orang saja yang tahu band yang sedang ia manajeri ini. 

Cinta, 28 tahun seorang Make Up Artist yang juga tidak begitu banyak pelanggan, dan bekerja sampingan di sebuah salon dekat apartemen tempat tinggalnya.

"Git, aku juga berpenghasilan okay? Jangan underestimate aku, aku juga bisa bantu kamu bayar sewa kok..." Cinta mendorong tubuh Gita dengan kesal lalu berjalan keluar ruangan. Lalu ia menyerahkan uang tersebut kepada Bu Lestari. Bu Lestari menghitung jumlah uang tersebut lalu menuliskan sebuah kwitansi pada mereka.

"Lain kali saya tidak mau menerima tunggakan dari kalian, padahal kamar ini, kamar paling terawat dari semua kamar penghuni lainnya tapi kenapa malah paling sering nunggak..." Gita dan Cinta hanya bisa tertunduk malu. 

Setelah itu Bu Lestari keluar dari kamar mereka. Cinta membereskan cangkir teh dan piring camilan ke dapur, lalu meletakkan cangkir dan piring tersebut di wastafel. Gita memeluk Cinta dari belakang lalu mengecup leher Cinta.

"Thanks sayang, maafin aku kalo aku egois," Cinta membalik tubuhnya ke arah Gita lalu mengecup bibir Gita dengan lembut.

"Apa guna nya aku kalo kamu suka mendem masalah kayak gini sendirian?" Kali ini Cinta yang memeluk Gita, Cinta membenamkan wajahnya ke leher Gita.

"Lain kali janji jangan lagi mendem cerita sama aku okay?" Gita mengangguk lalu merengkuh tubuh Cinta dengan erat. 

Apartment 88 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang